View Full Version
Rabu, 19 Jan 2011

Orang Ribut Kebohongan Rezim SBY, Kakek Nekat Bunuh Diri Tak Punya Biaya Berobat

SEMARANG (voa-islam.com) – Saat para rohaniawan yang menamakan diri Tokoh Lintas Agama dan pemerintah sibuk berpolemik soal “Daftar Kebohongan Rezim SBY,” seorang kakek mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena tak punya biaya untuk berobat.

Tak punya uang untuk biaya berobat, seorang kakek nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Korban diketahui bernama Mbah Sugiman (66), warga Karang Anyar, Tugu, Semarang Jawa Tengah.

Loso (60), rekan korban, menuturkan Sugiman bunuh diri karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa terhadap penyakit yang dideritanya.

Nahasnya, korban diketahui sudah ditinggalkan oleh keluarganya sejak lama. Anak satu-satunya juga tak mau lagi mengakui Sugiman sebagai kakeknya.

“Semalam, dia (Mbah Sugiman) berpamitan akan pergi jauh dan menitipkan surat untuk mantan istrinya,” ungkap Loso, Rabu (19/1/2011).

Selain itu di dekat tubuh Mbah Sugiman, petugas Polsek Tugu juga menemukan secarik kertas. Dalam surat itu Mbah Sugiman mengaku tidak sanggup lagi merasakan sakit yang diderita.

Mbah Sugiman akhirnya ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di atap rumah gubugnya dengan menggunakan tali plastik hijau. Korban ditemukan tewas pertama kali oleh Loso sekira pukul 09.30 WIB.

Sebagaimana diberitakan di berbagai media massa sebelumnya, para rohaniawan Lintas Agama antara lain Din Syamsuddin, Ahmad Syafii Ma’arif, Pendeta Andreas Yewangoe, Romo Mgr Situmorang, Romo Frans Magnis Suseno, Bikkhu Pannyavaro, I Nyoman Udayana Sangging, dll, menandatangani seruan terbuka kepada pemerintah agar menghentikan kebohongan publik kepada rakyat. Salah satu kebohongan rezim SBY menurut para rohaniawan Lintas Agama adalah soal angka kemiskinan. Pemerintah dituding berbohong karena berkai-kali menyatakan telah berhasil mengurangi kemiskinan (dengan garis kemiskinan 211.726 rupiah) menjadi 31,02 juta.

Keputusan Mbah Sugiman untuk bunuh diri karena kemiskinan dan penderitaan memang tak dibenarkan oleh agama. Meski tak bisa bicara dengan kata-kata, namun aksi tragis Mbah Sugiman itu harus dijadikan teguran bagi para pemimpin dan agamawan Lintas Agama, agar jangan sibuk menebar pesona dengan berpolemik. Wujudkan dengan aksi nyata! [taz/okz]


latestnews

View Full Version