View Full Version
Ahad, 30 Sep 2018

Radikalisme Pembendung Kebangkitan Pemuda Islam

Oleh: Sitti Komariah. S. Pd. I (Komunitas Peduli Umat)

Kata radikalisme seakan tak pernah ada habisnya di rezim saat ini. Bagaimana tidak, isu radikalisme dianggap bertentangan dengan ideologi pancasila dan akan merusak tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemerintah pun berupaya untuk memerangi dan menangkal paham radikalisme melalui berbagai macam cara, salah satunya yaitu melalui pendidikan di kampus.

Sebagaimana yang dilakukan oleh kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius M.H pada saat memberikan pembekalan di Universitas Widyatama. Dia mengajak 4000 mahasiswa baru dan civitas akademika yang hadir untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan dan ancaman  global. Selain tantangan berprofesi, sebagai mahasiswa baru Kepala BNPT juga meminta agar mereka mampu mengenali bahaya radikalisme dan terorisme sebagai ancaman global yang nyata dalam kehidupan sehari-hari (BNPT.go.id, Bandung, 12/9/2018).

Bahkan Kepala BNPT juga memberikan informasi terkait gejala dan identifikasi adanya radikalisme di sekeliling. Merujuk pada zaman sekarang, Kepala BNPT juga mengingatkan bahwa radikalisme dapat ditemui di dunia maya, termaksud media sosial. Oleh karena itu, ia mengajak semua mahasiswa dan civitas akademika yang hadir untuk mewaspadai sekeliling serta dunia maya.

“Karena kalau zaman sekarang semua serba online, termaksud pula infiltrasi radikalisme dan terorisme itu juga ada di online. Yang bisa kita lakukan adalah bentengi diri sendiri, kenali konten dan narasi, gejala pada teman sendiri, kemudian ingatkan dan laporkan jangan takut. Kalian generasi penerus bangsa, duta monitor dan melapor, harus mampu,” ujar  Drs. Suhardi Alius.

Cara yang diambil pemerintah dalam menangkal radikalisme dengan target utama melalui dunia pendidikan dan pemuda akan sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia. Pemikiran yang di dapat melalui proses pendidikan akan mempengaruhi tigkah laku manusia.

Sedangkan pemuda merupakan tonggak bangsa untuk melanjutkan kehidupan bernegara di masa depan. Dua hal tersebut diperkirakan sukses untuk menjadi agen dalam rangka memberantas radikalisme dan terorisme yang ada saat ini.

Bila kita menilik kembali menurut KBBI kata radikal merupakan segala  sesuatu yang sifatnya mendasar sampai ke akarnya atau sampai pada prinsipnya. Berdasarkan hal tersebut, muslim radikal berarti orang yang menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Sebutan Islam radikal hanya ditujukan kepada umat muslim yang taat terhadap syariat Islam secara sempurna.

Sejatinya tidak ada yang salah dengan istilah ini, namun para musuh Islam menjadikan kata tersebut (radikal) seolah-olah memiliki makna  negatif yang ditujukan hanya kepada umat muslim, sehingga tidak heran jika negara Indonesia yang mayoritas umat muslim sendiri sejatinya membenci Islam kaffah tersebut.

Memang benar bahwa musuh-musuh Islam akan selalu berupaya dengan berbagai macam cara untuk memadamkan cahaya Islam, termaksud melalui para pemuda-pemuda muslim yang menjadi agen perubahan bangsa untuk membungkam umat muslim itu sendiri. Mereka amat senang jika umat muslim jauh dari agamanya.

Sebagaimana firman Allah “Mereka (orang-orang kafir) bermaksud memadamkan cahaya agama Allah dengan perkataan-perkataan mereka, tapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya (agama)-Nya walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainnya..” (QS. As- Shaff : 8).

Semua isu radikalisme ini semata-mata hanya alat untuk menjauhkan kebangkitan para pemuda untuk berfikir cemerlang tentang Islam yang sesungguhnya, menjauhkan mereka dari agamanya sendiri, bahkan membenci agamanya, sehingga para pemuda ataupun mahasiswa tersebut takut untuk menjalankan syariat Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunah yang telah diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah pada masa kekhalifahannya. 

Mereka yang melontarkan isu radikalisme ini takut akan kebangkitan para kaum pemuda muslim yang akan mampu meruntuhkan kekuasaan mereka di muka bumi ini, karena kaum pemuda adalah tonggak dari kehidupan masa depan. Mereka mempunyai peran yang amat penting bagi kehidupan bangsa dan negara, dan merekalah yang nantinya akan membawa perubahan dalam kehidupan  ini.

Bahkan para pemuda pun mempunyai potensi yang sangat luar biasa dalam perjuangan Islam, karena generasi muda adalah generasi revolusioner, generasi militan yang senantiasa berada digardan terdepan dalam setiap perjuangan. Porsi para pemuda dalam setiap perjuangan memiliki kekhususan tersendiri karena mereka memiliki kobaran semangat reformis dan sangat ambisius  memperjuangan perubahan menuju lebih baik.

Hasan al-Banna seorang tokoh pergerakan di mesir pernah berkata, “Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya. Di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya”. Ya, memang karena jiwa pemuda identik dengan penuh semangat, optimisme, percaya diri, dan penuh energi dalam mengapai cita-cita.

Sebagaimana yang tertoreh dalam sejarah Islam,  banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah berjuang menegakkan kalimat Allah dan menerapkankannya didalam sendi-sendi kehidupan manusia.

Misalnya, Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid yang diusia 18 tahun sudah menjadi panglima perang menghadapi Romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi seorang Gubernur Madinah,  Muhammad Al-Fatih diusia 22 tahun mampu menjadi seorang sultan dan bahkan di usia ke 24 tahun berhasil menaklukkan benteng legendaris Konstantinopel dan masih banyak lagi para pemuda yang berhasil memperjuangkan hukum Allah.

Pemuda Islam seharusnya menjadikan dakwah kampus sebagai ranah dakwah. Sudah seharusnya mereka menjadikan ajang tersebut sebagai ajang pembentukan kepribadian diri dan peningkatan kualitas keislamannya dalam memahami Islam secara menyeluru.

Pemuda Islam mampu mengemban risalah dakwah dengan membawa amanah dakwah, sehingga dapat berjalan terarah, tidak tersesat dan sampai tujuan dengan selamat. Pemuda Islam mampu mengarahkan perahu dakwah di kampus dan masyarakat agar dapat berjalan menuju masa depan yang cerah dan gemilang, ai pun harus mampu menggarahkan manusia menuju kebaikan bagi diri sendiri, masyarakat dan negara. Sehigga ia enggan melihat kondisi masyarakat saat ini yang jauh dari hakikat hidup sesungguhnya.

Jiwa para pemuda tidak  rela melihat musuh-musuh Islam berjaya untuk mematikan cahaya Islam dan memperdaya umat muslim, sehingga mereka akan membangkitkan semangat perjuangan dakwah sebagai bukti kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah,” (HR. Ahmad, Thabrani).

Dalam hadist ini Allah sangat bangga pada pemuda yang tidak mengikuti hawa napsunya, dan lebih mengutamakan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Pemuda Islam mempunyai misi dan tangung jawab yang besar bagi perjuangan Islam. Mereka harus mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif.

Mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat untuk menghidupkan Islam kembali dan syariat Islam segera diterapkan di berbagai sendi-sendi kehidupan manusia agar kesejahteraan masyarakat dapat dicapai secara sempurna dan mendapatkan ridho dari Allah. Wallahu a’lam Bish-shawab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version