View Full Version
Senin, 06 May 2013

Voa-Islam Jadi Pembicara tentang Miss World di STEI Tazkia Sentul City

Sentul – Bogor (voa-islam.com) -  Ahad (5/5) kemarin, ba’da Zuhur, LDK Al-Iqtishod STEI Tazkia mengundang Voa-Islam untuk menjadi pembicara dalam Kajian Akbar Workshop Jurnalistik Dakwah dengan tajuk “Miss World: Ajang Eksploitasi Wanita Modern”. Kajian yang berlangsung di Masjid Andalusia Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia, Sentul City, Bogor, Jawa Barat dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan mahasiswi.

Selain Voa-Islam (diwakili oleh Desastian. S.Sos), juga hadir pembicara kedua dari Universitas Indonesia, yakni Dr. Aris Munandar, SE, ME. Dalam makalahnya, Voa-Islam menyampaikan materi yang berjudul: “Miss World: Ajang Prestasi Atau Pamer Aurat”.

Sebagai informasi, Indonesia akan menjadi tuan rumah, ajang Miss World 2013. Selain Jakarta sebagai lokasi malam final, Bali telah ditetapkan sebagai pusat karantina Miss World 2013. Puncak perhelatan final Miss Universe yakni akan berlangsung 28 September 2013 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor.

Acara tersebut akan diikuti sekitar 120 peserta dari berbagai negara di dunia dan akan disiarkan ke 140 negara. Kontes akan memilih finalis terbaik yang akan menggantikan posisi Wenxia Yu asal Cina, Miss World 2012. Seperti diketahui, penyelenggara Miss Indonesia adalah Yayasan Miss Indonesia yang diketuai Liliana Tanoesoedibjo, istri pemilik MNC Group Harry Tanoesoedibjo. “Ajang ini nampaknya akan berjalan mulus, karena telah mengantongi izin dari pemerintah,” ujar Desastian.

Menarik untu dikaji, dalam makalahnya, Desastian menyampaikan salah satu point dari “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pasal 13-14: Sebuah rencana kaum Yahudi Zionis membentuk Tata Dunia Baru disebutkan, “Kita dirikan sebanyak mungkin tempat pembangkit maksiat. Kita juga perbanyak reklame di koran atau majalah, guna menyeru mereka agar masuk dalam arena kontes Ratu Kecantikan, atau berkedok kesenian dan olahraga. Hiburan semacam itu akan banyak melalaikan mereka dari mengurusi permasalahan kita, yang mungkin akan membuat pertentangan antara kita dan mereka. Apabila dunia telah dikuasai, maka tidak dibenarkan agama-agama selain Yahudi untuk berkembang. Karena kitalah bangsa termulia dan agama Yahudi adalah agama pilihan Allah.”

Konon, kontes kecantikan pertama ditujukan pada anjing, bayi, dan burung. Lalu sukses kontes kecantikan hewan tersebut tersebut diuji-coba untuk manusia. Kontes kecantikan modern pertama kali digelar di Amerika pada tahun 1854. Sempat vakum karena diprotes, sekitar tahun 1951 di Inggris, Eric Morley menggelar kontes kecantikan internasional untuk pertama kali.

Berawal dari festival yang bernama Festival Bikini Contest, lalu berganti menjadi Miss World. Inilah kontes kecantikan ala budaya barat yang mengagungkan kebebasan.

Beberapa tahun kemudian Eric Morley meninggal sehingga pagelaran tersebut diteruskan istrinya hingga muncul konsep 3B yakni Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (Kepribadian). Hingga saat inipun kontes kecantikan masih ditolak para aktivis perempuan di beberapa negara.

Setelah Inggris cukup sukses menggelar kontes kecantikan lalu sukses tersebut merambat ke Amerika. Pada tahun 1952 sebuah perusahaan pakaian dalam di Amerika mencoba untuk mencari cara mempromosikan produknya dengan menggelar Miss Universe.Tentu para peserta wajib berbusana bikini agar menarik minat pembeli pakaian dalam tersebut. Pada tahun 1996 Donald Trump membeli hak kontes tersebut untuk ditayangkan di sebuah televisi.

Sesi berpakaian renang termasuk tahapan wajib yang harus dilalui dalam kontes kecantikan Miss Universe. Pakaian renang ‘one piece’ tetap harus digunakan bila tak ingin didiskualifikasi dari kontes tersebut.

Walhasil, meskipun menolak berbikini, tetap harus mau mengumbar auratnya di depan publik. Aurat itu dipamerkan untuk dinikmati oleh mata-mata jalang dan nafsu liar para juri, fotografer, panitia, dan semua pihak yang terlibat di dalamnya. “Ajang kontes kecantikan selalu menomorsatukan fisik dalam adu pamer aurat. Perempuan adalah komoditi alias barang dagangan.” [Desastian].

 


latestnews

View Full Version