View Full Version
Sabtu, 25 Feb 2012

Ahmad Sumargono, Pembela Islam Itu Punya Riwayat Penyakit Jantung

JAKARTA (VoA-Islam) – Sebelum ke Sukabumi, pihak keluarga meyakini sang ayah, Ahmad Sumargono dalam keadaan sehat wal’afiat. Namun, diakui puteranya Salman Al Farisi, ayah punya riwayat penyakit jantung. Jum’at (24/2) dinihari , Bang Gogon (begitu ia akrab disapa) anfal alias kambuh. Takdirpun berkata, nyawa Ahmad Sumargono tak tertolong, kendati sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sekarwangi di Cibadak, Sukabumi.

Menurut Salman Al-Farisi, anak kedua dari Ahmad Sumargono kepada Voa-islam mengatakan, sebetulnya saat ke Sukabumi, ayahnya dalam keadaan sehat wal’afiat.  “Pada pukul 01.00 dinihari, Jum’at (24/2), sopir ayah menelpon kami (keluarga) dan memberitahukan bahwa dada ayah terasa sesak. Saat dibawa RS. Sekarwangi, Cibadak, Sukabumi, dokter sempat memompa jantung ayah dengan menggunakan alat pacu kejut, namun nyawa ayah sudah tak tertolong. Akhirnya, sekitar pukul 1.30 WIB ayah sudah tiada,” kata Salman.

Sebelum berangkat ke Sukabumi, Bang Gogon (begitu Ahmad Sumargono akrab disapa) sempat shalat Subuh di masjid. Selesai shalat, ayah sudah merasakan gelap pada penglihatannya. “Ayah sempat berpegangan, tapi beliau terus berjalan. Kami yakin, saat itu ayah dalam keadaan sehat wal’afiat. Di Sukabumi, ayah sempat muntah-muntah dan pingsan,” kata Salman.

Bagi Salman, sosok Ahmad Sumargono, bukan hanya sebagai sosok bapak, tapi juga guru bagi keluarga yang memberi motivasi dan mendidik anak-anaknya dengan wawasan keislaman. Sebagai anak, Salman berjani akan melanjutkan cita-cita, misi-visi dan perjuangan sang ayah.

Ba’da Jum’at, almarhum dishalatkan di Masjid Uswatun Hasanah, tak jauh dari rumah duka di Jl. H. Baping Ciracas Susukan, Jakarta Timur. Kegiatan terakhir Ahmad Sumargono, dikatakan Salman, menjadi staf pengajar di STIAMI, aktif di Forum Umat Islam (FUI) pimpinan KH. Muhammad Al-Khaththath, juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI).

Terbetik kabar, Sumargono meninggalkan partainya yang lama (Partai Bulan Bintang), lalu pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PBB), dimana beliau duduk sebagai Dewan Pertimbangan PPP. Salman ingat pesan ayahnya yang menginginkan umat Islam bersatu dan terus melahirkan generasi muda Islam .

KH. Didin Hafidhuddin (Ketua Baznas) yang merupakan sahabat almarhum, menilai sosok Sumargono sebagai sosok pejuang yang istiqamah dan lurus yang bercita-cita memperbaiki umat. “Beliau adalah tokoh Islam pertama yang membuka kajian ekonomi syariah di Universitas Trisakti, Jakarta. Sedangkan di  DDII, beliau aktif menarik anak-anak muda untuk didaurah.

Sedangkan Wakil Ketua Umum PBB, Sahar L Hasan yang sempat satu atap dengan almarhum, menilai sosok Sumargono sebagai tokoh pejuang Islam. Tahun 1985-1987,  Sahar L Hasan pernah bekersama dengan Sumargono mengelola  PT. Fumara, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garmen, dimana Bang Gogon duduk sebagai general manajer. Saat itu, almarhum bekerja dengan amanah. “Saya ingat sewatu di PB HMI, pandangannya selalu hal-hal yang berkaitan dengan keislaman, bahkan rumah beliau kerap dijadikan training anak-anak muda untuk mendapatkan wawasan keislaman,” kata Sahar.  

Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin usai menyalatkan jenazah di Masjid Uswatun Hasanah mengatakan, sosok Ahmad Sumargono adalah seorang tokoh Islam yang mengisi hidupnya, berjuang di jalan Fisabilillah. “Saat ini kita beri kesaksian, almarhum Ahmad Sumargono wafat dalam keadaan khusnul khatimah.”

Din teringat pesan almarhum saat ia mendapat kunjungan di PP Muhammadiyah. Walau sebentar, ia terkesan dengan cita-cita Ahmad Sumargono yang menghendaki umat Islam agar bersatu padu dalam memperjuangkan Islam. “Saya berharap, kita yang masih hidup meneruskan cita-cita beliau. Semoga, lahir Sumargono-sumargono baru. Dan semoga Allah mengampuni segala dosa, menerima amal kebaikan, dan memasukkannya ke dalam surge. Amin,” kata Din terbata-bata. Desastian


latestnews

View Full Version