View Full Version
Rabu, 14 Aug 2013

Habib Rizieq: Ingat, Republika Didirikan Umat Islam bukan Erick Thohir

JAKARTA (voa-islam.com) - Selain mengecam pemberitaan tendensius Republika terhadap FPI atas kasus bentrokan di Kendal dan Lamongan, Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Syihab mengingatkan bahwa dulu Republika didirkan oleh umat Islam.

Habib pun mempertanyakan, apakah Republika yang digadang-gadang merupakan media Islam, kini menjadi media liberal karena dipimpin Erick Thohir.

“Kalau mau turunkan berita tentang FPI, wajib  tabayyun dulu ke FPI, atau memang Republika sudah menjadi media liberal karena dipimpin Erick Tohir?” tegas Habib Rizieq Syihab melalui pesan singkat yang diterima redaksi voa-islam.com, Selasa (13/8/2013).

Habib Rizieq juga mengingatkan bahwa dahulu Republika didirikan dengan menggunakan uang umat Islam, bukan Erick Thohir.

“Ingat! Republika didirikan dengan uang umat bukan uang Erick Tohir!!! Harap disampaikan ke semua jajaran pimpinan Republika,” ungkapnya.

Selain itu, Habib Rizieq juga mengklarifikasi bahwa FPI tak terlibat dalam kasus bentrokan di Lamongan, sebagaimana pernyataan DPD FPI Jatim.

Pertama, bahwa sejak pelantikan pengurus baru DPD FPI Jatim dan DPW FPI Se-Jatim oleh DPP FPI pada tahun 2010 bahwasanya DPW FPI Lamongan tidak termasuk yang dilantik.

Kedua, bahwa DPW FPI Lamongan sejak tiga tahun lalu telah dibekukan oleh DPP FPI atas permintaan DPD FPI Jatim akibat tidak disiplin dan menganggap DPP FPI sebagai Thagut karena tunduk kepada hukum negara.

ketiga, bahwa peristiwa Lamongan adalah murni peristiwa bentrokan antara dua kelompok masyarakat yang tidak ada kaitan dengan FPI mana pun.

Republika, Erick Thohir dan Film “?”

Untuk diketahui, seperti dikutip situs Wikipedia, Republika awalnya adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat Islam, khususnya para wartawan profesional muda yang dipimpin oleh ex wartawan Tempo, Zaim Uchrowi yang telah menempuh berbagai langkah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.

Erick Thohir, pendiri Mahaka Group kemudian membeli Republika pada tahun 2001. Karena belum berpengalaman di bisnis media, ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos.

Grup Mahaka juga menguasai media umum seperti majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.

Selain itu, Erick Thohir ternyata pernah terlibat sebagai Produser Eksekutif  film liberal berjudul “?” (Tanda Tanya, red.). Erick Thohir juga merupakan pimpinan dari Mahaka Picture dan Mahaka Media yang menerbitkan Harian Republika.

Bukti Republika mensponsori film itu itu adalah dengan dimuatnya wawancara khusus Hanung Bramantyo sepanjang satu halaman penuh di harian ini, tepatnya hari Rabu, 6 April 2011 pada rubrik wawasan, dengan judul:  “Bukan Film Pluralisme atau Liberal”. Bahkan koran ini pula yang mengiklankan film “?”, dimana logo Republika terdapat di dalam deretan sponsor film tersebut.

Saat itu Front Pembela Islam (FPI) menyatroni Kantor Harian Republika di Jl.  Warung Buncit Raya No.37, Jakarta  pada Jum’at (15/4/2011), untuk menggugat Film tersebut. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version