View Full Version
Rabu, 02 Dec 2020

7 Anak Tewas Akibat Bombardir Pemberontak Syi'ah Houtsi di Kota Taiz Yaman

TAIZ, YAMAN (voa-islam.com) - Tujuh anak tewas akibat bombardir pemberontak Syi'ah Houtsi di distrik yang dikuasai pemerintah di Yaman selama dua hari terakhir, kata petugas medis dan badan bantuan.

Di kota terbesar ketiga Yaman, Taez, yang dikuasai pemerintah tetapi hampir dikepung oleh pasukan pemberontak Syi'ah Houtsi, dua anak perempuan, satu baru berusia sembilan bulan, dinyatakan tewas pada Senin malam setelah pemboman pemberontak Syi'ah Houtsi yang juga melukai tujuh orang lainnya, kata petugas medis.

Tidak ada reaksi langsung dari para pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran tersebut, yang telah berulang kali menargetkan warga sipil.

Organisasi bantuan Doctors without Borders mengimbau "semua kelompok bersenjata untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari korban sipil".

Pada Ahad, lima anak termasuk di antara delapan warga sipil yang tewas dalam penembakan pemberontak di distrik Al-Durayhimi yang dikuasai pemerintah di pantai Laut Merah, kata petugas medis dan sumber pemerintah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkonfirmasi jumlah korban tewas akibat pemboman itu, yang dikatakan sebagai bagian dari peningkatan pertempuran di dalam dan sekitar pelabuhan bantuan terdekat Hodeida, di mana gencatan senjata yang ditengahi PBB sebagian besar telah mencegah pertempuran besar.

Sebanyak 74 warga sipil tewas atau terluka di provinsi Hodeida pada Oktober ketika permusuhan meningkat, kata misi PBB.

"Lima anak dan tiga wanita tewas dan tiga anak lainnya serta tiga wanita terluka ketika peluru artileri menghantam sebuah rumah di desa Al-Ghaza di Al-Durayhimi," kata Altaf Musani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman.

"Serangan terhadap wanita dan anak-anak ini tidak bisa diterima dan tidak bisa dibenarkan."

Sebanyak 74 warga sipil tewas atau terluka di provinsi Hodeida pada Oktober ketika permusuhan meningkat, kata misi PBB. (MeMo)


latestnews

View Full Version