View Full Version
Rabu, 29 Aug 2012

Subhanallah, 1 September Nanti Bulan akan Berwarna Biru

JAKARTA (VoA-Islam) - Pada bulan Mei lalu, beberapa orang di daratan Amerika Serikat dapat menikmati Partial Lunar Eclipse  yang diperkirakan akan terjadi lagi pada tanggal 26 April 2013 mendatang.  Sedangkan, Jumat besok atau Sabtu waktu Indonesia, Insya Allah bulan akan menunjukkan sisi warna birunya.

Memang bukan dalam artian biru sebenarnya, bulan pada hari Jumat (31/08) tersebut akan diselimuti banyak debu angkasa dan nampak biru apabila dilihat dari bumi. Tidak hanya berwarna biru saja, pada hari Jumat besok, orbit bumi ini juga diperkirakan akan tampil penuh atau purnama.

Menurut beberapa pakar, peristiwa Blue Moon ini tidak dapat diprediksi kemunculannya dalam bulan apa saja, namun para peneliti hanya mencatat bahwa setiap 2,7 tahun sekali, anomali antariksa ini akan selalu muncul dan menghiasi langit. Seperti yang dilansir MSN (27/08), bulan purnama dengan warna biru ini akan muncul dan dapat dinikmati kembali pada bulan Juli 2015 mendatang.

Kata Blue Moon digunakan pertama kali pada tahun 1524. Blue Moon terakhir muncul pada bulan Desember 2009 lalu. Dalam salah satu film animasi yang dirilis pada tahun 2011 lalu berjudul The Smurfs, sutradara film tersebut juga menggunakan konteks Blue Moon dalam beberapa scene.

Fenomena alam

Bulan Biru atau Blue Moon didefinisikan sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama. Bulan Biru pernah terjadi pada 31 Juli 2004 dan 31 Desember 2009.

Bulan Biru biasanya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya sekali dalam setahun. Namun, dalam periode 19 tahun sekali, Bulan Biru bisa terjadi dua kali dalam setahun. Pada 1999, misalnya, Bulan biru terjadi pada bulan Januari dan Maret.

Terjadinya Bulan Biru berkaitan dengan lama penanggalan Masehi dan Bulan. Satu tahun dalam kalender Masehi berjumlah 365 hari, sementara dalam kalender Bulan 354 hari. Sisa hari akan diakumulasikan sehingga pada tahun tertentu akan terjadi dua purnama dalam sebulan.

Penyebab terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan penanggalan. Bulan Biru biasanya dianggap sebagai kiasan karena sebenarnya bulan memang tidak tanmpak berwarna biru. Istilah Bulan Biru diberikan karena fenomena purnama dua kali dalam sebulan jarang terjadi. Meski demikian, sejarah juga mencatat bahwa Bulan Biru itu nyata. Artinya, Bulan memang tampak kebiruan.

Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, Bulan yang berwarna biru pernah terjadi pada tahun 1992, tepatnya saat terjadi gerhana Bulan 9 Desember 1992. Ma'rufin menjelaskan, sebagian kecil cakram Bulan saat gerhana tampak kebiruan. Adapun bagian lain tampak gelap, bukan kemerahan seperti biasanya.

Ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan letusan Gunung Pinatubo. "Richard Keen, peneliti yang merekapitulasi citra Gerhana Bulan Total sejak masa Gunung Agung, mengatakan bahwa saat Gerhana Bulan total 1992 (bulan berwarna kebiruan) alasannya karena hamburan Matahari oleh ozon," jelas Ma'rufin.

Situs NASA menyebutkan bahwa Bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron). Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi.

Bulan Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.

Berdasarkan penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan Bulan tampak biru. Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.

Satu yang pasti, fenomena Bulan yang tampak kebiruan bukan hanya kiasan, melainkan nyata terjadi. Desastian/MNS

 


latestnews

View Full Version