View Full Version
Kamis, 19 Jul 2012

Mengapa Setiap Ramadhan-Idul Fitri Umat Islam di Azab Orang Kafir?

Jakarta (voa-islam.com) Belum lagi Ramadhan tiba, harga-harga kebutuhan pokok sudah melangit. Tak terkendali. Rakyat miskin yang akan menghadapi Ramadhan menjerit. Karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Mereka tidak lagi mengerti mengapa setiap menjelang Ramadhan sampai Idul Fitri harga kebutuhan pokok melangit?

Sebaliknya, saat menjelang Natal dan Tahun Baru Masehi, tak ada kenaikkan harga. Justru di pasar-pasar harga kebutuhan pokok stabil, dan bahkan di mall-mall, terjadi banting harga. Sungguh umat Islam selalu di azab oleh orang-orang kafir, yang telah menguasai jaringan ekonomi dan kebutuhan pokok di negeri ini.

Harga kebutuhan pokok seperti beras, terigu, gula, minyak goreng, daging sapi, telur, dan sayur-mayur, semua harganya naik. Rata-rata sekarang naiknya di pasar kisarannya mencapai 20 persen. Pemerintah tidak lagi memiliki kontrol terhadap barang-barang kebutuhan pokok yang menjadi hajat hidup rakyat. Ini sudah terjadi sejak zaman reformasi. Di mana semua kebutuhan pokok sudah dikuasai jaringan kartel atau dimonopoli kaum pemilik modal.

Sekarang yang terjadi berlakunya hukum besi ekonomi, yaitu tergantung oleh "supply" dan "demand". Jika demand (permintaan) pasar besar atau meningkat, pasti akan mempengaruhi supply. Dengan begitu akan mempengaruhi sistem harga, di mana barang-barang yang sudah dikuasai jaringan kartel ekonomi, sangat dengan mudah menentukan harga. Rakyat tidak dapat berkutik, karena sistem kartel dan monopoli yang sudah menggurita.

Umumnya, para pemegang kartel atau monopoli sistem perdagangan kebutuhan pokok, siapa lagi, tak lain golongan taoke Cina, yang sebagai pemilik dan menguasai modal. Sehingga mereka menguasai seluruh kebutuhan pokok rakyat di negeri ini. Seperti beras dan gula serta minyak tidak lagi dikendalikan oleh pemerintah (Bulog) Tetapi sekarang dipegang para "taoke" Cina, yang menguasai jaringan bisnis kebutuhan pokok. Tentu, mereka tidak peduli dan ada belas kasihan terhadap rakyat, yang mereka  tuju hanyalah keuntungan meningkat, dan asset bertambah.

Memang, sekarang sejak pemerintah melepaskan pengendalian harga, terutama beberapa kebutuhan pokok, dan ini merupakan bagian program IMF, dan pemerintah hanya dibolehkan mengendalikan harga beras. Tetapi, beraspun sekarang sudah tidak lagi dikendalikan pemerintah. Seluruhnya diserahkan kepada swasta. Segelintir pengusaha yang umumnya, Cina, yang sekrang menguasai jaringan bisnis kebutuhan pokok rakyat.

Semua karena pemerintah telah melakukan liberalisasi sistem perdagangan dan ekonomi di Indonesia. Semua diserahkan kepada mekanisme pasar. Pemerintah tidak akan lagi melakukan campur tangan terhadap masalah ekonomi dan perdagangan.

Saat umat Islam menjelang Ramadhan dan Idul Fitri itu, kebutuhan meningkat dengan sangat drastis, terutama kebutuhan konsumsi, yang sangat besar. Karena itu, para pemegang kebutuhan pokok rakyat itu, selalu memanfaatkan momen di bulan Ramadhan dan Idul Fitri mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Sekalipun rakyat miskin menjerit, mereka tidak ada urusan dengan rakyat miskin. Mereka hanya memikirkan bagaimana mendapatkan untung sebesar-besarnya.

Umat Islam yang mayoritas dari 240 juta penduduk di Indonesia, dan setiap Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan konsumsi meningkat dengan sangat pesat, kemudian kondisi ini dimanfaatkan oleh para pengusaha dan pemilik modal mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

Dengan kondisi seperti ini, umat Islam seharusnya mulai berpikir ulang, dan menghemat kehidupan mereka. Tidak boros. Berlebihan dalam berbuka dan sahur di pagi hari. Mengapa justeru di bulan Ramadhan, tingkat konsumsi meningkat dengan sangat drastis? Seharusnya tingkat konsumsi menurun, dan tidak menjadi peluang memeras umat Islam dan rakyat olen para pengusaha yang menguasai jaringan bisnis kebutuhan pokok.

Hasan al-Banna pernah menyerukan kepada umat Islam, jangan sesenpun uang umat Islam dibelanjakan kepada orang-orang kafir. Bagaimana sekarang umat Islam, justeru berbondong-bondong membelanjakan hartanya kepada orang-orang kafir. Tidak lagi memikirkan dampaknya. Sungguh, setiap  Ramadhan dan Idul Fitri umat Islam di  azab oleh orang-orang kafir yang menguasai jaringan ekonomi di Indonesia. af/by

 


latestnews

View Full Version