View Full Version
Rabu, 19 Dec 2018

Tidak Khusyu', Haruskah Ulangi Shalat?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Khusyu’ merupakan ruh shalat. Shalat tanpa disertai kekhusyu’an dan hadirnya hati, kata Ibnul Qayyim, seperti jasad mati tak bernyawa. Dan khusyu’ sangat menentukan nilai shalat seseorang.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminun: 1-2)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah mengikat keberuntungan orang-orang shalat dengan khusyu’ dalam shalat mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak khusyu’ bukan termasuk ahli falah.” (Madarij Salikin: 1/526)

Khusyu’ hanya akan diperoleh oleh orang yang mengosongkan hatinya untuk shalat, konsentrasi dengannya dan menjadikan shalat sebagai aktifitas terpenting. Saat itulah shalat menjadi hiburan dan kebahagiaan bagi pelakunya.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,  

حُبِّبَ إِلَيَّ الطِّيبُوَ النِّسَاءُ ، وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

Dijadikan pada diriku suka kepada wewangian dan wanita-wanita, dan dijadikan penyedap pandangan mataku di dalam shalat.” (HR. Ahmad, Al-Nasai, dan al-Hakim)

Dengan hadirnya hati dalam shalat akan menumbuhkan pengagungan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya. Hati menjadi lembut, tunduk dan tenang sehingga anggota badanpun akan ikut tunduk dan tenang. Karena anggota badan sebagai pengikut hati.

Al-Hasan al-Bashri berkata, “Kekhusyu’an mereka ada di hati mereka sehingga mereka menundukkan pandangan dan merendahkan diri mereka.”

Muhammad bin Sirin berkata, “Dahulu para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendongakkan pandangan ke langit ketika shalat, maka ketika diturunkan ayat tersebut (QS. Al-Mukminun: 1-2) mereka menundukkan pandangan ke tempat sujud mereka.”

Tidak mudah mencapai khusyu’. Butuh kesungguhan, latihan, keistiqomahan, dan menyempurnakan sebab-sebab yang membantu untuk khusyu’.

[Baca: Ingin Khusyu' Shalat, Pahami Bacaan Shalatmu!]

Bagaimana kalau jika seseorang merasa tidak khusyu’ dalam shalatnya. Apakah ia harus mengulangi shalatnya?

Syaikh ‘Uwaidhah ‘Utsman, Mufti Daar al-Ifta’ al-Mishriyah, menjawab pertanyaan serupa, “Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang mengulangi shalat dua kali dalam satu hari. Karenanya, tidak wajib atasmu mengulangi shalat hanya karena merasa tidak khusyu’. Ini sebagai pengamalan terhadap sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini.”

Syaikh menjelaskan solusi atas kondisi ini,

عليك بالاستغفار ثلاثاً دبر كل صلاة" [استغفر الله .. استغفر الله .. استغفر الله]، جبراً للتقصير فى الصلاة

“Engkau istighfar tiga kali setiap kali selesai shalat. –Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah,- mencukupkan kekurangan dalam shalat.”

Bagi orang yang sedang mengerjakan shalat ia wajib menghadirkan hati dalam shalatnya dan memerangi diri dari perkara-perkara yang melalaikan dan memalingkan. Hendaknya ia sadar, saat ia shalat, syetan berusaha mencuri ruh shalatnya. Maksudnya mencuri kekhusyu’an shalatnya. Sehingga ia mempersembahkan shalat kepada Allah tanpa ruh.

Saat Anda berdiri shalat tinggalkan dunia dan kesibukan memikirkannya. Pikirkan bahwa Anda akan menuju akhirat setelah shalat itu. Sehingga shalat yang ditegakkan seolah-olah shalat perpisahan.

Ini sesuai dengan pesan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu Ayyub Radhiyallahu 'Anhu saat beliau bersabda kepadanya, "Apabila kamu berdiri dalam shalatmu maka shalatlah seperti shalat perpisahan." (HR. Ahmad dan disebutkan juga dalam Shahih al-jami', no. 742)

[Baca: Tips Jitu Shalat Khusyuk: Mengingat Kematian Saat Shalat]

Yakni seperti shalat orang yang mengira bahwa ia tak akan shalat lagi sesudahnya. Apabila orang yang shalat yakin dirinya akan mati dan di sana masih ada satu shalat sebagai shalat terakhir, hendaknya ia khusyu' dalam shalat yang dikerjakannya itu. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com


latestnews

View Full Version