View Full Version
Sabtu, 23 Dec 2017

Melon Pink Tanda Cinta Ala Kapitalis

Oleh: Nurhayati Harahap
 
Sering kita terjebak dengan persepsi arti warna yang sudah terlanjur ada di benak masyarakat. Semisal untuk berkabung maka pakailah hitam atau warna gelap, untuk Momen suci pakailah warna putih saja, untuk Momen berani pakai merah, hijau untuk ketenangan, ungu Itu warna janda dan banyak arti lain untuk warna lain. 
 
Terlepas dari pengertian warna itu tepat atau hanya kebetulan saja, maka tidak terkecuali warna pink yang katanya adalah warna cinta. Cinta yang bagainana tu!?
 
Suatu waktu, 'ada temen yang cerita kalau sekarang ada melon pink', saya anggap angin lalu saja...karena saat Itu susana hati saya bukan tengah becanda dan saya cuek saja, saya tak menanggapi...dalam hati saya bergumam...jadi sekarang buah melon ada yang Orens, kuning, putih Dan sekarang tambah pink. Rasa apa gerangan?!
 
Agak berselang waktu, saya sedang baca berita, ternyata si melon pink terpajang diantara melon hijau. Betapa telat saya tertawa...ternyata yang teman saya maksudkan itu kemasan tabung gas 3 kg warna pink. Jadi melon pink' pendamping baru melon hijau, bedanya si Pink nggak disubsidi dan si hijau disubsidi.
 
Jadi sudah tau dunk Itu melon pink rasanya apa ya dan rasa cinta seperti apa yang ada dibalik warnanya yang Pink itu.
 
Rasa melon pink yang sejatinya menurut artian warna adalah tanda cinta Itu, rasanya pahit. Entah kebetulan atau memanfaatkan persepsi arti warna pink melon ini sudah mulai produksi sebab terlihat sdh ada di berita http://amp.kontan.co.id/news/Industri.kontan.co.id/news/pertamina-siap-jual-lpg-3-kg-non-subsidi.
 
Pahit sebab harganya yang pasti lebih Mahal. Pada prinsipnya makin dalam kita merogok kantong untuk sebuah melon pink yang warnanya menggoda maka makin dalam pula kita merogok tuk memenuhi kebutuhan lainnya. Kalau harga bahan pokok naik Akan segera menyusul bahan-bahan lain harganya juga akan merangkak naik.  karena bahan pokok sulit digantikan bahan lain, sejak kebijakan konfersi bahan bakar gas  maka kondisi harga yang tidak stabil terasa dikalangan masyarakag. 
 
Yang menjadikan melon pink ini juga pahit adalah kebijakan pemerintah yang memahalkan harga ini, terindikasi ingin mencari jalan singkat cara cepat untuk mengambil banyak hak dari rakyat dan mengecilkan kerja pemerintah untuk mudah bayar hutang yg melambung. 
 
Kebijakan Cara lama dengan menaikkan pajak untuk lerolehan sumber pembayaran pajak dianggap atau berresiko tinggi mempengaruhi stabilitas mental rakyat yang saat ini susah ekonominya. Dengan adanya melon Pink Akan semakin terjadi peng kelas-kelasan bagi masyarakat yang dapat subsidi dan yang tidak dapat subsidi. Sehingga selisih biaya menurunnya angka orang yang menerima subsidi akan menghemat/mengurangi subsidi.
 
Di sisi lain, harga lebih yg dilatok untuk gas melon pink tanpa subsidi juga memberi pemasukan bagi pemerintah maka dengan menghadirkan melon pink Ada sekaligus 2 target terpenuhi. Wow..strategi ini sulit tuk dipilah apakah strategi Penguasa atau strategi Pengusaha atau strategi Penguasa yang Pengusaha. 
 
Mengapa upaya pemerintah hanya berputar di area distribusi pada konsumen, mengapa pemerintah tidak bermain di area produsen sehingga bisa menjamin ketersediaan pasokan, menjamin keterjangkauan harga bahan pokok gas, menjamin juga kualitas dan keamanan gas.
 
Faktanya, sering kita dengar kelangkaan gas, meresahkan sampai masyarakat harus antri panjang mengular untuk sekedar menunggu jatah gas, atau perlu berkeliling jauh untuk mencari dimana ada yang masih tersisa gas untuk dibeli.
 
