View Full Version
Rabu, 08 Jul 2015

9 Perusahaan Pembalut Berklorin akan Dipanggil Pemerintah

JAKARTA (voa-islam.com) - Penemuan zat berbahaya yang terkandung pada pembalut wanita akan diselidiki oleh Direktorat Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian. Dirjen IKTA Harjanto mengatakan akan memanggil perusahan yang dilaporkan menggunakan zat kimia klorin dalam produksinya.

"Kita akan panggil dahulu perusahaannya untuk membuktikan dulu benar atau tidaknya laporan tersebut," kata Harjanto, Selasa (7/7).

Untuk membuktikan temuan tersebut, pihaknya akan melakukan penyelidikan guna memproses terlebih dahulu. Ia belum bisa mengatakan sanksi apa yang akan diterapkan kepada perusahaan terkait. Oleh karena itu, ia enggan berkomentar lebih jauh karena belum menerima laporan resmi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai pihak yang merilis temuan tersebut.

Namun ia mengaku akan memeriksa hal terkait dengan standar produksi tekstil yang berlaku di Indonesia. Jika terbukti melanggar standarisasi maka sanksi tentu akan diberikan.

Ia meminta semua pihak bersabar sementara pihaknya akan meneliti temuan tersebut. YLKI melaKukan uji sampel terhadap pembalut yang beredar di Indoneiaa. Hasilnya ditemukan sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner yang ternyata mengandung klorin dengan kadar tinggi.

Peraturan dari Food Drug Administration (FDA) tentang bahan kimia klorin di pembalut sebenarnya sudah tercantum, yakni pembalut tidak boleh mengandung bahan berbahaya tersebut. apalagi dalam jumlah konsentrasi yang besar.

Pembalut:
1. Charm: 54,73 ppm
2. Nina Anion: 39,2 ppm
3. My Lady: 24,44 ppm
4. VClass Ultra: 17,74 ppm
5. Kotex: 8,23 ppm
6. Hers Protex: 7,93 ppm
7. Laurier: 7,77 ppm
8. Softex: 7,3 ppm
9. Softness Standard Jumbo Pack: 6,05 ppm

Pantyliner:
1. V Class: 14,68 ppm
2. Pure Style: 10,22 ppm
3. My Lady: 9,76 ppm
4. Kotex Fresh Liners: 9,66 ppm
5. Softness Panty Shields: 9,00 ppm
6. CareFree Superdry: 7,58 ppm
7. Laurier Active Fit: 5,87 ppm

Produsen dari merek tersebut tidak mencantumkan kandungan klorin pada komposisi. Namun hasil pengujian YLKI menunjukkan pembalut dan pantyliner itu mengandung klorin yang biasa digunakan sebagai pemutih.

Peraturan dari Food Drug Administration (FDA) tentang bahan kimia klorin di pembalut sebenarnya sudah tercantum, yakni pembalut tidak boleh mengandung bahan berbahaya tersebut. apalagi dalam jumlah konsentrasi yang besar.

Pembalut:
1. Charm: 54,73 ppm
2. Nina Anion: 39,2 ppm
3. My Lady: 24,44 ppm
4. VClass Ultra: 17,74 ppm
5. Kotex: 8,23 ppm
6. Hers Protex: 7,93 ppm
7. Laurier: 7,77 ppm
8. Softex: 7,3 ppm
9. Softness Standard Jumbo Pack: 6,05 ppm

Pantyliner:
1. V Class: 14,68 ppm
2. Pure Style: 10,22 ppm
3. My Lady: 9,76 ppm
4. Kotex Fresh Liners: 9,66 ppm
5. Softness Panty Shields: 9,00 ppm
6. CareFree Superdry: 7,58 ppm
7. Laurier Active Fit: 5,87 ppm

Produsen dari merek tersebut tidak mencantumkan kandungan klorin pada komposisi. Namun hasil pengujian YLKI menunjukkan pembalut dan pantyliner itu mengandung klorin yang biasa digunakan sebagai pemutih

- See more at: http://voa-islam.com/read/muslimah/2015/07/08/38067/waspada-9-pembalut-wanita-berbahaya-mengandung-khlorine/#sthash.brohEjC3.dpuf

Bahaya Klorin Berkadar Tinggi Bagi Wanita

Temuan YLKI tersebut didasarkan pada uji sampel yang berlangsung mulai Januari – Maret 2015. Hasilnya, 9 merek pembalut dan 7 pantyliner ternyata mengandung bahan pemutih kimia atau klorin.

Merek Charm, disebutkan sebagai pembalut dengan klorin yang paling tinggi yakni 54.73 ppm. Sementara untuk merek pantyliner yang paling banyak mengandung klorin adalah V Class, produk dari PT Softex yakni sebesar 14.68 ppm.

Laboratorium yang digunakan untuk melakukan pengecekan kadar klorin dalam pembalut wanita tersebut, aku pihak YLKI, adalah independen serta terakreditasi. Jadi bukan milik pemerintah atau yang memiliki tendensi dari segi bisnis atau apapun.

“Berdasarkan hasil uji sampel 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner di lab yang terakreditasi dan independen, semuanya positif mengandung klorin dengan rentang 5-55 ppm,” jelas peneliti YLKI, Arum kepada awak media.

Apa efek dari klorin terhadap organ intim wanita secara khusus, atau kesehatan wanita secara umum?

Menurut Arum Dinta, bahan kimia itu dapat memicu iritasi, gatal, dan bahkan keputihan. Dalam jangka panjang jika terus terjadi masalah maka bisa juga memicu kanker serviks, tambah dia.

Peraturan dari Food Drug Administration (FDA) tentang bahan kimia klorin di pembalut sebenarnya sudah tercantum, yakni pembalut tidak boleh mengandung bahan berbahaya tersebut. apalagi dalam jumlah konsentrasi yang besar.

Untuk itu YLKI menyarankan untuk pemerintah mengatur masalah SNI terhadap produksi pembalut ini, karena menyangkut masalah kesehatan wanita.

Pembalut wanita yang mengandung klorin berisiko tinggi terhadap reproduksi kesehatan wanita. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI ) mengimbau para wanita untuk selektif dalam memilih pembalut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh YLKI, semua pembalut yang berada di pasar Indonesia nyatanya mengandung klorin hanya tingkat kadarnya saja yang berbeda.

"Kita harapkan pemerintah membuat standar untuk keamanan bagi konsumen" ujar Ilyani S Andang, selaku anggota pengurus harian YLKI, Selasa (7/7). Konsumen diminta untuk memilih pembalut dengan kadar klorin yang paling rendah walau sebenarnya lebih baik menggunakan yang bebas klorin.

Dalam temuannya, YLKI menemukan pembalut dengan kadar klorin mulai dari 6,05 ppm hingga 50 ppm. Kandungan klorin ini apabila bereaksi dengan zat organik dapat berubah menjadi dioksin yang bisa menimbulkan bahaya kanker. Terlebih bila pembalut dipakai dalam jangka panjang dan langsung terkena kulit organ intim kewanitaan. [dbs/rol/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version