CUPET betul nalar pikiran Mulyadi. Usia masih muda, masa depan masih panjang, tapi akalnya terlalu pendek. Pemuda berusia sekitar tiga puluhan tahun ini menyelesaikan problematika hidup dengan jalan salah, yaitu mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Padahal, kalau ada problematika kehidupan, maka yang perlu diselesaikan dan diakhiri adalah problemnya, bukan hidupnya.
Saking kalutnya Mulyadi, sampai-sampai ia lupa membawa kartu identitas semisal KTP, SIM, atau kartu nama ketika hendak bunuh diri. Sehingga jasadnya merepotkan banyak orang.
Peristiwa memalukan bagi orang yang paham agama ini bermula sekitar pukul 09.30 WIB, area parkir lantai 6 Gedung Pasar Baru belakang, Jalan Pasar Barat, Bandung. Pagi itu (15/1/2010), seorang pemuda yang mengenakan jaket krem lengan panjang terlihat kalut. Ia duduk sebentar di atas tembok pembatas di area parkir lantai 6. Entah apa yang dipikirkan, tiba-tiba saja pria bersendal plastik merk rebook ini terjun bebas ke bawah dengan posisi kepala duluan. Dalam hitungan detik, kepalanya membentur atap toko di lantai bawah. Brukkk...!!! Pemuda itu tewas seketika.
Menurut saksi mata, Egi Saputra (33), saat kejadian dirinya tengah bekerja di sebuah toko yang berada di belakang Gedung Pasar Baru. "Saya lagi kerja perbaiki dak toko di lantai dua," ujarnya.
Egi mengaku melihat seorang pria di area parkir lantai 6 Gedung Pasar Baru. "Pria itu duduk sebentar di dekat pembatas yang ada tiangnya. Trus langsung loncat, kepala duluan dan mengenai atap toko sebelah," katanya.
Badan pria itu berdentum keras dan nyangkut di atap. Dia tewas seketika. "Saya langsung pingsan pas lihat itu," katanya yang mengaku tak sadarkan diri selama 5 menit. Kejadian ini sontak membuat heboh warga sekitar. Usai kejadian, jenazah langsung dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Hingga Sabtu pagi, polisi masih belum mengetahui siapa sosok pria yang mati bunuh diri itu, sebab pria itu tidak membawa satu pun kartu identitas pengenal.
..Pria itu duduk sebentar di dekat pembatas yang ada tiangnya, angsung loncat, kepala duluan dan mengenai atap toko. Badan pria itu berdentum keras dan nyangkut di atap. Dia tewas seketika...
Identitas jenazah baru diketahui bernama Mulyadi (30), Sabtu siang (16/1/2010), sekitar pukul 12.00 WIB tadi siang, jenazah Mulyadi sudah dijemput keluarganya.
"Keluarganya siang tadi datang untuk membawa jenazah. Nama korban itu Mulyadi, warga Situ Aksan," jelas Yaya, salah seorang petugas kamar mayat RSHS Bandung Yaya. Ditambahkan Yaya, pihak keluarga mengetahui ciri-ciri Mulyadi saat melihat tayangan berita di televisi. Mulyadi ternyata warga Jalan Situ Aksan, Kota Bandung.
Betapa terkutuk dan celakanya pelaku bunuh diri
Bunuh diri dengan cara meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, dan seterusnya adalah sama saja hukumnya. Bunuh diri bertentangan dengan ajaran Dinul Islam:
Pertama, dalam pandangan Islam, nilai manusia sangatlah tinggi. Bahkan masalah kemanusiaan adalah topik utama yang dibahas dalam Al-Qur-an. Allah Ta’ala telah menggariskan bahwa “menghilangkan satu saja nyawa manusia tanpa haqq, seolah-olah ia telah membinasakan seluruh manusia. Sebaliknya menjaga kehidupan satu saja jiwa manusia seolah-olah ia telah menjaga kehidupan seluruh manusia.
”Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi” (Qs. Al-Ma’idah 32).
Kedua, Allah Ta’ala melarang bunuh diri, dengan sebuah ayat yang sangat tegas dan gamblang: “... Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu" (Qs. An-Nisa 29).
..kalau ada problematika kehidupan, maka yang perlu diselesaikan dan diakhiri adalah problemnya, bukan hidupnya...
Ketiga, Pelaku bunuh diri diharamkan masuk surga, sesuai dengan hadits berikut:
Dari Jundub bin Abdillah RA, katanya Nabi SAW. bersabda: “Dahulu di kalangan umat sebelum kamu ada seorang lelaki yang ada kecederaan, lalu dia tidak bersabar menanggung kesakitannya, lalu dia mengambil pisau dan memotong tangannya sehingga darah tidak berhenti hingga dia mati. Firman Allah SWT: “Tergesa-gesa hamba-Ku pergi menghadap kepada-Ku (dengan membunuh diri), maka aku haramkan untuknya surga” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat, bunuh diri adalah dosa besar yang diancam dengan azab di neraka. Bunuh diri disebut sebagai dosa besar, karena adanya ancaman khusus berupa siksa neraka yang dahsyat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa bunuh diri dengan besi, maka di neraka jahanam nanti besi itu selalu di tangannya, ia menusuk-nusukkannya ke perutnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka di neraka jahanam nanti ia akan terus meminumnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka di neraka jahanam nanti, ia akan menjatuhkan (dirinya) selama-lamanya.” (HR. Muslim).
Peristiwa ini harus jadi perhatian bagi mulyadi-mulyadi lain yang masih hidup. Kalau ada problem, selesaikan dengan dewasa, kepala dingin, lapang dada, penuh tanggung jawab dan full tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan sekali-kali menyudahi problem dengan bunuh diri. Karena bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah, justru menambah masalah yang mahapanjang di alam akhirat. Apabila kasus bunuh diri sudah dibawa ke akhirat, maka akan berujung di neraka yang dahsyat. Pada saat itu, Mulyadi tidak bisa lagi mengelak dari siksa neraka dengan jurus bunuh diri jilid 2. Ingat itu, mas Mul! [taz/voa-islam.com]