View Full Version
Selasa, 26 Dec 2017

Berpegang Teguhlah pada Tali Allah

Oleh: Raehan Dwi Putri*

Akhir – akhir ini sering kita dengar dan baca berita bahwa beberapa pengajian Islam dibubarkan oleh kelompok tertentu. Tidak terkecuali Ustadz Felix Siauw, ustadz mualaf keturunan Tiongkok yang tulisan dan dakwahnya viral di media sosial. Kali ini terjadi di Masjid Manarul Islam, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur beberapa hari yang lalu.

Belakang diketahui, bahwa polisi ditekan ormas tertentu, yang meminta tiga pernyataan dari Ustadz Felix, yaitu 1) Mengakui Ideologi Pancasila sebagai ideologi tunggal NKRI. 2 )Tidak akan menyebarkan ideologi Khilafah. 3) Menyatakan keluar dari Hizbut Tahrir Indonesia.

Belum selesai urusan penolakan Ustadz Felix Siauw di Bangil Pasuruan,Jawa Timur kini ada lagi aksi penolakan rencana tablig akbar yang diisi oleh Ustadz Bachtiar  Nasir. Alasan keberatannya karena dai ini kerap memberikan ceramah yang tidak menyejukkan, bahkan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia dan menimbulkan keresahan.

Atas aksi pembubaran pengajian ini, Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat, Ustadz Fahmi Salim, menanggapi,”Akhir – akhir ini terasa  persaudaraan dan persatuan umat Islam seolah tercabik oleh ulah sesama muslim. Kita mudah berpecah dan diadu domba atas nama kepentingan sempit. Mari kembali pulang pada ajaran Islam, hayati pesan al-Quran tentang persatuan ummat.” (panjimas.com, 6/11/17)

Ketika kita lihat lebih dalam, banyaknya persekusi dan pembubaran pengajian atas nama menjaga Pancasila, NKRI dan kebinekaan sudah mengarah pada upaya adu domba internal kaum muslimin dari pihak yang anti Islam. Tapi atas hal ini, pemerintah cenderung tak bersuara atas persoalan ini.

Kita seharusnya sadar bahwa perpecahan ini berbahaya bagi umat Islam. Karena Rasulullah menggambarkan muslim itu satu tubuh, ketika satu merasakan sakit yang lain juga merasakan nyerinya.  Karena itu umat Islam selayaknya kembali bersatu dan merajut kembali ukhuwah Islamiyah. Kewajiban ini didasarkan pada beberapa nash di dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

Dalam al-Quran surat  Ali-Imran ayat 103, Allah berfirman yang artinya:

“Berpeganglah kalian semua pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai – berai.”

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut bahwa tali Allah (habl Allah) adalah al-Quran. Siapapun yang berpegang teguh pada al-Quran berarti berjalan di atas jalan yang lurus. Ayat ini merupakan perintah Allah SWT kepada mereka untuk berpegang pada al- jama’ah dan melarang mereka dari taffaruq (bercerai – berai). Dari sini terang sekali bahwa keterceraiberaian tersebut disebabkan karena al-Quran tidak dijadikan sebagai pegangan dalam mengatur kehidupan.

Selain itu, banyak hadist yang menyebut bentuk – bentuk praktis ukhuwah Islamiyah di antara sesama Muslim secara individual. Di antaranya adalah larangan meng-gibah, memfitnah, memata- matai, membuka aib, menghina, mencela, melanggar kehormatan, membunuh, dan lain sebagainya.

Sebaliknya, banyak hadis yang justru mendorong seorang muslim bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim, bersahabat, berkasih sayang, saling mengucapkan salam dan berjabatan tangan, saling mendoakan, saling mengunjungi, bersama dalam suka dan duka serta lain sebagainya.

Atas pedoman ini, perlu kita sadari bahwa sesama muslim itu bukanlah musuh, melainkan bersaudara. Musuh bersama saat ini adalah kaum kafir penjajah Barat, khususnya Amerika Serikat. Pasalnya, Barat penjajah inilah yang senantiasa berusaha memecah-belah kaum muslim untuk mereka kuasai. Tak mungkin mereka berhasil tanpa sebelumnya berhasil memecah belah kaum muslim.

Selain keharaman, terpecah belahnya kaum muslim ini hanya menghasilkan keuntungan para pembenci Islam dan umatnya. Untuk itu, mari kita kembali bersatu dan saling menguatkan kembali ukhuwah kita. [syahid/voa-islam.com]

*Penulis adalah pemerhati permasalahan umat dan dunia Islam


latestnews

View Full Version