View Full Version
Jum'at, 25 Oct 2013

Pelawak Qomar Kritik Kebijakan Jokowi yang Razia Topeng Monyet

JAKARTA (voa-islam.com) – Jokowi yang dielu-elukan sebagai pemimpin hebat, "super", dan akan mengubah kehidupan rakyat Jakarta, bahkan para fanatikusnya sudah menggadang-gadang menjadi Capres 2014 nanti, ternyata Jokowi tidak bermutu, dan hanya mampu menargetkan: "Jakarta Bebas Topeng Monyet 2014", bukan Jakarta :  "bebas banjir"?

Anehnya, Jokowi yang kemampuan kosa-katanya mirip Mega yang terbatas, sudah terlanjur dipuja-puji setinggi langit oleh para pendukungnya.

Sekarang, usai Jokowi memberikan sejumlah uang kepada pawang topeng monyet sebagai kompensasi atas kebijakannya, kritik muncul dari para anggota DPR, diantaranya Nurul Qomar dari Fraksi Partai Demokrat Nurul Qomar.

Qomar yang juga pelawak itu mengatakan, bila setiap monyet milik pengamen topeng monyet dijual, maka akan semakin banyak orang memelihara monyet yang akan menjualnya kepada Jokowi. Jokowi pun jadi seperti 'pengepul atau tukang tampung monyet'.

"Jangan dibeli monyetnya. Dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar.

Qomar, menyatakan tidak setuju dengan langkah Jokowi tersebut. Hal itu justru dapat melestarikan peternak monyet untuk tujuan dijual kepada pemerintah DKI Jakarta."Jangan dibeli monyetnya. Dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Qomar menjelaskan, seharusnya Pemda DKI membuat paguyuban atau wadah khusus bagi tukang topeng monyet agar terorganisir sehingga tidak beratraksi di sembarang tempat."Kalau penertiban ya diorganisir saja supaya tidak mengganggu di jalan-jalan. Sebaiknya ada tim khusus atau Jokowi bisa membuat paguyuban topeng monyet untuk menyatukan mereka," saran Qomar.

Qomar menjelaskan, organisasi atau paguyuban bagi tukang topeng monyet itu justru dapat mengatur tempat-tempat pertunjukan topeng monyet seperti di kawasan wisata maupun tempat hiburan lainnya. Hal ini juga untuk menjaga agar tradisi topeng monyet tidak hilang di masyarakat."Itu kan kekayaan kita, dan itu kan kesenian kita, kebudayaan. Sebaiknya, mereka dilokalisir atau ditempatkan di beberapa destinasi wisata," tandas Qomar.

Hal senada juga dikatakan Ramadhan Pohan, Wakil Sekjen Partai Demokrat. Ia secara tegas menilai, kebijakan Jokowi dalam mengalokasikan semua monyet milik tukang topeng monyet yang kerap beratraksi di pinggir jalan di seluruh wilayah Jakarta untuk dirawat di Taman Margasatwa Ragunan, sebagai kebijakan yang keliru.

Menurut Ramadhan, apa yang telah dilakukan Jokowi ini sama saja menghilangkan mata pencaharian rakyat kecil yang selama ini bergantung pada binatang primata tersebut."Biar bagaimanapun Jokowi bisa besar seperti saat ini juga karena dorongan dari masyarakat kelas bawah. Saya tidak habis pikir, apa pekerjaan yang nantinya akan dilakukan oleh pengamen topeng monyet jika monyet-monyet miliknya sudah dibeli oleh Jokowi," ujar Ramadhan Pohan.

Ramadhan menilai Jokowi berlebihan, karena kalau dengan cara itu topeng monyet akan punah, seolah-olah dia (topeng monyet) barang yang rusak. Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi I DPR ini menyarankan agar Jokowi dapat berpikir ulang untuk memindahkan topeng monyet itu. Misalnya, dengan membangun suatu tempat yang dikhususkan untuk pertunjukkan topeng monyet itu sendiri.

Tanggapan Jokowi

Menanggapi kritikan tersebut, Jokowi meluruskan, bahwa pemberian sejumlah uang sebesar Rp 1 juta bukan untuk membeli monyet-monyet tersebut, namun uang tersebut diberikan sebagai konpensasi karena monyet yang menjadi mata pencaharian mereka diambil.

"Sekarang kita itu tidak beli monyet, kita cuma memberikan kompensasi untuk mereka, para tukang topeng monyet itu, uang itu bisa mereka gunakan untuk alih usaha, bukan kita beli monyet," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Kamis, (24/10/2013).

Menurut Jokowi, para pengamen topeng monyet yang terjaring razia, bersedia monyetnya disita. Namun mereka ingin dapat membuka usaha sendiri. Pemberian uang, yang disebut Jokowi 'uang monyet' itu agar para pengamen topeng monyet mempunyai modal awal untuk merintis usaha baru.(desastian/dsb)


latestnews

View Full Version