Untuk kita bisa membeli saja, ada musimnya sulit langkanya ia dipasaran, maka hampir bisa dipastikan perbedaan harga disatu tempat akan sangat berbeda di tempat lain, Hal ini membuka peluang Monopoli yg Akan merugikan masyarakat juga.
 
Tidak sedikit juga kejadian pengoplosan gas atau pengurangan isi gas atau tabung yang tidak pas. Banyak masalah yang pemerintah tidak hadir untuk menyelesaikan berbagai masalah secara tuntas berkelanjutan, hanya hadir sesekali untuk menenangkan riak kecewa, marah ditengah2 masyarakat selebihnya masyarakatnya mengandalkan diri sendiri.
 
Kejadian terkait kekecewaan masyarakat yang umumnya kalangan ibu terekam dalam video berita yang berisi ungkapan kekecewaan atas langkanya, mahalnya dan sulitnya para Ibu mengatasi masalah hidup yang seluruh biaya meningkat. https://youtu.be/HfKqoHF5DjU.
 
Kecewa Demi kecewa yang mendera dan sudah memang jadi makanan keseharian masyarakat Negeri ini. Diberbagai bidang kehidupan yang seharusnya pemerintah hadir sebagai bentuk pelaksanaan tugas sebagai pengatur Negara, juga pemerintah sebagai pengayom masyarakat, terasa Itu hanya ada dalam hayalan dan harapan tanpa realisasi.
 
Masyarakat menilai semua bidang kehidupan gagal diperjuangkan pemerintah saat ini, semisal pendidikan lewat program Revolusi mentalnya, Kesehatan lewat program BPJS nya, dalam bidang Hukum lewar UU ITE dengan penangkapan tanpa proses yang berimbang dan jelas prosedur dan pengesahan Perppu Ormas 2  2017 menjadi UU yang cacat prosedur dimata masyarakat, sungguh terasa betapa hukum di Negeri ini amat tumpul, mandul bila berhadapan dengan penguasa dan sebaliknya amat sangat tajam menusuk ke ummat khususnya ummat Islam. Naudzubillahiminjalik.
 
Kembali ke soal melon pink yang rasanya pahit, ini juga adalah bagian dari kegagalan pemerintah dalam upaya pengelolaan SDA.
 
Dalam amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3  diingatkan bahwa bumi Dan kekayaan Alam yang Ada  didalam bumi indonesia adalah milik pemerintah untuk diusahakan pengelolaannya oleh pemerintah untuk mensejahterakan rakyat. Namun demikian fakta berbicara lain, kekayaan Alam di bumi Indonesia justru banyak diserahkan pengelolaannya pada pihak Aing. 
\
Sejatinya SDA menjadi kekuatan Negeri kita Justru menjadi bagian yang menjadi masalah Sebab salah urus oleh Pemerintah. Maka wajar saja kalau kemudian masyarakat mempertanyakan apa pekerjaan pemerintah selama ini?  Akan dituntut kepada siapa hak-hak masyarakat?
 
Sejatinya dalam Islam bahwa pengelolaan Sumberdaya Alam adalah kewajiban Pemerintah/Khilafah untuk kemudian bisa dipergunakan hasilnya bagi rakyat,  pendistribusian dengan seadil adilnya bagi masyarakat demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
 
Ini hanya dalam satu bidang pengelolaan SDA. Dalam semua bidang maka Pemerintah/Khilafah adalah sistim Pengurus urusan Ummat dari A Sampai Z. Tidak hanya terkait masalah dunia, akhiratnya pun diurusi oleh pemerintah/Khilafah sebab dasar pengambilan aturannya yang menyeluruh terkait semua problematika hidup manusia tanpa tertinggal satupun, semua masalah ada aturan  dalam Islam.
 
Jadi, terkait "Melon"...dalam warna apapun ia ada maka melon Itu nanti akan terasa manis sebab keterpenuhannya sebagai melon yang berkualitas, yang harganya terjangkau, yang mendapatkannya mudah tanpa musin kelangkaan.
 
Hal Itu akan terwujud bila aturan pengelolaannya sesuai dengan aturan Pencipta cikal bakal bibit melon sebelum menjadi melon penuh berkah. Walloohu A'lam Bisshawab. [syahid/voa-islam.com]
 

latestnews

View Full Version