View Full Version
Kamis, 01 Aug 2013

Luar Biasa, Santri AFKN asal Irian, Khatam Qur'an Sebanyak 330 Kali

BEKASI (voa-islam) - Sudah menjadi tradisi, setiap kali datang bulan suci Ramadhan, para santri Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffaah Nusantara (AFKN) menggelar kegiatan bertajuk "Kampung Halaman Ramadhan 1434 H di Markaz AFKN, Jl.Pengasinan, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/7).

Yang menarik, para santri (ikhwan maupun akhwat) dengan kesadaran sendiri telah mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 330 kali. Jusman Nortonggo (23), salah seorang santri AFKN kepada voa-islam, ingin membuktikan bahwa anak muslim Irian mampu mengkhatam Qur'an, dimulai sejak awal Ramadhan," ujar santri asal Fakfak yang pernah belajar di ponpes M Thoha al Fasyini, Bogor.

Presiden AFKN Ustadz Fadzlan Garamatan yang selama ini dikenal dengan sebutan ustadz sabun mandi boleh dibilang berhasil merubah peradaban masyarakat Irian yang jahiliyah kepada peradaban Islam. Dari sebelumnya mandi dengan lemak babi menggantinya dengan sabun mandi. Itulah sebabnya, Ustadz Fadzlan masih berdakwah dengan sabun mandi dan pakaian layak pakai.

“Jangan ada lagi anak-anak di pedalaman Nuuwaar yang tak pakai baju dan menyusu dengan anak babi. Dengan konsep dakwah yang sederhana, dakwah dengan sabun mandi, kebodohan tak ada lagi di Nuuwaar. Mandi dengan lemak babi harus dihilangkan,” ujar Ustadz yang mengaku pernah dipanah di Timika dan ditahan di Sentani, Jayapura.  

Selain dakwah dengan sabun mandi, ustadz Fadzlan juga berdakwah dengan salon. Suatu ketika ia bawa wanita Irian ke salon untuk dibounding rambutnya yang keriting dan dikenakan gamis untuk kemudian dinikahkan dengan seorang pendakwah asal Jawa. Wanita itu bernama Yakomina, lalu berganti nama menjadi Aisyah. “Ini bicara dakwah. Harus menggunakan pendekatan yang menarik hatinya.”  

Kenapa Ustadz Fadzlan memiliki konsep dakwah dengan membawa anak-anak muslim Irian untuk di bawa diluar Nuuwaar, dari Aceh hingga Makassar? Menurut Ustadz Fadzlan yang juga anggota MIUMI ini, agar karakter Irian hilang itu hilang, lalu berganti dengan membawa peradaban Islam. Jika di Irian, mereka bangun jam 11 siang, tapi di sini, mereka harus terbiasa bangun sebelum fajar untuk sahur, tadarus Qur’an, shalat dhuha dan melalukan kegiatan keislaman lainnya. “Ada 5.800 anak yang belajar dari Aceh-Jawa hingga Makasar."

Ustadz Fadzlan yakin, cahaya Islam akan terus bersinar di bumi Nuuwaar. Terlebih, muslim Irian adalah yang pertama melakukan shalat Subuh,  yang pertama berbuka puasa, dan shalat idul fitri.

Setelah kampung halaman Ramadhan, AFKN akan menggelar Jambore di Puncak. Saat ini Pesantren AFKN yang berada di Situ, Bekasi, sedang dalam proses penyelesaian pembangunan. Nantinya 1.500 santri AFKN akan mondok di situ.

Dikatakan Fadzlan, saat ini sudah 1.800 anak lulus dari AFKN dan telah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing untuk mengabdi. Mereka akan bergelar Sarjana AFKN.

AFKN mencatat, sudah 1.040 masjid dibangun di Nuuwaar. Insya Allah, diharapkan di tahun 2050 Islam akan sempurna di Nuuwaar, dimana santri AFKN akan memakmurkan masjid.

“Selain itu, santri AFKN juga mendapat beasiswa untuk belajar kebidanan. Diharapkan para bidan binaan AFKN dapat mengazankan bayi-bayi yang lahir dari rahim ibu-ibu di Irian. Jika tak ada rintangan, tanggal 25 Agustus nanti, kapal dakwah Nuuwaar yang ketiga akan rampung dan rencananya akan dibawa ke Fakfak, Nuuwaar.”

Sementara itu, Mudhir Ponpes AFKN Ust Ahmad Dahlan Husein dalam tausyiahnya mengatakan, dengan berpuasa, umat islam tdk hanya menahan dahaga dan lapar, tapi juga menjaga lidah, pikiran, dan hatinya."Memasuki 10 hari terakhir, tidak membuat lemah, energi yg d. Lebih baik dari 1000 bulan," ujarnya.

Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallahu Akbar, Allah Yes, Muhammad Yes, Iblis No. Demikian salam AFKN dilaungkan anak-anak santri asal Nuuwaar dengan semangat. [desastian]


latestnews

View Full Version