View Full Version
Rabu, 25 Jul 2012

Setelah UIN, Kampus UI Depok Mau Dijadikan Kampus Liberal

DEPOK (VoA-Islam) - Beberapa waktu lalu (19/7), sejumlah tokoh sekulerisme, pluralisme dan liberalisme (sepilis)menghadiri launcing Abdurrahman Wahid Center (AWC) di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Setelah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, para pengasong liberal hendak menebar dan menghidupkan kembali pemikiran sesat Gus Dur ke Kampus UI Depok. Waspadalah, paham yang bakal dibawa kaum fasik ini!!

Menurut Kepala Kantor Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati ,pendirian AWC digagas dan didukung oleh 27 orang lintas agama- budaya-negara, di antaranya Syafi'i Ma'arif, Machfud MD, Romo Mudji Sutrisno, Pdt. Abertus Patty, Garin Nugroho, Mohamad Sobary, Daisaku Ikeda, Robert W. Hefner, Mitsuo Nakamura, George J Barton dan sebagainya.

AWC ini dimaksudkan tidak hanya dijadikan sebagai tempat memelihara pemikiran Gusdur, namun kelak dapat menjadi pusat dari berkembangnya dialog dan mediasi perdamaian.Di masa datang, AWC diharapkan juga dapat mengilhami kerjasama yang erat dari berbagai kalangan untuk melakukan riset mendalam tentang berbagai konflik dan perdamaian.

Dikatakan Rektor UI Gumilar Rusliwa Soemantri, keberadaan AWC ini diperuntukkan bagi riset atau diskusi tentang demokrasi, perdamaian dunia, atau penyelesaian konflik sosial."Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang gigih dan menciptakan dunia baru yang seimbang. Sehingga tidak salah kalau UI membawa namanya untuk mendorong terjadinya dialog menuju Indonesia dan UI yang lebih baik," kata sang rektor.

Sementara itu Sinta Nuria, istri Gus Dur mengatakan keberadaan AWC memiliki fungsi strategis bagi akademisi yang ingin mempelajari pemikiran Gus Dur. Selama ini, gagasan dan pemikiran beliau masih belum ’ditempatkan’ dengan baik.

Dikatakannya, AWC diharapkan menjadi oase dan prasasti bagi generasi muda yang ingin melanjutkan gagasan dan perjuangannya. "Tempat tersebut diharapkan bisa membuat orang semakin memahami pemikiran dan gagasan Gus Dur," katanya.

Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Said Agil Siradj menilai, Gus Dur sebagai tokoh lintas agama, budaya dan negara, dinilai mampu mengendalikan massanya. AWC juga diharap mampu menangkis isu laten tentang aksi terorisme yang bersumber di kampus. "Gus Dur itu adalah guru dan idoal saya,"kiai yang berpikiran liberal ini.

AWC berdiri di atas areal seluas 5x5 M2 dengan fasilitas Lounge sekitar 50 M2. Di lantai 3 perpustakaan baru UI tersebut, pengunjung dapat membaca dan menikmati karya-karya yang bernapaskan perdamaian, kerjasama lintas budaya dan agama. Di ruangan tersebut, juga dilengkapi dengan peralatan multimedia untuk mengakses lebih dari 100 jurnal internasional, juga berbagai APORISMA yang menggambarkan pemikiran Gus Dur.

Dalam peresmian ini dilakukan juga Dialog Nasional  bertajuk "Agama dan Toleransi di Persimpangan Jalan". Hadir sejumlah tokoh lintas agama, diantaranya:Bante Damma Subo (seorang pemuka Agama Budha), Mitsuo Nakamura (pengamat NU dari Jepang), Garin Nugroho (Sutradara), Ulil Abshar Abdalla (tokoh JIL), Ahmad Suaedy (Direktur Abdurrahman Wahid Centre), Romo Mudji Sutrisno (tokoh Katolik), Pdt Albertus Patty, Ali Masykur Moesa (tokoh NU), Sinta Nuriyah (istri KH Abdurrahman Wahid). Juga hadir tiga putrinya Yenny, Nita dan Inayah.

Diantara buku yang terdapat di AWC tersebut, adalah buku berjudul "Tuhan Tidak Perlu Dibela". Buku inilah yang belakangan ini kembali diangkat dan diusung oleh sejumlah aktivis liberal sebagai wacana menyesatkan.

Setelah kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, para pengasong liberal akan melebarkan sayap pemikiran sepilisnya ke sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Tak terkecuali Kampus UI Depok. Waspadalah, pemikiran sesat Gus Dur yang akan dibawa kaum fasik ini!! (Desastian)


latestnews

View Full Version