View Full Version
Kamis, 13 Oct 2011

Khatib Saat Mimbar Jumat Dibogem Mantan GAM

Jakarta (Voa-Islam) - Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi Serambi Makkah, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Seorang ulama, Tengku Syaiful Bahri, ketika sedang menyampaikan Khutbah Jum’at di Masjid Raya Kumala, Sigli, Pidie, NAD, Jum’at (9/9/2011) lalu, tiba-tiba digebuki 4 orang anggota GAM yang dipimpin mantan Menteri Pertahanan GAM, Zakaria Saman. Akibat perilaku biadab tersebut, Tengku Syaiful Bahri terpaksa dirawat di rumah sakit.

Menurut keterangan Tengku Syaiful Bahri saat ditemui di kantor Forum Umat Islam (FUI), Rabu (12/10), waktu itu dirinya hanya menerangkan Hadist Nabi mengenai manusia yang tak diampuni dosanya kalau tidak meminta maaf, diantaranya memutus tali persaudaraan, dosa terhadap kedua orang tua dan bermusuhan terhadap umat Islam lainnya lebih dari tiga hari. Sehingga dalam khutbah tersebut dirinya menganjurkan agar jangan bermusuhan meski berbeda partai politik, sebab sebentar lagi akan ada Pilkada untuk memilih Gubernur NAD periode 2012-2017.

“Rupanya Zakaria  Saman dan seorang anggota DPRD dari Partai Aceh (PA), Ilyas, merasa tersinggung dengan isi khotbah saya, sehingga 4 orang mantan anak buahnya anggota GAM sama berdiri dan mengepung saya sewaktu masih khutbah Jum’at. Mereka memukuli saya habis-habisan hingga berdarah-darah, sementara jamaah lainnya ketakutan dan hanya berusaha melerainya,” ungkap Tengku Syaiful Bahri yang terlihat masih ada bekas luka-luka di wajahnya, yang didampingi para anggota Tim Pembela Muslim (TPM) seperti Syarifuddin (TPM Aceh), Amal Hotma dan Koko (TPM Pusat).

Tindakan biadab dari para mantan anggota GAM yang dikenal sekuler itu, langsung dilaporkan  ke Polres Pidie dan Polda NAD. Namun yang mengherankan, para tersangka hanya ditahan selama 2 hari dan sesudah itu dilepaskan, sementara Zakaria Saman tidak tersentuh hukum sama sekali.

Bahkan kurang lebih seminggu setelah peristiwa yang melukai hati dan perasaan umat Islam itu, Kapolda NAD Irjen (Pol) Drs Iskandar Hasan justru mengunjungi rumah Zakaria Saman. Namun apa hasil pembicaraan keduanya, hingga kini belum diketahui. Tetapi yang jelas sampai sekarang para tersangka masih bebas berkeliaran dan mengancam para Khatib Jum’at lainnya. Sehingga ada yang menduga terjadinya deal-deal tertentu antara Kapolda dan Zakaria Saman.

Karena pengaduan di Aceh tidak ditanggapi Kapolres maupun Kapolda, akhirnya dirinya terpaksa melaporkannya langsung ke Mabes Polri yang didampingi para pengurus TPM. Laporan langsung diterima Irwasum Mabes Polri, Komjen (Pol) Drs Fajar Prihantono yang juga mantan Kapolda NAD.

 “Kami berharap Mabes Polri segera melakukan tindakan tegas terhadap aparat dibawahnya yang bekerja tidak professional. Sebab jika dibiarkan, maka akan menurunkan kewibawaan Polri dimata masyarakat,” ungkap Ketua TPM Amal Hotma. (Desas/Halim)


latestnews

View Full Version