View Full Version
Kamis, 17 Feb 2011

Habib Rizieq Syihab: FPI Siaga Satu

Jakarta (voa-islam.com) - Pasca bentrok antara massa dan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, wacana pembubaran ormas yang dianggap sering melakukan aksi anarkis terus digulirkan. Ibarat salah mendiagnosa, yang sakit di kepala, yang diobati di dengkul. Bukannya mengusut tuntas secara mendalam tentang siapa dalang di balik aksi berdarah tersebut dan memberikan sanksi kepada Ahmadiyah yang nyata-nyata sering melanggar SKB 3 Menteri, Presiden SBY justru melontarkan pernyataan yang berencana membubarkan ormas yang dianggap radikal. “Ungkapan Presiden SBY ini berusaha mengalihkan persoalan. Inikan ada masalah, tapi cari-cari masalah di tempat lain,” ujar Juru Bicara Hizbuttahrir Indonesia, M.Ismail Yusanto.

Dalam pidato di Kupang, Nusa Tenggara Timur, SBY dengan tegas mengatakan, "Jika ada kelompok atau organisasi resmi yang selama ini terus melakukan aksi-aksi kekerasan, yang bukan hanya meresahkan masyarakat luas, tapi nyata-nyata telah banyak menimbulkan korban, maka penegak hukum agar mencarikan jalan yang sah dan legal untuk bisa perlu dilakukan pembubaran atau perubahan," kata SBY. Pidato SBY kemudian ditampilkan di televisi lengkap dengan gambar video bentrokan Monas yang terjadi beberapa waktu lalu.

Meski tak menunjuk nama organisasi yang dimaksud, pernyataan SBY tersebut dianggap mengarah kepada salah satu ormas tertentu. Apalagi, beberapa jam pasca peristiwa Cikeusik, Ulil Abshar Abdalla, pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat, merapat ke Cikeas untuk memberi masukan kepada SBY terkait insiden di Cikeusik.

Ulil mengaku telah memberi masukan kepada SBY dan mendapat respon yang cukup serius.  “Menurut saya jelas, dia berusaha memberi masukan kepada SBY untuk pembubaran ormas, terutama FPI.

SBY mendapat masukan dari kelompok liberal, bukan dari aparat keamanan. Harusnya, kalau presiden cerdas, dia minta masukan dari BIN, TNI, atau polri, bukan dari kelompok liberal yang selama ini bersemangat ingin membubarkan FPI,” tegas Habib Rizieq.

Bukan tanpa alasan jika Habib Rizieq merasa ormas yang dimaksud oleh SBY adalah FPI, mengingat dalam lingkaran pemerintahan SBY-Boediono  bercokol kelompok liberal. Bukan tanpa sebab pula, jika pertemuan Ulil Abshar Abadalla di Cikeas beberapa jam pasca tragedi Cikeusik diduga membicarakan rencana pembubaran ormas. Pada akhir tahun 2010 lalu, kepada media massa, Ulil Abshar pernah mengatakan dirinya akan memberi masukan kepada SBY untuk membubarkan FPI. Bahkan, Ulil mengaku akan mengampanyekan wacana ini ke masyarakat dan DPR. “Saya akan memberikan masukan kepada Presiden Yudhoyono yang sekaligus juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Saya usulkan FPI dibubarkan, karena melihat track record mereka. Saya akan berusaha berkomunikasi dengan presiden,” kata Ulil ketika itu, Senin (9/8/2010).

Habib Rizieq menilai wacana pembubaran ormas Islam sudah diskenariokan jauh sebelum peristiwa Cikeusik terjadi. Ia menyatakan, ada runtutan skenario yang dijalankan, terutama setelah SETARA Institute, LSM liberal yang dimotori oleh Hendardi, melansir laporan tentang basis radikalisme dan kelompok radikal di Jadebotabek. “Laporan itu fitnah terhadap umat Islam, para habaib, dan majelis-majelis taklim. Mereka menganggap majelis-majelis taklim sebagai sarang radikalisme yang akan menciptakan teroris-teroris masa depan. Fitnah itu kemudian disambut SBY dengan wacana pembubaran ormas belakangan ini,” ujar Habib Rizieq.

