View Full Version
Selasa, 03 Nov 2009

Hikmah Penetapan Baitullah Sebagai Tempat Pelaksanaan Haji

Baitullah adalah tempat yang diberkahi. Rumah Allah yang pertama kali dibangun sebagai tempat ibadah untuk umat manusia. Di sanalah, pertama kali, mereka beribadah, mempersembahkan sembelihan, berthawaf, shalat dan beri'tikaf di sisinya.

"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imran: 96-97).

Dalam syariat Nabi Muhammad SAW, Allah menjadikannya sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji. Pemilihan tempat tertentu untuk sebuah ibadah dengan hikmah terkandung di dalamnya adalah hak Allah SWT. Sebagaimana Allah mengganti kiblat umat Islam dari masjid al-Aqsha ke ka'bah yang ada di Masjidil Haram di Makkah.

Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari penetapan masjidil haram sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji, antara lain:

Pertama, Ketika umat Islam berhaji ke Baitullah, mereka akan mengingat bapak mereka, Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Beliaulah orang yang pertama membangun Baitullah dan menyeru manusia menunaikan ibadah haji. Dengan mengingat ini diharapkan umat Islam mendapat manfaat.

Kedua, Tempat-tempat pelaksanaan ibadah haji merupakan kampung halaman Nabi Muhammad SAW dan tempat kelahiran beliau.

Ketiga, Baitullah adalah tempat suci munculnya dienullah al-hanif (agama Allah yang lurus), yang kemudian cahayanya memancar ke seluruh penjuru negeri.

Keempat, Di tempat itulah Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim 'alasihis salam, dengan memakmurkan kota Makkah dan sekitarnya serta melimpahkan berbagai jenis buah-buahan yang lezat, sebagaimana yang difirmankan Allah,

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)

Kelima, Tempat-tempat suci tersebut terletak di dataran tanah Arab yang hanya dihuni oleh orang Islam. hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW, "tidak akan berkumpul di tanah haram dua agama yang berbeda." Oleh karena itu, dalam pelaksanaan ibadah haji, para hujjaj tidak diganggu dan direpotkan oleh non-muslim. Dengan demikian, mereka mendapat kemudahan dalam mengatur urusan mereka yang berkaitan dengan dunia dan agama mereka. (PurWD/voa-islam)


latestnews

View Full Version