View Full Version
Kamis, 04 Jul 2013

Warga Klaten Siap Kawal Satpol PP Robohkan Gereja Ilegal Griya Samadi

KLATEN (voa-islam.com) – Saat aksi damai untuk mencegah rencana peresmian gereja ilegal Griya Samadi di desa Rejoso pada Selasa (2/7/2013) sore, lima ratusan umat Islam dari berbagai elemen Islam di Jogja, Klaten dan Solo juga membawa sejumlah spanduk.

Diantara spanduk yang dibawa para laskar bertuliskan, “Laskar Islam Kawal Penegak Aturan SKB 2 Menteri No. 8 Tahun 2006 Tentang Pendirian Tempat Ibadah”, “Wahai Aparat, Jangan Bohongi Kami / Warga”, “Warga Menolak Kegiatan Gereja Liar Griya Samadi”, dan lain sebagainya.

Peresmian gereja oleh pihak Kristen ini terbilang nekad karena pada waktu sebelumnya, Kamis (27/6/2013), Satpol PP Klaten telah menyegel tempat tersebut karena terbukti tidak mempunyai IMB. Selain itu, mayoritas warga muslim di desa Rejoso juga menolak adanya gereja ilegal Griya Samadi tersebut.

Selain nekad, pihak gereja ilegal Griya Samadi di desa Rejoso dan orang-orang Kristen di Klaten juga terkesan memprovokasi dan menantang kaum muslimin Klaten dengan mengadakan acara peresmian gereja yang sudah dinyatakan ilegal oleh Pemda Klaten secara terang-terangan.

...Jelas ini sebuah pelecehan terhadap Pemda Klaten. Kan sudah jelas, bahwa gereja ini dinyatakan ilegal (oleh Pemda Klaten -red) dan juga sudah disegel, tapi masih berani-beraninya mereka membuat acara peresmian segala...

“Jelas ini sebuah pelecehan terhadap Pemda Klaten. Kan sudah jelas, bahwa gereja ini dinyatakan ilegal (oleh Pemda Klaten -red) dan juga sudah disegel, tapi masih berani-beraninya mereka membuat acara peresmian segala,” kata Ustadz Joko Zakariya, Ketua DPC FPI Klaten kepada voa-islam.com pada Selasa (2/7/2013).

“Maka kita akan kawal Satpol PP robohkan tempat ini sebagaimana kejadian pembongkaran gereja liar beberapa waktu lalu di Weru Sukoharjo. Kalau Satpol PP gak berani, para laskar yang akan merobohkannya,” tegasnya.

Rencananya, GREGORIUS UTOMO atau Romo Tomo, pemilik gereja ilegal Griya Samadi akan meresmikan gereja ilegal tersebut dari tanggal 2 - 4 Juli 2013 dengan mengundang Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Purnomo Yusgiantoro.

Menteri beragama Kristen Katolik itu rencananya akan meresmikan gereja ilegal Griya Samadi pada tanggal 2 Juli di desa Rejoso. Tapi karena melihat kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan akibat demo besar-besaran warga muslim Rejoso dan gabungan elemen umat Islam Klaten, akhirnya dipindah ke gereja Maria Assumpta Semangkak Klaten Kota.

...Maka kita akan kawal Satpol PP robohkan tempat ini sebagaimana kejadian pembongkaran gereja liar beberapa waktu lalu di Weru Sukoharjo. Kalau Satpol PP gak berani, para laskar yang akan merobohkannya...

Namun, acara di gereja yang berada di sebelah barat alun-alun Kota Klaten itupun gagal total karena Menteri Katolik tidak jadi alias batal meresmikan gereja ilegal tersebut. Bahkan, belum sempat mencicipi makanan yang telah dihidangkan, Menhan minta ijin panitia untuk segera balik ke Jakarta.

Acara pagelaran wayang kulit yang sedianya berlangsung tanggal 4 Juli juga batal terlaksana di gereja ilegal Griya Samadi di dukuh Rejoso Rt. 02/Rw. 06 desa Rejoso kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten Jawa Tengah.

Meski pihak Kristen berinisiatif memindahkan acara ke gereja Ganjuran di Bantul DIY, tempat dimana Romo Tomo bertugas dan menetap (tinggal), tapi hal itu tidak terjadi karena pihak terkait di Bantul tidak memberikan ijin.

Sebelumnya diberitakan bahwa dalam Surat Kepala DPU Kabupaten Klaten tertanggal 18 Juni 2013 Nomor : 503 / 1472 / 17 tentang Pemberhentian Kegiatan Pembangunan, Pemda Klaten telah jelas menyatakan bahwasanya Griya Samadi melanggar hukum dan akhirnya disegel Satpol karena tidak ada IMB-nya.

Selain itu, Griya Samadi juga melanggar ketentuan Bab VII Pasal 56 Ayat ( 1 ) jo Bab X Pasal 60 Ayat ( 1 ) dan ( 2 ) Perda Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung yang menimbulkan gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. [Khalid Khalifah]


latestnews

View Full Version