Alumnus King Saud University, Saudi Arabia, ini menilai pernyataan SBY sebagai ancaman terhadap ormas Islam. “Jadi jangan dibilang kita mengancam pemerintah. SBY duluan yang mengancam ormas Islam. Kita menyambut ancaman itu dengan dua pilihan: Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi,” kata Habib Rizieq dalam ceramah yang dihadiri ratusan massa umat Islam di Cawang, Rabu (16/2), pukul 01.00 dinihari. Habib yang berhasil meraih gelar master dari Universitas Kebangsaan Malaysia ini mengatakan, “FPI tidak akan tinggal diam jika ada ormas Islam yang dibubarkan oleh pemerintah,” tegasnya.

Habib Rizieq menyebut aksi di Cikeusik adalah bentrok massa yang dipicu oleh sikap Ahmadiyah yang menantang warga. Tidak ada atribut FPI atau ormas tertentu dalam aksi tersebut.

“Kalau disebut ada FPI di sana, anggota FPI itu ada di mana-mana, sebagaimana anggota-anggota ormas lain pun ada di mana-mana,” tukasnya. FPI juga menegaskan, pasca bentrokan, Kapolri sudah menegaskan tak ada ormas yang terlibat. “Harusnya Presiden SBY tanya Kapolri, bukan tanya sama LSM liberal, “tegasnya.

FPI Mulai Diteror

Pasca pernyataan soal rencana menggulingkan SBY, jika SBY berani membubarkan ormas Islam dan tidak membubarkan Ahmadiyah, Habib Rizieq melansir pernyataan bahwa ada upaya-upaya dari kelompok tertentu yang sedang berencana membuat kerusuhan di Jakarta dengan membentuk sebuah kelompok yang bernama “Forum Rempug Ganyang FPI.” Dari investigasi yang dilakukan oleh FPI, kelompok yang didominasi oleh aktivis liberal ini berusaha membuat benturan dengan FPI. “Mereka akan mengadakan pertemuan besar-besaran di Jalan Senopati pada Ahad tanggal 20 Februari. Nomor rumahnya sudah kita ketahui. Tolong aparat keamanan memeriksa itu. Kita FPI tidak akan menyerang. Tapi kalau FPI diserang, kita tak akan tinggal diam,” tegasnya.

Selain soal rencana “makar” kelompok yang akan membubarkan FPI, Habib Rizieq juga melansir pernyataan bahwa pada hari Selasa, pasca pengajian di Markas FPI Petamburan,  Ketua Badan Investigasi FPI dan Panglima Laskar FPI diculik oleh orang misterius dari rumahnya. Bahkan ketua Badan Investigasi FPI diculik di depan mertuanya. Sedangkan panglima laskar diculik bersama istrinya. “Mulai sekarang kita serukan kepada laskar, FPI sekarang siaga satu. Ada upaya-upaya dari kelompok tertentu yang ingin melakukan kekerasan terhadap FPI. FPI tidak akan pernah takut dan gentar,” tegas Habib Rizieq sambil meminta aparat kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini.

Sementara itu, situs resmi FPI, www.fpi.or.id melansir berita bahwa ada tiga anggota FPI yang diculik, satu diantaranya berhasil lolos karena melakulan perlawanan. Sedangkan Irwan, dari Badan Investigasi FPI diculik di rumahnya di Slipi, Jakarta Barat pada pukul 05.30, dan Marsuni Kaloko, Panglima Laskar FPI juga diculik dari rumahnya pada 07.30 Selasa pagi. Aksi ini mendapat perhatian serius seluruh laskar FPI. (artawijaya)


latestnews

View Full Version