View Full Version
Jum'at, 17 Aug 2018

Memerdekakan Kemerdekaan

Oleh: Zia Almira Yusfina (Aktivis Dakwah, Tim Penulis “Pena Langit”)

Sampai pada angka 73 tahun memang tak mudah. Banyak tenaga, harta bahkan nyawa pada saat itu untuk membela diri, membela kehormatan dan martabat bangsa. Tidak bisa dibayangkan betapa luar biasanya kehidupan pada zaman kolonial dulu.

Namun dengan semangat yang membara dan niat Lilah karna Allah Swt maka semangat jihad dari para pahlawan kami pada akhirnya mewujudkan kemerdekaan indonesia pada 17 agustus 1945.

Ucapan syukur senantiasa kami curahkan sebagai anak cucu bangsa ini. dulu yang terjajah, terbelakang, hingga terdzolimi oleh kependudukan belanda hingga jepang membuat kehidupan semakin sulit. Namun sekarang di era milinium, generasi Z telah dapat menuai kehidupan yang merdeka dari kependudukan asing.

Ucap syukur Alhamdulilah bahwa kami telah hidup lebih mudah daripada orang-orang terdahulu yang telah dijajah. Namun kami lihat balik kenyataan tersebut, benarkah Indonesia telah merdeka?

Kami lihat para remaja kini begitu bebas dalam pergaulannya. Narkoba, seks bebas, life style yang kebarat-baratan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Disisi lain kami pun melihat banyak kesenjangan sosial, kemiskinan semakin meningkat padahal tanah ini memiliki kekayaan yang begitu banyak tapi ternyata kekayaan alam milik kami telah digandaikan kepada pihak asing oleh pemimpin kami.

Dari segala bidang pun permasalahan masih saja menumpuk, dari hutang yang menggunung, lapangan pekerjaan yang sempit, korupsi para pejabat. Masihkah kita merdeka saat banyak permasalahan dalam negeri ini tak kunjung usai.

Lalu apa bedanya kehidupan kolonial dengan sekarang? bahwa penjajahan yang dikatakan dalam pembukaan UUD 1945 hanya sekedar pernyataan tanpa aksi nyata. Negeri ini memang merdeka dari penjajahan fisik namun masih dijajah secara pemikiran oleh barat.

Bukan maksud tidak bersyukur namun tujuan hakiki kemerdekaan masih panjang untuk diperjuangkan. Yakni merdeka dari penghambaan serta perbudakan oleh sesama makhluk menuju penghambaan hanya pada Sang Khaliq semata.

Merdeka dari penghambaan duniawi kembali kepada urusan akhirat serta merdeka dari kehidupan dunia yang sempit kembali ke kehidupan yang diberkahi Allah hingga tercurah dari langit dan bumi.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf: 96) Waallahu’alam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version