View Full Version
Rabu, 06 Mar 2013

Konflik Malaysia- Kesultanan Sulu di Sabah Evakuasi 600 TKI

JAKARTA-SABAH (voa-islam.com) – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan sebanyak 162 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di perkebunan dekat wilayah konflik telah dievakuasi ke wilayah yang aman di Sabah, setelah kelompok bersenjata Filipina masuk ke wilayah tersebut.

Terbetik pula kabar, Pemerintah telah mengevakuasi 600 orang tenaga kerja Indonesia dan WNI yang berada di lokasi konflik Sabah, Malaysia ke tempat aman dan akan melakukan tindakan yang sama bagi sisa TKI/WNI di wilayah sekitar jika diperlukan.

Pada Selasa pukul 07.00 waktu setempat, Tentara Malaysia melakukan penyerangan terhadap sekitar 180 warga bersenjata asal Kesultanan Sulu, Filipina selatan. Menurut Juru Bicara Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebanyak 27 tewas akibat bentrokan bersenjata tersebut.

TNI Angkatan Darat dari Batalion 407 Padmakusuma memperketat penjagaan di perbatasan Indonesia Malaysia yang terletak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, untuk menghindari penyusupan warga asing yang masuk ke wilayah Indonesia.

Konsulat Jenderal RI di kota Kinabalu, Soepeno Sahid menginformasikan, para tenaga kerja Indonesia telah diungsikan dari tempat mereka bekerja di ladang sawit Sahabat 17 ke kompleks Embara yang berjarak sekitar enam kilometer dari tempat konflik. Ia mengimbau WNI untuk tidak membahayakan diri sehingga menjadi korban konflik tersebut.

Soepeno juga menjelaskan sejumlah kapal tidak diperbolehkan merapat dan berlayar di dekat wilayah tersebut dan meliburkan para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia.

Sementara itu, Juru bicara Kemenlu, Michael Tenne melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (5/3), pemerintah Indonesia melalui Kemenlu terus memantau kondisi keamanan di Sabah dengan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur serta Konsulat RI di Tawau, Sabah.

Tenne menjelaskan Kemenlu akan melakukan langkah pengamanan selanjutnya terhadap WNI berdasarkan perkembangan situasi keamanan di kawasan tersebut. "Kami akan terus memantau keadaan di Sabah dan langkah pengamanan WNI selanjutnya akan kami sesuaikan dengan perkembangan keadaan di sana," kata Tenne.

Kepolisian Resort (Polres) Nunukan Kalimantan Timur tetap melakukan antisipasi eksodus tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terkena dampak dari konflik di Lahad Datu Negeri Bagian Sabah Malaysia akhir-akhir ini.

Kepala Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Tunon Taka Kabupaten Nunukan AKP Sumarwanta di Nunukan, Selasa, mengatakan terkait dengan konflik antara kelompok bersenjata Kesultanan Sulu Filipina Selatan dengan Pemerintah Malaysia di Lahad Datu Sabah pihaknya tetap akan mengantisipasi apabila terjadi lonjakan penumpang (TKI) yang kembali ke kampung halamannya melalui Nunukan.

Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Selasa, telah menginstruksikan atase tenaga kerja di Malaysia untuk berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah darurat untuk mengamankan TKI. “Yang penting TKI selamat dulu," katanya.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan pengamanan bagi sekitar 8.000 TKI yang diperkirakan berada di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit (felda) di Sabah, Malaysia.

Muhaimin mengatakan pemerintah Indonesia melalui KJRI di Sabah juga telah mendesak pemerintah Malaysia agar benar-benar memperhatikan keselamatan TKI di wilayah konflik ini karena mereka adalah warga sipil yang harus dilindungi.

Menakertrans mengatakan telah mendapat laporan dari atase tenaga kerja di Malaysia yang menyebutkan bahwa evakuasi terhadap TKI dan WNI yang berada sekitar konflik bersenjata Kesultanan Sulu dan Malaysia telah dilakukan secara bertahap.

"Atase Tenaga Kerja dan KJRI di Sabah terus melakukan monitoring di lapangan. Evakuasi terhadap 600 orang telah dilakukan secara bertahap dengan bekerja sama otoritas perkebunan kelapa sawit (felda) yaitu diantaranya di lokasi 'site' Sahabat 17, 'site' Semporna dan 'site' Tandau," kata Muhaimin.

Total TKI yang berada di kawasan felda sekitar 8.000 orang, namun TKI yang berada langsung di kawasan konflik berjumlah sekitar 600 orang yang telah dievakuasi ke lokasi yang aman. [Desastian/RoL]


latestnews

View Full Version