View Full Version
Kamis, 27 Jun 2013

Eksekusi Murtadin diJepara; Karena Negara Tak Tanggap Persoalan Rakyat

SOLO (voa-islam.com) – Pakar hukum konstitusi, Dr. Aidul Fitri Ciada, SH M.H melihat fenomena kasus eksekusi mati yang dilakukan oleh Trio Mujahid Jepara terhadap penginjil murtadin Omega Suparno asal kota ukir Jepara merupakan bentuk kesalahan negara.

Dirinya mengatakan, jika negara segera tanggap dan responsif akan permasalahan yang ada ditengah tengah-tengah masyarakat, maka kejadian tersebut tidak akan terjadi. Dalam kasus tersebut, bisa dimaknai adanya sebuah “pembiaran” dan peran intelejen yang lemah.

Pelecehan dan penghinaan terhadap agama Islam yang dilakukan oleh murtadin Suparno, dan adanya respon masyarakat sekitar harusnya bisa segera dideteksi oleh aparat. Karena hal yang semacam itu berpeluang besar menjadi konflik sosial.

...Iya negara salah karena tidak responsif terhadap masalah hukum di tengah masyarakat...

“Iya negara salah karena tidak responsif terhadap masalah hukum di tengah masyarakat,” kata Dr. Aidul kepada voa-islam.com pada Rabu (26/6/2013).

Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini menjelaskan, berbagai kasus pelecehan agama sebetulnya juga terjadi dimana-mana. Dan eksekusi mati terhadap murtadi Suparno yang dilakukan oleh Trio Mujahid Jepara yang terdiri dari Ustadz Amir Mahmud, Sony Sudarsono, dan Agus Suprapto adalah sebuah gunus es dari hal tersebut.

Murtadin Suparno yang mengajarkan bahwa Allah itu sebenarnya tidak ada dan baru diadakan sejak adanya bangsa Arab; Al-Qur'an itu salah semua dan layak untuk injak-injak; Nabi Muhammad itu tidak boleh dikultuskan karena kenabiannya setara dengan gelar kiyai di Jawa; dan sebagainya, seharusnya sudah terendus dan ditindak oleh aparat.

...Hukum (dan permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat jika tak cepat diselesaikan akan -red) berkembang jadi konflik sosial atau SARA...

Akan tetapi, karena negara tidak cepat merespon dan meredam permasalahan dan gejolak yang terjadi, maka hal tersebut lambat laun pasti akan menjadi konflik sosial dan yang memprihatinkan yakni terjadinya konflik SARA.

Dalam hal ini, Dr. Aidul Fitri juga menghimbau agar masyarakat, khususnya para tokoh agama lebih berhati-hati dalam menyampaikan ajarannya. Dan untuk kasus eksekusi murtadin di Jepara harus jadi pelajaran dan peringatan para pendeta.

“Hukum (dan permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat jika tak cepat diselesaikan akan -red) berkembang jadi konflik sosial atau SARA,” tegasnya. [khalid Khalifah]


latestnews

View Full Version