View Full Version
Sabtu, 15 Sep 2012

Ustadz Ferry Nur: Metro TV Jangan Andalkan Informasi Sepihak!

JAKARTA (voa-islam.com)  - Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur menyayangkan penayangan berita di Metro TV berjudul “Generasi Baru Teroris.” Menurutnya pemberitaan di stasiun televisi tersebut tendensius menuduh Rohis.

“Itu menunjukkan sikap dari Metro TV dan sumber informasi yang diterima oleh Metro TV yang tidak kredibel, tendensius dan menuduh Rohis,” kata ustadz Ferry Nur saat dihubungi voa-islam.com, Sabtu (15/9/2012).

Menurutnya, umat Islam tak boleh tinggal diam, ada beberapa hal bisa ditempuh untuk menyikapi hal itu.  “melakukan protes secara tertulis, alhamdulillah itu sudah dilakukan, melalui SMS, surat, email dan fasilitas teknologi lainnya,” ujar relawan kemanusiaan saat Mavi Marmara berusaha menembus Gaza, Mei 2010 silam ini.

...Itu menunjukkan sikap dari Metro TV dan sumber informasi yang diterima oleh Metro TV yang tidak kredibel, tendensius dan menuduh Rohis

Ia melanjutkan, umat Islam perlu mendatangi Metro TV untuk menyampaikan realita manfaat dari Rohis agar stasiun televisi tersebut tak mendapat sumber sepihak.

“Metro TV perlu didatangi dalam rangka menyampaikan realita kenyataan manfaat dari Rohis yang sudah menghasilkan alumni-alumni yang memberikan manfaat bagi bangsa dan negara ini, sehingga Metro TV tidak mengandalkan informasi sepihak. Dia harus bersikap bijaksana dan harus menjembatani informasi yang mungkin selama ini terputus atau dia tidak mendapatkannya,” jelas mantan Ketua Rohis SMAN 7 Gambir, Jakarta Pusat ini.

Ustadz Ferry Nur menilai keberadaan organisasi ektrakulikuler Rohis selama ini begitu bermanfaat dalam dunia pendidikan. “Aktivis Rohis juga berperan mencegah perkelahian antar pelajar, banyak aktivisnya juara kelas dan diterima perguruan tinggi negeri,” tambahnya.

...ketika ia tetap berkilah bahwa yang dimaksud bukan Rohis, maka masyarakat bisa menuntut ke KPI untuk mencabut hak penyiaran dari Metro TV

Ia pun kembali menegaskan jika pihak Metro TV tetap berkilah maka masyarakat bisa menuntut ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) serta lewat jalur hukum.

“ketika ia tetap berkilah bahwa yang dimaksud bukan Rohis, maka masyarakat bisa menuntut ke KPI untuk mencabut hak penyiaran dari Metro TV atau bisa juga menuntut melalui pengadilan karena dia telah mencemarkan nama baik dari aktivis Rohis,” tegasnya.

Saat ditanya, ada skenario apa dibalik stigmatisasi ini? ia menjawab, ada orang-orang yang tak suka generasi muda aktif dalam kegiatan Islam.

“Adanya orang-orang yang tidak suka generasi muda pelajar ke masjid, aktif dalam kegiatan Islam, terlibat dalam kegiatan Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an (PBHA) dan Panitia Hari Besar Islam (PHBI). Sikap sinis dan curiga terhadap aktivis Rohis sungguh akan membuat para pelajar jauh dari nilai-nilai taqwa dalam kehidupannya,” terang penulis buku Pelestina Pertanyaan Berjawab.

Untuk itu ia mengimbau umat Islam merapatkan barisan untuk menghadapi skenario jahat tersebut. “Umat Islam harus waspada dan merapatkan shaf dengan adanya skenario jahat yang membuat stigmatisasi menyesatkan kepada aktivis Rohis,” tutupnya.

...Umat Islam harus waspada dan merapatkan shaf dengan adanya skenario jahat yang membuat stigmatisasi menyesatkan kepada aktivis Rohis

Untuk diketahui, dalam pemberitaan Metro TV pada Pada 5 September 2012 bertema “Generasi Baru Teroris” menyebutkan bahwa pola rekrutmen teroris muda ada 5 yakni:

  1. Sasarannya siswa SMP akhir-SMA dari sekolah-sekolah umum.
  2. Masuk melalui program ekstra kurikuler di masjid-masjid sekolah.
  3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
  4. Dijejali berbagai kondisi sosisl yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak seimbang.
  5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah thaghut/kafir/musuh.

Poin-poin tersebut menjurus kepada aktivitas dakwah sekolah yang biasanya dimotori oleh Rohis Sekolah meskipun tidak disebut secara langsung.

Namun demikian Metro TV tetap membantah, pihaknya tak pernah menyebutkan Rohis adalah sarang teroris. Pihak Metro TV pun hanya meminta maaf lewat rilis yang dipublish di situs resminya lantaran tak menyebutkan sumber dari info grafik tersebut. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version