View Full Version
Sabtu, 02 Feb 2013

HRW: Serangan Pimpinan Prancis di Mali Sebabkan Kematian Warga Sipil

BAMAKO, MALI (voa-islam.com) - Kelompok hak asasi manusia mengatakan pada hari Jumat (1/1/2013) bahwa serangan yang dipimpin Prancis terhadap para pejuang Islam di Mali telah menyebabkan kematian warga sipil dalam serangan udara dan pembalasan dendam terhadap etnis lain oleh pasukan Mali.

Prancis telah menempatkan lebih dari 3.500 pasukan darat dalam kampanye penyerbuan tiga pekan yang telah merebut kendali atas kota-kota bagian utara Mali.

Tujuan serangan tersebut adalah untuk mencegah para pejuang Islam memperluas perapan hukum Syariah di wilayah lain dari Mali setelah mereka memberlakukan hukum Islam di wilayah utara yang mereka kuasai sejak April lalu.

Amnesty International dan Human Rights Watch, mengutip laporan dari para saksi mata pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh tentara pemerintah Mali terhadap puluhan warga sipil di kota-kota pusat Sevare dan konna.

Mereka mengatakan pasukan Mali menargetkan warga sipil berkulit terang dari kelompok etnis Arab dan Tuareg yang dituduh terkait dengan para pejuang Islam. Militer Mali membantah pembunuhan balasan oleh tentara dan pemerintah di Bamako secara terbuka memperingatkan terhadap serangan balas dendam.

Amnesty juga melaporkan bahwa sedikitnya lima warga sipil - termasuk seorang ibu dan tiga anaknya - tewas oleh serangan roket helikopter pada pagi hari 11 Januari di konna, yang direbut oleh para pejuang Islam dalam dua hari serangan sebelumnya.

"Tidak satupun baik Mali maupun Prancis mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari menghantam sasaran sipil," kata Gaetan Mootoo, peneliti utama Amnesty untuk Afrika Barat, dalam konferensi pers di Bamako. "Kami sudah meminta otoritas Prancis dan di Bamako untuk membuka penyelidikan independen."

Sebagai tanggapan, Prancis mengklaim negara itu tidak dimulai intervensi militernya di Mali sampai sore hari 11 Januari dan helikopter mereka tidak menargetkan daerah manapun di dalam kota konna.

Tentara Mali memiliki dua Hind Mi24 helikopter serangan tetapi tidak jelas apakah keduanya beroperasi.

Tuduhan pelanggaran HAM itu datang ketika Paris mengkonfirmasi bahwa Hollande akan mengunjungi Mali pada hari Sabtu, didampingi Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian dan Menteri Luar Negeri Laurent Fabius.

Hollande akan bertemu Interim Mali Presiden Dioncounda Traore di selatan, sungai ibukota Bamako sebelum bepergian ke Timbuktu untuk menyambut tentara Prancis, sebuah sumber diplomatik Elysee kepada Reuters. (an/wb)


latestnews

View Full Version