View Full Version
Sabtu, 28 Jan 2023

Harga Pangan Naik Setiap Tahun, Islam Hadirkan Solusi Nyata

 

Oleh: Verra Trisepty

Masyarakat kembali dibuat terkejut dengan naiknya harga bahan kebutuhan pokok. Meskipun keputusan pemerintah, ini bukanlah kali pertama dirasakan oleh berbagai pihak.

Banyak yang mengeluhkan keputusan ini sangat tidak berpihak bagi masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah. Mau tidak mau masyarakat harus menerima penetapan harga yang sudah ditetapkan di pasar.

Dikutip dari Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan Indeks harga pangan dunia melonjak pada Maret 2022 dan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.

"Indeks harga pangan dunia rata-rata mencapai 159,3 poin pada Maret 2022. Naik 17,9 poin atau 12,6% dibanding Februari 2022 yang melompat ke level tertinggi baru sejak tahun 1990," tulis FAO di situs resminya. (katadata.co.id)

Naiknya sejumlah harga bahan kebutuhan pokok di Indonesia menjadi isu klasik yang terus terjadi, berulang setiap pergantian tahun. Tak terkecuali pada jelang pergantian tahun 2022-2023 kali ini. Kebutuhan pokok masyarakat naik, dari mulai minyak, beras, telur, daging, bawang dan lainnya. Masyarakat tak mampu berbuat banyak, dalam menyikapi siklus kenaikan bahan pokok tersebut. Kondisi perekonomian yang semakin berat dirasakan oleh banyak pihak.

Alih-alih memperbaiki perekonomian, langkah antisipasi dari pemerintah nyatanya belum mampu untuk mengatasi masalah kenaikan harga bahan pokok di pasaran. Di tengah kondisi masyarakat yang berat, hal ini semakin memberi masalah yang berkelanjutan, jika tidak diselesaikan dengan solusi yang tepat. Ditambah PHK yang terus meningkat terjadi di berbagai perusahaan, membuat para pencari nafkah semakin terbebani untuk memenuhi kebutuhan hidup karena hilangnya mata pencaharian mereka.

Mengapa Terjadi?

Sistem ekonomi yang diterapkan hari ini yakni ekonomi Kapitalis, berkaitan erat dengan pemilik modal. Harga pasar sangat bergantung kepada kuantitas dan permintaan di pasar. Jika jumlah ketersediaan barang di lapangan langka, sementara permintaan di pasar tinggi, akan berimbas pada tingginya penetapan harga. Inilah yang menyebabkan harga menjadi naik melambung tinggi, ketika permintaan tidak sesuai dengan stok pasar.

Di sisi lain, terjadi permainan nakal dari para pemilik modal dengan cara menimbun stok pangan yang bertujuan untuk menciptakan kenaikan harga di tengah masyarakat.

Lantas, bagaimana agar kondisi ini kembali stabil? Perlu dilakukan pengkajian dan pembahasan yang serius dan sistematik, khususnya tinjauan dalam pandangan Islam.

Solusi Islam

Dalam sistem Islam, negara bertanggung jawab penuh atas kebutuhan (sandang, pangan, papan) seluruh masyarakat yang hidup di dalamnya. Kebutuhan dasar ini adalah sebuah fitrah yang wajib dipenuhi oleh penguasa kepada umat secara individu per individu dengan adil.

Pemimpin adalah ra'in, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw., "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban." (HR. Bukhari Muslim)

Makna ra‘in (pemimpin) dalam hadits tersebut adalah “penjaga” dan “yang diberi amanah” atas bawahannya. Sudah semestinya seorang pemimpin menjaga amanah dari Allah SWT. dalam mengurus seluruh umat dari segala kesulitan.

Selain itu pemerintah harus mengupayakan kestabilan perekonomian yang merupakan tonggak kesejahteraan masyarakat. Karena itu adalah bagian dari tugas yang diemban negara dalam memenuhi hajat hidup umat, serta bentuk pelayanan pemimpin terhadap masyarakat.

Di sisi lain pemerintah perlu memastikan keamanan transaksi yang dilakukan oleh para pengusaha dan masyarakat sesuai dengan syariat Islam. Jangan sampai negara hanya menjadi regulator atau perpanjangan tangan dari para pemilik modal, demi meraup sebuah keuntungan serta membebaskan pasar dari monopoli segelintir orang. Karena ini membuat posisi negara lemah di bawah kuasa Kapitalis yang menjunjung tinggi materi semata.

Sebagai contoh, hal ini pernah terjadi di masa Khalifah Umar bin Khattab pada masa paceklik ketika terjadi kelaparan di Hijaz akibat kelangkaan makanan. Beliau mengirim surat dan mendatangkan makanan dari Mesir dan Syam ke Hijaz, sehingga kebutuhan masyarakat Hijaz bisa terpenuhi.

Inilah bentuk perlindungan serta kepedulian negara dalam mencukupi kebutuhan rakyat dan menjaga amanah dari Allah SWT.

Karena masalah kenaikan harga pangan ini bersifat sistemis, maka butuh perubahan yang sistemis pula untuk merombak paradigma Kapitalisme dalam menjalankan pelayanan terhadap rakyat. Dalam hal ini, Islam adalah satu-satunya solusi alternatif yang paling tepat untuk mengganti Kapitalisme dalam menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan rakyat secara hakiki dan menyeluruh. Untuk itu sudah jadi tugas kita sebagai muslim dan khususnya seorang pemimpin muslim hendaknya mengembalikan kembali Islam ke tengah kehidupan umat, agar tercipta kesejahteraan yang nyata. Wallahua’lam bishshawaab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version