View Full Version
Jum'at, 03 Jul 2020

Turki Sebut Prancis Harus Meminta Maaf Terkait Insiden Angkatan Laut di Mediterania

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Menteri luar negeri Turki pada hari Kamis (2/6/2020) mengatakan Prancis harus meminta maaf karena membuat "klaim palsu" tentang insiden angkatan laut di Mediterania yang telah menambah ketegangan yang meningkat antara sekutu NATO.

"Ketika Prancis membuat klaim palsu dan bekerja melawan Turki, itu tidak boleh diterima," kata Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Berlin.

"Kami mengharapkan Prancis untuk meminta maaf tanpa syarat," katanya, setelah Paris bulan lalu mengecam intervensi "sangat agresif" oleh kapal-kapal Turki terhadap kapal angkatan laut Prancis yang berpartisipasi dalam operasi keamanan maritim Mediterania NATO.

NATO telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut, di mana Perancis mengatakan salah satu kapalnya menjadi sasaran radar oleh fregat Turki saat berusaha untuk memeriksa kapal kargo yang diduga membawa senjata ke Libya.

Turki membantah tuduhan itu, menyabutnya sebagai "tidak berdasar", dan bersikeras bahwa kapalnya hanya mengamati kapal perang tersebut. Pihaknya menuduh kapal Perancis melakukan "manuver kecepatan tinggi dan berbahaya".

Prancis pada hari Rabu mengatakan pihaknya menangguhkan keikutsertaannya dalam misi NATO, yang dikenal sebagai Operation Sea Guardian, sampai keprihatinannya diatasi.

Pertengkaran itu merupakan gejolak terbaru antara kedua negara yang telah bertukar kritik tajam dalam beberapa hari terakhir atas peran mereka dalam konflik di Libya.

Ankara mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB di Libya melawan pimpinan pemberontak Khalifa Haftar.

Prancis diduga oleh para analis mendukung Haftar bersama Mesir, Rusia dan Uni Emirat Arab, tetapi menegaskan itu netral.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin menuduh Turki "tanggung jawab pidana" atas keterlibatannya di negara Afrika utara.

Paris menuduh Ankara mengirim senjata ke Libya karena menentang embargo PBB dan juga mengirim ribuan pejuang Suriah yang pro-Turki.

Turki membalas keesokan harinya, dengan Cavusoglu mengecam pendekatan "destruktif" Prancis terhadap konflik Libya dan menuduhnya berusaha meningkatkan kehadiran Rusia di sana. (AFP)


latestnews

View Full Version