View Full Version
Kamis, 24 May 2012

Subhanallah, Akhirnya MUI dan Muhammadiyah Tolak Monster Gaga

JAKARTA (VoA-Islam) – Setelah Forum Umat Islam (FUI), kini Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan PP Muhammadiyah menyatakan penolakannya terhadap rencana konser Lady Gaga yang bakal pada 3 Juni mendatang.

Sikap final MUI itu diputuskan dalam rapat Dewan Pimpinan Harian MUI, Selasa (22/5/2012) di Kantor MUI Pusat. Keputusan ditandatangani oleh Ketua MUI Prof KH Umar Syihab dan Wakil Sekjen Dr. Noor Ahmad.

Menunjuk surat Kapolri Cq Kepala Baintelkam Polri no.B/325/V/2012 tertanggal 21 Mei 2012 perihal konser Lady Gaga, Dewan Pimpinan MUI telah melakukan kajian dan rapat Pimpinan Harian MUI serta mendengar masukan masyarakat dan umat Islam terkait rencana konser musik Lady Gaga di Indonesia. Dengan ini MUI menyatakan MENOLAK konser tersebut dengan alasan sebagai berikut:

Bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa & bernegara serta norma agama; Lady Gaga merupakan ikon pornografi dan liberalisme budaya yang bertentangan dengan UUD 1945.

Rencana konser tersebut telah menyebabkan pro-kontra yang menguras energi bangsa dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Sehingga mencegah hal negatif harus didahulukan daripada mengejar kesenangan sesaat.

MUI menegaskan, Konser tersebut telah mengumbar hedonisme, mematikan semangat kesetiakawanan sosial & solidaritas bangsa serta tidak sensitif terhadap fenomena kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Muhammadiyah Tolak Gaga

Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah
melalui surat pernyataan resminya tertanggal 20 Mei 2012 M, yang ditandatangani oleh Ketua LSBO H. Jabrohim dan Sekretaris Mustofa W. Hasyim dengan mengetahui Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Symasudin, menyatakan penolakannya atas digelarnya pentas musik Lady Gaga (Stefani Joanne Angelina Germanotta) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Adapun pertimbangannya adalah bangsa Indonesia memiliki kedaulatan budaya. Kedaulatan budaya ini sudah terbentuk dan membentuk dirinya selama Indonesia masih bernama Nusantara sampai ketika Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan kedaulatan budaya ini bangsa Indonesia mengembangkan dan melindungi potensi budayanya sendiri yang berbasis etnisitas, nasionalitas, ajaran agama, moral, nilai luhur, kesantunan, dan kepatutan dalam mengatur kehidupannya.

Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa wajib dan berhak untuk mempertahankan kedaulatan budaya bangsa Indonesia dari berbagai kekuatan budaya asing yang mengancam kedaulatan budaya bangsa Indonesia tersebut. Kekuatan budaya asing global, kini ditengarai tengah berusaha melakukan penjajahan budaya terhadap bangsa Indonesia.

Pentas musik Lady Gaga, menurut Muhammadiyah dapat diketagorikan sebagai bagian dari kekuatan budaya asing yang kehadirannya dapat mengancam dan menggerogoti kedaulatan budaya bangsa Indonesia. Bentuk ancaman tersebut adalah berupa penetrasi langsung kekuatan budaya asing berupa pentas musik Lady Gaga. Kalau pentas Lady Gaga dibiarkan, maka sama halnya kita semakin membiarkan berlangsungnya penjajahan budaya Indonesia oleh kekuatan budaya asing global itu.

 Bangsa Indonesia, sebagian besar adalah rakyat Indonesia sekarang tengah berada pada perjuangan besar untuk menyelamatkan diri dari kondisi kemiskinan. Proses kemiskinan, kemelaratan dan kebodohan rakyat Indonesia selama ini telah dilakukan oleh kekuatan modal dan kekuatan pasar global. Itulah yang disebut penjajahan ekonomi oleh kekuatan kapitalis global.

PP Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa Indionesia merasa berhak dan wajib untuk berpihak kepada rakyat Indonesia untuk bersama-sama dengan komponen dan elemen bangsa Indonesia yang lain mewujudkan kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraannya secara mandiri.

Untuk melawan semua kondisi buruk yang dipaksakan oleh kekuatan modal dan pasar global maka sangat tidak bermoral kalau pertunjukan musik Lady Gaga yang mengumbar kemewahan dan hedonisme kehidupan diselenggarakan di Indonesia. Dikhawatirkan, rakyat kita yang miskin, melarat, dan merasa dipecundangi oleh orang kaya dan para pemodal serta kekuatan pasar global itu, sehingga memicu kecemburuan sosial dan menimbulkan konflik horizontal antara rakyat miskin yang mayoritas dengan segelintir orang kaya yang melakukan pesta kemewahan dengan menonton pertunjukan musik Lady Gaga.

Dengan demikian Muhammadiyah bersama elemen dan komponen bangsa Indonesia yang lain menolak pentas musik Lady Gaga, merupakan perjuangan melawan penjajahan budaya dan ekonomi, demi kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Dalam konteks inilah Muhammadiyah mendukung kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Polisi Republik Indonesia yang tidak memberikan izin bagi keberlangsungan pentas musik Lady Gaga tersebut. Desastian


latestnews

View Full Version