voa-islam - Salah satu bentuk karunia Allah Ta'ala bagi para hamba-Nya, Dia menjadikan untuk mereka beberapa musim untuk meningkatkan ketaatan, memperbanyak amal shalih, dan saling berlomba untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Orang yang berbahagia adalah orang yang memperhatikan musim-musim tersebut tanpa membiarkannya berlalu begitu saja.
Di antara musim-musim ketaatan ini adalah 10 hari pertama dari bulan Dzul Hijjah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengakui bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari dunia yang paling utama. Oleh karenanya, beliau menganjurkan untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya.
Allah Ta'ala juga telah bersumpah dengannya. Dan sebenarnya ini saja sudah cukup untuk menunjukkan kemuliaan dan keutamaan hari-hari itu. Karena Dzat yang Maha Agung tidak bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung. Allah Ta'ala berfirman,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِي هَلْ فِي ذَلِكَ قَسَمٌ لِذِي حِجْرٍ
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal." (QS. Al-Fajr: 1-5)
Bagaimanakah cara menyambut kedatangan hari-hari ini?
Seorang muslim seharusnya menyambut seluruh musim ketaatan, di antaranya 10 hari pertama Dzul Hijjah dengan beberapa hal:
1. Taubat yang tulus. Seorang muslim menyambut musim ketaatan dengan taubat yang tulus dan tekad yang kuat untuk kembali kepada Allah. Dia akan mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat melalui taubat itu. Allah Ta'ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nuur: 31).
2. Tekad kuat untuk memanfaatkan hari-hari ini. Seorang muslim sepantasnya bersemangat memanfaatkan hari-hari ini dengan perkataan dan perbuatan yang baik. Dan siapa yang bertekad melaksanakan kebaikan Allah pasti membantunya dan menyiapkan sebab-sebab yang memudahkannya untuk menyempurnakannya. Dan siapa yang membenarkan janji Allah, maka Allah akan membantunya untuk merealisasikannya. Allah Ta'ala berfirman.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69)
3. Menjauhi perbuatan maksiat. Kalau ketaatan adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah, sebaliknya maksiat merupakan jalan yang menjauhkan seseorang dari Allah dan rahmat-Nya. Terkadang seseorang tidak mendapatkan rahmat Allah disebabkan dosa yang dikerjakannya. Jika Anda berharap diampuni dosa dan diselamatkan dari Neraka maka jauhilah perbuatan maksiat, khusunya pada hari-hari ini. Dan siapa yang memahami apa yang dicarinya maka dia akan mudah berkorban untuknya.
Saudaraku, semangatlah untuk memanfaatkan hari-hari ini dan sambutlah dengan melakukan kebaikan sebelum dia berlalu yang mengakibatkan penyesalan. (PurWD/dalil-alhaj.com)