View Full Version
Ahad, 30 Jun 2013

Hijaukan Ibadah: Gerakan 100 Ribu Selamatkan Sawah Produktif

BANDUNG (voa-islam.com) - Untuk mewujudkan semesta yang hijau, dan menumbuhsuburkan ibadah kepada Allah Swt, hari ini, Ahad, 30 Juni 2013, akan digelar Malam Cinta Lingkungan “Hijaukan Ibadah”, sekaligus launching “Gerakan 100ribu Selamatkan Sawah Produktif”.

Acara akan berlangsung di Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) ITB, Jl. Taman Sari, Bandung. Selain itu juga akan diadakan Press Conference, pukul 18.00 s/d 19.00 WIB, serta Launching Program: Pukul 19.00 s/d selesai

Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain: Prof. Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua MUI Jawa Barat, Ketua Umum MUI Kota Bandung), Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat ), H. Rachmat Badruddin (Ketua Dewan Teh Indonesia), Ridwan Kamil (Walikota Bandung Terpilih Periode 2013-2018), beserta para Inohong, dan segenap elemen umat, yang concern terhadap isu lingkungan.

Acara akan dimeriahkan Live Performance Abah Iwan “Melati Dari Jayagiri” Abdulrahman (Aktivis Lingkungan cum Maestro Pop Balada Reliji).

Berdasarkan data BPS, angka produksi padi tahun 2012 sebesar 11.271.860 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 7.071.965 ton beras. Produksi ini turun sebesar 3,11 % bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 11.633.890 ton GKG atau setara 7.299.103 ton beras.

Selain itu terjadi juga penurunan produktivitas sebesar 0,81 % dari 59,22 kuintal /hektar di tahun 2011 menjadi 58,74 kuintal /hektar pada tahun 2012. Luas lahan persawahan, setiap harinya semakin berkurang.

“Jika tak ada lagi sawah, maka bagaimana dengan kebutuhan pokok beras masyarakat Indonesia? Haruskah negeri yang subur ini untuk urusan beras tergantung kepada negara lain? Akankah negeri ini terjajah kembali dalam pemenuhan kebutuhan beras, sebuah tempat yang seharusnya padi bisa tumbuh dengan subur?” tanya Hendi Suhendi, Direktur Sinergi Foundation - Dompet Dhuafa, medio Juni 2013 lalu.

Karenanya, untuk menjawab pertanyaan  ini, Sinergi Foundation – Dompet Dhuafa menginisiasi ‘Gerakan 100 Ribu: Selamatkan Sawah Produktif, Ciptakan Lumbung Desa’. Sebuah gerakan masyarakat yang peduli akan ketahanan pangan, peduli kepada para petani, dan peduli kepada sumber daya alam yang perlu dilestarikan.

“Bentuk gerakan ini adalah penyelamatan sawah masyarakat dari alih fungsi lahan, baik melalui proses pembelian sawah dan atau pencetakan sawah baru, juga dengan menjaga dan meningkatkan produktivitas dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” kata Hendi.

“Sedangkan ‘Lumbung Desa’ merupakan program ketahanan pangan dalam bentuk gerakan pembentukan usaha produktif yang berbasis kepada potensi lokal pedesaan, seperti : sawah, kebun, ternak, maupun home industry. Upaya ini diwujudkan melalui proses peningkatan produksi, pengelolaan, dan pemasaran pangan yang dikelola dengan pendekatan social enterprise, sehingga akan tercipta desa mandiri pangan,” tambah Hendi.

Mengapa 100 Ribu?

Sinergi Foundation menamai gerakan 100 Ribu karena dalam angka 100 ribu, terdapat pelbagai makna optimis. 100 Ribu merupakan ajakan berdonasi minimal Rp 100 ribu sebagai wujud nyata kepedulian terhadap pangan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat miskin yang mayoritas sebagai buruh tani dan petani kecil.

“Targetnya adalah menyelamatkan 100 ribu hektar sawah. Mimpi untuk pemberdayaan 100 ribu sarjana pertanian guna mendukung pendampingan program. Dan dari 100 ribu hektar sawah,Insya Allah akan memberdayakan 1 juta petani dan dhuafa sebagai penerima manfaat program,” tegas Hendi.

Dengan gerakan 100 Ribu, Sinergi Foundation- Dompet Dhuafa akan mengembangkan program-program nyata guna menyelamatkan sawah produktif. Adapun strategi pengelolaan gerakan ini melalui 4 tahap yaitu (1) Pemberdayaan, (2) bisnis, (3) keuntungan, (4) aspek legal lahan.

“Pola pemberdayaan dilakukan dalam pengelolaan lahan. Setiap lahan seluas 10.000m2, dibentuk satu kelompok pengelolaan dari para petani di daerah sekitar lahan sawah produktif. Satu kelompok didampingi satu sarjana pertanian yang merupaan pendamping dan pengelola usaha,” kata Hendi.

Mengenai langkah bisnis, menurut Hendi, bahwa hasil pengolahan sawah produktif akan dipasarkan melalui jejaring Sinergi Foundation- Dompet Dhuafa, dan elemen umat lainnya yang memiliki kesamaan visi, dengan pola keuntungan untuk pengembangan asset, pengelolaan, dan juga program pemberdayaan. Mengenai lahan  yang dibeli dan digunakan untuk sawah, akan dijadikan wakaf. “Status lahan itu berupa wakaf, yang kedepannya akan menjad aset wakaf untuk daerah pemberdayaan mitra tersebut,” tambahnya.

Hendi berharap, dengan gerakan 100 ribu ini, setiap kita dapat berperan membantu dengan langkah nyata.” Dengan berbagai langkah dan upaya tersebut, maka diharapkan kita dapat menyelamatkan sawah produktif, meningkatkan taraf hidup petani, dan membantu terwujudnya kedaulatan pangan. Mimpi besar yang bukanlah mustahil, bila melangkah dengan ikhtiar dan kesadaran bersama untuk bahu-membahu,” pungkas Hendi. [desastian]


latestnews

View Full Version