View Full Version
Jum'at, 26 Jun 2015

TDL Naik, Alihkan Subsidi ke Kartu Sakti yang Menambah Rakyat Kecil Susah

MAKASSAR (voa-islam.com)- Anggota Badan Anggaran DPR-RI Andi Akmal Pasluddin menilai pemerintah tidak tepat menaikkan tariff dasar listrik untuk kalangan bawah. Apalagi ia melihat saat ini golongan masyarakat tidak lagi mendapatkansubsidi.

"Tidak tepat jika TDL dinaikkan untuk kelas 450 watt. Kasihan rakyat kita yang penghasilan rendah karena sudah tidak bisa menikmati subsidi listrik ini," ujarnya melalui surat elektroniknya di Makassar, Kamis (25/06/2015) seperti yang dikutip Antara.

Akmal menyebut, apa yang dilakukan pemerintah merupakan langkah kejam yang pernah ada. Menambah beban rakyat kalangan bawah, di kota dan di desa yang tergolong banyak menggunakan aliran listrik yang berdaya 450 watt.

Legislator PKS yang juga berada di komisi IV di mana bermitra dengan kementerian-kementerian yang bersinggungan langsung dengan masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian dengan bertani, melaut atau di sekitar hutan ini mengkritik keras pemerintah agar tidak menaikkan tarif listrik 450 watt tersebut.

Saya ingin mengatakan kepada pemerintah, alasan mengalihkan subsidi langsung berupa kartu yang dapat diuangkan untuk bayar listrik, bukanlah masalah mudah. Permasalahan baru bahkan bisa muncul di lingkungan masyarakat pengguna listrik 450 watt," kata dia.

Program sosial bentuknya apapun, lanjut Andi Akmal, larinya akan ke kebutuhan perut. Sehingga yang tadinya untuk listrik, kesehatan, pendidikan jadi tidak berguna lagi. 

"Langkah awal yang harus dilakukan pemerintah adalah sejahterakan dahulu penduduk miskin yang hampir mencapai angka 28 juta jiwa itu," terangnya.

Selanjutnya, legislator dari Sulawesi Selatan II ini mengatakan, pemerintah sebaiknya membuat kebijakan menunda kenaikan tarif listrik 450 watt. 

Logika penyimpangan pada pengguna listrik golongan ini yang menurut pemerintah tidak tepat sasaran merupakan argumen tidak berdasar. Orang yang berkecukupan, akan sulit melakukan melaksanakan kebutuhan keseharian dengan pasokan listrik sebesar itu di rumahnya.

Rumah tangga golongan ini sulit pakai AC, TV besar, komputer dan lain-lain yang membutuhkan listrik besar. Jadi golongan pengguna listrik 450 watt ini memang orang yang butuh dan bukan orang yang hidup berlebihan.

"Saya ingin meyakinkan kepada pemerintah, bahwa mayoritas pengguna listrik 450 watt adalah golongan miskin yang tersebar di pedesaan. Mereka petani, nelayan dan masyarakat hutan. Dan mereka masih harus berjuang untuk hidup memenuhi kebutuhan makan keluarganya. Jangan menambah derita baru buat mereka," pungkasnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version