View Full Version
Selasa, 02 Jun 2015

Tokoh Reformis Ajak Kepung Gedung DPR/MPR RI, Dua Mahasiswa Ditembak Aparat

JAKARTA (voa-islam.com)- Tokoh reformis Sri Bintang Pamungkas mengajak seluruh elemen mahasiswa, organisasi masyarakat (ormas) dan lain-lain untuk galang kekuatan untuk mengganti kekuasaan dan kekuatan Negara saat ini dengan cara yang konstitusional.

“Ganti kekuasaan dan kekuatan yang sekarang dengan cara-cara yang konstitusional,” ajaknya pada saat orasi di depan ratusan mahasiswa dan ormas yang hadir, kemarin (01/06/2015) di depan Istana Negara.

Ia mengatakan, kekuasaan saat ini seperti kekuasaan atau kekuatan absolut yang anti kritik. Padahal, tidak ada kekuasaan yang absolut kecuali kekuatan dari rakyat itu sendiri.

“Justru rakyat yang turun ke jalanlah yang dikatakan kekuatan yang absolut,” ucapnya.

Sri Bintang pun mengajak mengepung MPR/DPR RI untuk menyampaikan sarannya ini. Jika MPR/DPR RI tidak berkenan dengan pernyataan atau usulannya, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia mengepung gedung yang terletak di daerah Senayan tersebut.

Desak MPR RI. Jika mereka tidak menginginkannya. Ganti saja dengan MPRS. Lalu kita duduki gedung itu,” serunya.

Sehingga kedaulatan yang teleh terseok-seok ini dapat kembali sediakala yang sebelumnya dikendalikan oleh Asing dan Aseng. “Rebut kembali kedaulatan yang hilang dari asing dan juga aseng,” cetusnya.

Di lain sisi, jelang sore atau paska pembubaran yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa, terdapat insiden penembakan. Seperti yang dikutip dari Sindo, dua mahasiswa tertembak oleh peluru karet juga tertembak gas air mata yang dilancarkan oleh aparat. Dan hingga saat ini belum ada konfirmasi atau penjelasan lanjutan mengapa insiden itu bisa terjadi dari Kapolres Jakarta Pusat.

"Peristiwa itu terjadi pada saat pukul 18.00 WIB, sore ketika teman-teman IMM membubarkan diri dari Istana Negara. Sekitar 50 meter tiba-tiba aparat mengeluarkan gas air mata serta terdengar tembakan," jelas Ketua Umum IMM Benny Pramula.

Dua kader IMM itu, kata dia, mengalami luka di bagian perut. Luka itu diduga terkena peluru karet, dan yang koma diduga terkena tembakan gas air mata.

Dalam aksi massa dihadiri beberapa elemen dari kampus dan organisasi dan atau ormas. Di antaranya GPII, LMND, IMM, al-Wasliyah, dan HIMA Persis. Aksi massa terkonsentrasi pada kepemimpinan Jokowi yang dinilai sudah tidak pantas memimpin Indonesia. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version