View Full Version
Rabu, 30 May 2018

Hegomoni Barat menimbulkan Ketidaksetaraan Posisi Kata 'Khalifah' dan 'Khilafah'

Oleh: Alfathyah Alkhoiry

“Khilafah” kata yang tak lebih familiar dibandingkan dengan khalifah, seakan menjadi kosakata baru dalam kehidupan saat ini. Padahal kata “khilafah” ini sama pentingnya dengan “Khalifah” dan saling berkaitan erat.

“Khalifah” sudah banyak yang mengenal kata ini karena dipelajari sepintas dari mulai Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi. Terlebih pada sosok-sosok khalifah yang sangat dikagumi seperti Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq, Khalifah Ali bin Abi Thalib. Sosok-sosok yang terkenal lebih dari 14 abad.

Terkenal kisah Umar bin Khattab sebagai Khalifah yang selalu melakukan keliling dimalam hari untuk memastikan bahwa seluruh penduduknya tidak ada yang kelaparan. Maka ketika beliau tahu ada penduduknya yang kelaparan. Beliau rela membawakan sekarung gandum seorang diri sebagai perwujudan akan penembusan amanahnya yang tidak terpenuhi.

Kemampuan pemahaman kaum muslim yang sangat lemah dan jumud menjadikan Kisah Umar bin Khattab ra tersebut dibuat sebatas itu saja tanpa makna mendalam. Hal ini sesuai dengan harapan dan skenario Barat.

Pernahkah berpikir “Umar adalah sosok Khalifah dalam bentuk negara seperti apa?”. Jika tahu bahwa “Umar adalah sosok pemimpin negara yang menerapan sistem Islam” maka kata Sistem Islam dibenak kita akan otomatis menjadi sesuatu yang “cukup tahu, atau itu zaman dulu, atau hal yang mustahil ada kembali sistem Islam, atau cukup nikmati sistem negara seperti ini, bukan jamannya lagi menggunakan sistem Islam cukup jadi orang Islam yang shaleh saja”.

Padahal sistem Islam yang memiliki kata lain yaitu Khilafah. Adalah kepemimpinan umum kaum muslim yang menerapkan seluruh syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan dipimpin oleh seorang khalifah. Secara historis, Khilafah pernah berlangsung selama ± 1400 tahun.

Setelah Rasulullah meninggal bergantilah menjadi Khilafah Islamiyyah yang dipimpin oleh Khalifah Abu Bakar ra hingga Khalifah Abdul Majid. Turki adalah ibu kota terakhir Khilafah sebelum dilenyapkan oleh Mustafa Kemal pada tahun 1924 M. Negara Khilafah adalah Negara Adidaya mampu mengalahkan Barat dari berbagai aspek.

Khilafah adalah sebuah ancaman bagi hegemoni Barat. Salah satunya dalam bidang ekonomi karena khilafah akan mengelola sumber daya alam (miyak, gas, air, laut, tambang, dll) untuk seluruh rakyatnya yang muslim maupun non muslim hingga sulit dikuasai oleh kelompok tertentu.

Kemudian akan menjadi hambatan atas ghazul fikr yang dilakukan dengan “food, fun, fashion, and film” karena Khilafah akan melindungi aqidah dan akal umat. Khilafah menjadi lawan terkuat di garda terdepan atas perebutan tanah Palestina, penganiayaan muslim Rohingya dan Syuriah.

Maka cara yang dilakukan Barat adalah menghapus tanpa bekas dari benak umat mengenai sistem Islam, Khilafah dan segala hal yang berkaitannya. Upaya tersebut berhasil dari mulai ketidaksetaraan posisi antara kata “Khilafah” dan “Khalifah”. Kemudian ketika Khilafah yang berhasil Barat tenggelamkan muncul kembali.

Barat pun berupaya monsterisasi kata tersebut hingga kriminalisasi pengusung ide Khilafah. Sedangkan kata Khalifah pun mengalami penyempitan makna menjadi sekedar pemimpin dalam sebuah keluarga, desa, atau Negara tanpa syarat menerapkan aturan Islam.

Rasulullah saw bersabda “Siapa saja yang mati, sedangkan di lehernya tidak ada baiat (kepada imam/khalifah), maka ia mati jahiliah.” (HR Muslim). Memiliki seorang khalifah adalah sebuah kewajiban. Sebagaimana  “Para imam mazhab (yang empat) telah bersepakat bahwa Imamah (Khilafah) adalah wajib…” (Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah, 5/416).

Memperjuangkan kembali khilafah merupakan kewajiban agung. Tegaknya adalah sebuah keniscayaan. “…. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Wahai kaum muslim berjuanglah utuk memposisikan kata khalifah dan khilafah dengan tepat hingga terwujudnya opini umum dan kesadaran umum akan tegaknya Khilafah Islamiyyah ala manhaj nubuwwah. Wallahu’alam bi ash-shawab. [syahid/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version