View Full Version
Jum'at, 13 Sep 2019

Hari-Hari Persanjungan Nasional

Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Sosial)

Hari Berkabung Nasional atas wafatnya BJ Habibie yang diberlakukan selama tiga hari dari Kamis-Sabtu, 12-14 September 2019 tak terlewatkan menjadi hari-hari persanjungan nasional bagi diri almarhum BJ Habibie.

Terasa tidak cukup kiranya persanjungan bagi beliau hanya tiga hari, mungkin akan tetap berlanjut selama beberapa hari ke depan. Hari ini almarhum BJ Habibie dengan segala kelebihannya menjadi kalimat-kalimat sanjungan dari berbagai pihak.

Tapi ingatlah hari ini dua puluh tahun lalu, beliau yang hari ini kita sanjung ternyata dua puluh tahun lalu beliau pula yang telah dicampakkan dan dinistakan dalam sidang pleno MPR dengan ditolaknya pertanggungjawaban beliau sebagai presiden dihadapan para wakil rakyat yang konon terhormat.

Bukan hanya penolakan pertanggunggungjawaban beliau saja yang ditolak, tapi beliau mendapatkan perlakuan yang kurang pantas dalam majelis yang konon terhormat saat itu. Soal para anggota majelis tidak berdiri saat beliau memasuki ruangan tidaklah menjadi masalah karena hingga kini saya belum menemukan rujukan yang benar menurut Islam bahwa dalam sebuah pertemuan yang hadir lebih dulu harus berdiri menyambut yang datang belakangan.

Yang menjadi permasalahan, ingatkah para wakil rakyat yang konon terhormat memberlakukan beliau seolah pesakitan yang memiliki kesalahan yang tak termaafkan sehingga lontaran cemoohanlah menjadi sambutan bagi beliau.

Hari ini tidak sedikit yang menyanjung beliau sebagai pemimpin kelas dunia, tapi tidak berlaku di negeri ini. Sosok Habibie yang hari ini disanjung-sanjung sebagai pemimpin kelas dunia, ternyata dua puluh tahun lalu beliau telah dinistakan.

Telah menjadi suratan takdir-Nya bahwa negeri ini belum layak dipimpin oleh sosok pemimpin kelas dunia, tapi hanya layak dipimpin oleh pemimpin kelas teri.

Kekesalan, kekecewaan, ketidaknyamanan atau perasaan apa pun bagi orang-orang yang tidak rela melihat dan merasakan BJ Habibie dihinakan pada dua puluh tahun lalu, terasa terobati setelah membaca, menyimak dan menghayati firman-Nya yang mutlak kebenarannya pada ayat 129 Surat Al An'am:

"Demikianlah Kami jadikan sebagian orang zhalim sebagai pemimpin bagi orang zhalim yang lain, disebabkan perbuatan maksiat yang telah mereka lakukan".


latestnews

View Full Version