View Full Version
Selasa, 08 Sep 2015

LSI: PAN Bergabung untuk Kepentingan Internal Partai

JAKARTA (voa-islam.com)- Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dengan pemerintah dinilai sebagai hal yang biasa dalam politik. Begitulah pandangan elit/pengamat, juga termasuk lembaga survei.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI), misalnya, dalam hasil penelitiannya menemukan beberapa indikasi mengapa PAN memilih bergabung ke tampuk pemerintah. Hasil survei ini ada yang menunjukkan sikap setuju, ada pula yang tidak.

Untuk yang tidak setuju, LSI menemukan bahwa perpindahan PAN ditengarai karena adanya kepentingan pribadi yang cukup ambisius.

"Untuk penolakan, masyarakat melihat PAN bergabung dengan pemerintah karena adanya kepentingan partai sendiri. Politik sesaat," kata Rully Akbar yang menyebutkan hasil survei. Dan persentase yang didapat karena penolakan ini mencapai 30 persen.

Selain itu, dalam penemuan atau hasil survei juga menyebutkan bahwa PAN memiliki niat pribadi di dalam perpolitikan Indonesia. Di antaranya yang kemungkinan besar dapat diprediksi juga oleh masyarakat umum ialah keinginan masuknya PAN ke dalam kabinet Jokowi-JK.

"PAN juga dinilai memiliki bargaining tertentu. Misalnya saja masuk ke dalam kabinet," sebutnya lagi.

Namun demikian, sebagian masyarakat, di mana hasil survei ini dilakukan atas kalkulasi pendidikan, dari SMP hingga yang pernah kuliah mendapati bahwa PAN telah melanggar "kebiasaan", yakni substansi oposisi itu sendiri. Dan menurut LSI, PAN memang tidak terbiasa di posisi oposisi dan juga tidak tahan akan godaan di dalam politik.

"PAN rusak tradisi oposisi itu sendiri. Di sini, PAN nyatanya tidak terbiasa dengan oposisi dan tidak kuat dengan godaan," tambahnya.

Padahal jika ditelusuri, di dalam "penciptaan" KMP, PAN merupakan salah satu motornya. Yang pada saat itu PAN masih dipimpin Hatta Radjasa.

LSI mengeluarkan survei siang tadi (08/09/2015 di gedung LSI, jalan Pemuda, Jakarta Timur. Dihadiri pula beberapa awak media, dari cetak maupun online. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version