View Full Version
Rabu, 18 May 2022

Pengadilan India Larang Muslim Shalat Jamaah Di Masjid Gyanvapi Setelah Klaim Penemuan Berhala Hindu

UTTAR PRADESH, INDIA (voa-islam.com) - Pengadilan di India utara memerintahkan pihak berwenang Senin (16/5/2022) untuk membatasi kegiatan ibadah umat Islam di Masjid Gyanvapi yang bersejarah setelah tim survei mengklaim menemukan relik dewa Hindu Siwa dan simbol Hindu lainnya di sana, pengacara yang terlibat dalam kasus tersebut mengumumkan.

Awal bulan ini, pengadilan di Varanasi membentuk tim untuk mensurvei tempat tersebut setelah lima wanita meminta izin untuk melakukan ritual Hindu di salah satu sudutnya dengan mengklaim bahwa sebuah kuil Hindu pernah berdiri di situs Islam tersebut saat ini.

Anggota kelompok Hindu garis keras mengklaim bahwa para penyerbu Islam dan raja-raja Muslim selama berabad-abad kekuasaan mereka menghancurkan kuil-kuil Hindu untuk membangun masjid atau mausoleum di atasnya sebagai bagian dari strategi ekspansionis mereka di anak benua itu.

Masjid Gyanvapi, yang terletak di daerah pemilihan politik Perdana Menteri Narendra Modi, adalah salah satu dari tiga masjid besar di utara Uttar Pradesh. Kelompok Hingu ekstrimis percaya itu dibangun setelah menghancurkan sebuah kuil bersejarah.

Pengacara H. S. Jain, yang mewakili para wanita pemohon, mengklaim kepada pengadilan bahwa tim survei telah menemukan peninggalan Siwa dan simbol Hindu lainnya di sana. Hakim melarang umat Islam mengadakan shalat jamaah di dalam masjid.

Polisi mengatakan perintah pengadilan akan membantu menjaga hukum dan ketertiban pada saat kelompok garis keras Hindu yang terkait dengan partai politik Modi telah memperkuat tuntutan mereka untuk menggali di dalam beberapa masjid dan mengizinkan penggeledahan di masjidTaj Mahal yang ikonik di India.

Pada tahun 2019, Mahkamah Agung mengizinkan umat Hindu untuk membangun sebuah kuil di lokasi Masjid Babri abad ke-16 yang dihancurkan oleh massa Hindu pada tahun 1992 yang mengklaim bahwa kuil itu dibangun di tempat di mana Dewa Rama Hindu dilahirkan.

Insiden itu menyebabkan kerusuhan agama yang menewaskan hampir 2.000 orang, sebagian besar Muslim, di seluruh India.

Para pemimpin dari 200 juta Muslim India melihat langkah terbaru itu sebagai upaya lain oleh umat Hindu garis keras untuk merusak hak-hak Muslim atas kebebasan beribadah dan ekspresi keagamaan, dengan persetujuan diam-diam dari partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa yang dipimpin Modi. (TDS)


latestnews

View Full Version