View Full Version
Senin, 20 May 2013

Ibu Kandung Presiden SBY Ternyata Tokoh Gerwani Pacitan

Jakarta (SIONLINE)- Sebagaimana riwayat hidup mantan Presiden RI kedua, almarhum Jenderal TNI (Purn) Soeharto yang lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusu, Argomulyo, Bantul, Daerah Istimnewa Yogyakarta; ternyata riwayat hidup  Presiden RI keenam,  Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lahir pada 9 September 1949 di Termas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur itu sama-sama ‘misteri dan gelap’.

Pasalnya, sampai sekarang tidak diketahui siapa nama ibu kandung SBY. Sesungguhnya Hj Siti Habibah Soekotjo yang sekarang bermukim di Blitar, bukanlah ibu kandung SBY, tetapi ibu sambungan setelah Lettu TNI (Purn) Raden Soekotjo (ayah kandung SBY) bercerai dengan ibu kandungnya dan kemudian nikah lagi dengan Siti Habibah. Perceraian itu terjadi ketika SBY masih SMP. Tetapi yang jelas, ibu kandung SBY adalah tokoh Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia, ormas wanita underbow PKI) di Pacitan.

Ibu kandung SBY sebagai tokoh Gerwani Pacitan mulai terkuak setelah Ketua Umum Pusat Gerakan Nasional Patriot Indonesia (GNPI), Alfian Tanjung mengungkapkannya pada acara Diskusi Keumatan: “Pendidikan Deteksi Dini Bangkitnya Neo-Sosialisme Komunisme di Indonesia” yang diadakan di Kantor Pusat MUI, jalan Proklamasi, Jakarta, Sabtu (18/5). Turut hadir sebagai pembicara KH Ma’ruf Amin (Ketua MUI), Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri (mantan Wakasad) dan Alfian Tanjung.       

Menurut Alfian Tanjung, setelah dirinya bertemu dengan beberapa tokoh nasional seperti almarhum KH Yusuf Hasyim (paman Presiden Gus Dur), semuanya mengungkapkan bahwa sesungguhnya ibu kandung Presiden SBY adalah tokoh Gerwani Pacitan.

“Tanyakan saja pada kawan selighting beliau di Akmil, benar atau tidaknya pasti akan ditolak yang bersangkutan. Tetapi dari beberapa audiensi saya dengan para tokoh tua nasional, mereka mengabarkan bahwa ibu beliau adalah tokoh Gerwani Pacitan,” ungkap Alfian Tanjung kepada SI Online.

Tokoh muda yang dikenal sebagai pendekar muda anti PKI ini menjelaskan, dirinya tidak heran mengapa Presiden SBY kemudian memutuskan 1 Mei  yang merupakan Hari Buruh Internasional yang sering diperinggati di berbagai negara Komunis seperti China, Uni Soviet (sekarang Rusia), Korea Utara, Kuba dan Vietnam, mulai tahun 2014 secara resmi dijadikan sebagai Hari Libur Nasional.

“Saya tidak heran kalau Presiden SBY telah menetapkan 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional. Maklumlah, latar belakang ibu kandungnya sebagai tokoh Gerwani Pacitan,” tegas Alfian Tanjung.

Dikatakannya, di era Pemerintahan SBY yang telah berlangsung selama 9 tahun ini, PKI mulai berani unjuk gigi dan bangkit kembali dari kuburnya, sementara 61 anggota DPR RI diindikasikan pro PKI seperti Ribka Tjiptaning dan Budiman Sudjatmiko dari PDIP. Bahkan inner-circle kekuasaan Presiden SBY sekarang banyak diisi para tokoh muda yang berlatar belakang Sosialis atau pro Komunis, seperti Andi Arif (Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam), Heri Sembayong, Aam Sapulete dan sebagainya. (*)

Red: Abdul Halim  


latestnews

View Full Version