View Full Version
Rabu, 20 Jul 2011

Polisi Belum Dipercaya, 90 Persen Tindakan Buruk Polri Dilakukan Bintara

MEDAN (voa-islam.com) – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melansir 90 persen polisi yang melakukan tindakan buruk kepada masyarakat adalah Bintara.

Menurut anggota Kompolnas, Novel Ali, hasil penelitian yang dilakukan lembaganya memperlihatkan bahwa polisi pada level Bintara belum memahami polisi demokratis dan polisi modern. Penelitian itu dilakukan terhadap responden yang pernah berurusan dengan polisi di tingkat sektor (Polsek).

Perlakuan buruk itu, menurut Novel, memperlihatkan reformasi di tubuh Polri belum sepenuhnya berhasil menciptakan polisi modern yang menghormati hak asasi. “Grand strategy Polri sudah memasuki tahun keenam, namun polisi masih sulit menjaga komitmen menghormati hak asasi,” kata Novel di hadapan perwira Kepolisian Daerah Sumatera Utara pada acara seminar “Refleksi, Evaluasi dan Visi Grand Strategi Polri” di Medan, Rabu (20/7/2011).

Seharusnya, kata dia, strategi besar Polri itu sudah memasuki tahap kemitraan sejak 2010. Namun, tahap itu sulit dilakukan karena tahap pertama sejak 2005, yakni kepercayaan publik, masih terus bermasalah. “Polisi belum dipercaya karena berbagai tindakan yang diperlihatkan pada Bintara ketika menangani perkara,” kata Novel.

Meski perlakuan buruk sering dilakukan Bintara, kata Novel, bukan berarti perwira polisi tidak pernah melakukan tindakan buruk. “Grand strategy Polri harus diubah dengan pendekatan bottom up dari Polsek, Polres, Polda, hingga Mabes Polri agar wajah polisi berubah menjadi dipercaya masyarakat,” kata Novel.

Sementara itu, Koordinator Staf Ahli Kapolri, Inspektur Jenderal Edward Aritonang, mengatakan polisi demokratis harus memperhatikan empat hal, yakni prioritas pelayanan, bertindak sesuai ketentuan hukum, melaksanakan tugas dengan prinsip akuntabilitas, serta melindungi hak asasi dan transparan. “Jika masih ditemukan anggota polisi berlaku buruk saat bertugas, itu akses dari reformasi Polri yang masih terseok-seok,” kata Aritonang.

Salah satu kesulitan Polri, ujar Edward, yaitu mengubah mind set dan culture set bintara agar bertindak terukur saat bertugas. “Tugas Mabes Polri terbesar saat ini menyiapkan pola rekrutmen, pendidikan, dan pengaturan tugas sebagai polisi demokratis,” ujar Aritonang. [silum/tin]


latestnews

View Full Version