View Full Version
Sabtu, 04 May 2013

FUI: Fakta Pembersihan Etnis Muslim Rohingya Masih Terus Berlangsung

JAKARTA (voa-islam.com) - Kekerasan terhadap kaum muslim Rohingya dan Kaman di Arakan, khususnya, dan umat Islam di bagian lain Myanmar pada umumnya adalah akibat dari Islamophobia yang begitu kental dan mengakar, disertai propaganda anti-muslim yang disponsori oleh negara yang mengarah pada penganiayaan sistematis dan genosida.

“Penggunaan istilah bentrokan atau perselisihan biasa atau antar masyarakat, sangatlah tidak relevan untuk kekerasan yang terjadi di Myanmar,” demikian pernyataan sikap yang dibacakan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH. Muhammad Al-Khaththath dalam aksi Solidaritas Muslim Rohingya di depan Kedubes Myanmar, Jum’at  (3/5) kemarin.

Menurut laporan yang FUI terima, pada tanggal 28 Mei 2012, seorang wanita Budha Rakhine yang bernama Ma Thida Tway diduga diperkosa, dijarah, dan dibunuh di pinggiran sebuah desa bernama KyaukNimaw, Arakan, oleh orang tak dikenal.

Namun, berdasarkan laporan medis, wanita itu tidak diperkosa, tapi dijarah dan dibunuh, tetapi laporan itu disimpan karena tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah Myanmar dan ekstrimis Budha Rakhine untuk menghasut kekerasan terhadap Muslim. Secara konspiratif rezim Burma dan ekstrimis Rakhine menuduh tiga orang Rohingya telah memperkosa, menjarah dan membunuhnya.

Lalu, pada 20 Maret 2013, sepasang suami-istri Burma pergi ke toko perhiasan seorang Muslim di Meikh-Htilla Township, Mandalay Division, untuk menjual emas palsu mereka. Ketika pemilik toko Muslim menolak membelinya, orang Burma itu menghina pemilik toko. Perkelahian pun terjadi. Istri penjual emas palsu itu melaporkan bahwa suaminya terluka. Mereka menuju ke desa dan kembali lagi dengan membawa orang-orang kampong untuk menyerang kaum muslim di kota. Menurut beberapa orang, penjual emas palsu itu adalah intel militer Burma yang menghasut kekerasan selama berminggu-minggu.

Dalam serangan itu, sekitar 15 masjid dihancurkan, dan hampir semua tempat tinggal muslim dibakar. Sekitar 100 muslim tewas dan ribuan orang mengungsi. Kini, penguasa Myanmar tidak mengizinkan pengungsi muslim kembali ke tanah asli mereka dan tanpa belas kasihan mereka ditahan di lapangan terbuka. Kekerasan anti muslim menyebar ke kota-kota lain di Myanmar. Mereka menghadapi bencana serupa yang dialami Muslim di Arakan selama berbulan-bulan. Gerakan anti-Muslim di Myanmar itu dipimpin biksu Budha sepanjang waktu.

“Keterlibatan intel militer menunjukkan bahwa kerusuhan di Myanmar terhadap kaum muslimin disana adalah rencana negara dan program pembersihan etnis muslim Rohingnya,” ungkap Al Khaththath.

FUI mencatat beberapa kekerasan kaum Budhis terhadap Muslim Rohingya, seperti dilaporkan oleh Human Rights Watch (HRW):

  1. Lebih dari 5000 orang dibunuh dengan berbagai cara, dan lebih 120.000 muslim digusur dari tanah mereka sendiri. Kaum muslim terpaksa tinggal di kamp-kamp konsentrasi di pinggiran Sittwe.
  2. Para wanita dan anak perempuan muslimah di bawah umur diperkosa oleh militer.
  3. Properti kaum muslim Rohingya dijarah setiap hari. Masjid ditutup dan otomatis tidak bisa shalat di masjid.
  4. Orang-orang muslim berpendidikan, dan orang-orang tak bersalah lainnya ditahan tanpa kesalahan apapun.
  5. Sejumlah besar uang muslim selalu diperas setiap hari.
  6. Muslim dipaksa secara tidak manusiawi di sel-sel rahasia.
  7. Akses muslim terhadap makanan dan obat-obatan diblokir. Mereka mati kelaparan. [desastian]

latestnews

View Full Version