View Full Version
Kamis, 07 Mar 2013

Opini BNPT Menyesatkan: Sulewesi Selatan Aman, Kok Dibilang Tidak Aman

MAKASSAR (voa-islam.com) – Badan Penanggulangan Teroris (BNPT) membentuk Forum Komunikasi Pencegahan Teroris (FKPT) di Sulawesi Selatan, karena daerah ini dianggap wilayah yang tergolong rawan dengan aksi terorisme. Yang jelas, opini yang diciptakan BNPT dan FKPT itu menyesatkan, seolah Sulawesi Selatan dan wilayah Indonesia lainnya tidak aman. Tentu, BNPT itu sendiri yang justru memperburuk citra Indonesia di mata dunia.

Diberitakan media massa, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Agus Surya Bakti dalam rapat koordinasi pencegahan terorisme di Provinsi Sulsel di Makassar, Selasa (5/3/2013) mengungkapkan, dengan terbentuknya FKPT di Sulsel, berarti sudah terbentuk 18 FKPT di Indonesia.

Diharapkan, seluruh wilayah di Indonesia sudah memiliki FKPT. "FKPT ini merupakan gabungan dari berbagai kalangan, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, mahasiswa pelajar dan sebagainya. Jadi tugas-tugas FKPT nantinya, meluruskkan pemahaman agama tentang aksi teroris. Kita dari BNPT betul-betul memberdayakan masyarakat," tandas mantan anggota Kopasus ini.

Agus menambahkan, FKPT menjadi perpanjangan tangan BNPT di daerah-daerah. "FKPT adalah mitra BNPT. Dalam mengatasi aksi teroris, bukan hanya tugas TNI-Polri saja. Melainkan tugas kita semua. Di mana saat ini, banyak faham-faham baru yang bermunculan," ungkapnya.

Mayjen TNI Agus Surya Bakti menambahkan, pihaknya berupaya membentengi generasi muda agar tidak terpenngaaruh gerakan radikalisme "Tujuannya merajuk kebersamaan bersama memeraangi terorisme," ucapnya dalam diskusi tersebut.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulsel Prof Arfin Hamid mengaku, forum yang telah dibentuk sebagai upaya akan memantau dan melakukan pencegahan dari gerakan-gerakan radikalisme. "Tugas kami ini akan memantau dan melakukan upaya pencegahan terhadap adanya gerakan-gerakan radikalisme berbau terorisme dan bersama-sama menciptakan suasana aman dari gangguan teror," tandasnya.

Pada kesempatan itu hadir pula korban teroris Bom Marriot I Tony Soemarno dari Yayasan Askobi (Asosiasi Korban Bom Indonesia) dengan harapaan pihak terkait menumpas teroris di Indonesia agar tercipta keamanan dan kenyamanan hidup.

Diskusi BNPT bersama Jurnalis bukan hanya di gelar di Makassar, menyusul kemudian di beberapa daerah seperti Banten, Jawa Timur, Daerah Kepulauan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Maluku. NTB dan Kalimantan Barat.

Yang pasti hanya PBNU saja yang mendukung BNPT dan Densus 88, sementara PP Muhammadiyah dan sejumlah pimpinan ormas Islam lainnya justru menghendaki agar Densus 88 dibubarkan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada pers membantah kabar keikutsertaan pengurusnya dalam aksi permintaan pembubaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror yang dilakukan sejumlah Ormas Islam ke Mabes Polri, Kamis (28/2). [Desastian/dbs]


latestnews

View Full Version