View Full Version
Selasa, 15 May 2012

Di Gunung Sindur, Beredar Kabar, Pesantren dilego kepada Gereja

Bogor (VoA-Islam) – Berawal dari sebuah status seorang aktivis dakwah di jejaring sosial Facebook yang mempertanyakan santernya isu yang ia dengar, soal benar atau tidaknya, pesantren di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, dijual kepada gereja? Isu ini bahkan sampai terdengar di kalangan aktivis dakwah di wilayah Depok, Tangerang hingga Bekasi.  

Mendengar pertanyaan tersebut VoA-Islam mencoba menelusuri dan mencari tahu seputar kabar mengejutkan tersebut. Beberapa tokoh masyarakat yang ditemui Voa-Islam di Gunung Sindur, awalnya tidak tahu menahu soal kabar pesantren akan dijual kepada pihak gereja. Tapi mereka pernah mendengar, bahwa memang ada pesantren yang mengalami kebangkrutan dan nyaris “gulung tikar”.

Perlu diketahui, Gunung Sindur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 10 kelurahan, meliputi: Cibadung, Cibinong, Cidokom, Curug, Gunung Sindur, Jampang, Pabuaran, Padurenan, Pengasinan, Rawakalong.

Tak dipungkiri, bahwa Kawasan Gunung Sindur dalam beberapa tahun ini memang menjadi target Kristenisasi. Ketika hunian semakin padat di wilayah perkotaan, para misionaris Protestan maupun Katolik, mulai melirik Gunung Sindur yang masih pedesaan sebagai basis.

Hal itu diakui Bukhori Firmansyah, warga Gunung Sindur yang juga mantan aktvis gereja Katolik.  “Ya, benar. sejak saya pindah ke sini, Gunung Sindur menjadi sasaran para misionaris untuk membawa pengaruhnya bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sebagai contoh, ada sebuah yayasan bernama Kasih Abba yang terletak di Jl.Permata No.9 Rt.01/ Rw.03 Desa Curug, Gunung Sindur –Bogor. Bila melihat interiornya, bagian atas bangunan tersebut menyerupai kubah masjid. Namun, setelah diusut, ternyata Yayasan Kasih Abba adalah sebuah rumah asuh bagi anak yatim piatu dan orang tua yang miskin dan terlantar milik Kristen Katolik. Bukan tidak mungkin, telah terjadi Kristenisasi melalui misi social di Gunung Sindur.

Gerilya Misionaris

Di kelurahan Cibadung, Kecamatan Gunung Sindur, tempat Bukhori tinggal misalnya, ia diam-diam membendung Kristenisasi dengan caranya sendiri. Bukhori pun berhasil mem”bonsai” gereja Katolik di Gunung Sindur menjadi tidak berkembang. “Jemaat gereja disini import, dari Cibinong, dijemput dengan mobil agar terkesan gereja itu banyak jamaahnya,” ujarnya.

Bukhori yang mantan penginjil ini, mengatakan, bukan rahasia lagi, missionaris terus bergerilya ke desa-desa dengan segala cara. Di desa terpencil, mereka selalu menggunakan pendekatan yang mengundang simpati. Caranya, jika ada masyarakat yang ingin buka warung, tidak disuruh masuk Kristen dulu, tapi dimodali. Trik lain adalah menikahi gadis desa, dengan membiayai pernikahannya.

Kaum misionaris itu meyakini strategi yang dirintisnya. Mereka seperti berinvestasi jangka panjang. Programnya adalah untuk 5-10 tahun ke depan. “Kuncinya, sabar dan keuletan,” kata Bukhori, seorang mantan Katolik.

Bagaimana dengan isu pesantren yang dijual pihak gereja? Penasaran? Ikuti terus penelusuran VoA-Islam selanjutnya. Desastian

 

 


latestnews

View Full Version