View Full Version
Jum'at, 07 Mar 2014

Setan Bisu Demokrasi : Kondom Bekas Berserakan Di Gedung DPR RI

JAKARTA (voa-islam.com) - Wajah para sekretaris anggota DPR RI yang cantik-cantik dan seksi itu boleh memerah karena skandal seks antara anggota dewan dengan para sekretarisnya yang dilakukan secara kilat di toilet-toilet gedung DPR RI mulai tercium khalayak luas. Kebobrokan moral anggota dewan dan sekretarisnya dilakukan tanpa lagi malu-malu. Setelah lampiaskan napsu, seenaknya mereka buang begitu saja bekas bungkus pelindung (kondom) di tempat sampah toilet.

Bagi anggota dewan dan sekretarisnya, skandal seks di toilet DPR kelihatannya jauh lebih aman dan nyaman dibanding diluar sana yang resiko gegernya lebih besar. Bagaimana tidak akan menjadi geger. Kamera wartawan ada dimana-mana, sementara sebagai wakil rakyat, wajah mereka begitu mudah dikenali. Salah langkah sedikit saja bisa jadi konsumsi berita publik yang berakibat dipecat karena pelanggaran etika. Maka seks kilat di area gedung DPR menjadi pilihan paling aman.

Beberapa lokasi di area gedung DPR RI situasinya memang sepi, termasuk toilet-toilet dan ruang-ruang yang banyak kosong tidak terpakai. Situasi ini semakin mendukung aksi skandal mereka. Ketua DPR RI, Marzuki Ali, tidak menampik skandal ini. Tapi ia tak dapat berbuat banyak kecuali hanya meminta supaya tidak ada lagi kondom-kondom yang ditemukan di tempat sampah.

Sebuah media ibukota melansir pernyataan pengamat politik, Karel Susetyo, bahwa gedung DPR yang luas memang rawan asmara seks dan perselingkuhan, banyak ruang kosong yang sepi dan jarang terpantau orang.

“Gedung luas dan tempat sepi ini yang menjadi rawan. Ini kan masalah moral. Tentu harus dikembalikan ke parpol, biar parpol yang bertanggung jawab, kenapa bisa memilih caleg tidak bermoral”, tandas Susetyo.

Media itu juga melansir data dari Badan Kehormatan DPR yang banyak menampung laporan dan aduan perselingkuhan antar anggota dewan ataupun dengan sekretarisnya. Aduan itu dilaporkan mulai dari suami atau istri para anggota dewan. Bahkan ada juga yang datang dari pihak luar yang mengetahui skandal seks di area gedung DPR.

Skandal seks di lingkungan gedung DPR RI sudah bukan rahasia lagi. Petugas cleaning service yang bertugas di sana sudah bosan dengan penemuan kondom yang berserakan hampir di setiap sudut gedung. Bahkan seorang petugas cleaning service mengaku tidak sengaja pernah memergoki pasangan mesum di dalam toilet. Tapi, lima lembar uang seratus ribuan pun masuk ke sakunya, katanya sebagai uang tutup mulut.

Kasus perselingkuhan sesama staf anggota DPR pernah diungkap Ivan Fadilla terkait Venna Melinda, istrinya yang diyakini Ivan telah melakukan perselingkuhan dengan sesama anggota dewan. Dan karena sebab itu rumah tangga mereka akhirnya harus berpisah.

Kondom Bekas di DPR dan larangan pakai rok mini

Tahun 2012 silam Ketua DPR Marzuki Alie mengemukakan bahwa ia berharap tak ada lagi ditemukan sampah kondom bekas berserakan di lingkungan DPR.
 
Antara Kondom Bekas di DPR dan larangan pakai rok mini, keduanya memang dirasa memiliki keterkaitan yang pada akhirnya ketua DPR, Marzuki Ali pun angkat bicara mengenai hal ini. Fenomena kondom bekas yang berserakan di lingkungan DPR beberapa waktu yang lalu memang menjadi sebuah kasus yang cukup mencoreng nama DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Himbauannya ini dikemukakannya setelah beberapa waktu lalu terjadi fenomena kondom bekas ditemukan berserakan di lingkungan DPR. Kasus ini pun kemudian tercium oleh media dan menjadi bahan pemberitaan hangat yang kemudian pada akhirnya menjadi pergunjingan di masyarakat.
 
"Itu yang kita (harapkan) supaya tidak terjadi lagi. Itu yang dulu. Sekarang 'kan nggak," ujar Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
 
Sebelum menyampaikan harapannya itu, Marzuki memaparkan perlunya peraturan tata tertib pelarangan staf dan anggota DPR menggunakan pakaian seksi atau rok mini di lingkungan kerjanya. Alasannya sungguh klasik, cara berpakaian yang minim dan sexy tentunya mengundang mata lelaki untuk jelalatan, namun meskipun begitu, banyak diantara anggota dewan yang gemar berpakaian sexy menganggap hal seperti itu semestinya tak perlu diatur oleh DPR.
 
Angaran Maksi Prestasi Rok Mini?

“Berdasarkan hasil pembahasan dan sesuai tata tertib, BURT menyampaikan Rancangan Kegiatan dan Anggaran DPR RI Tahun 2015 sebesar Rp 3,9 triliun,” ujar Suminar di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (6/3).

Penyampaian rancangan kegiatan dan anggaran DPR 2015 itu disampaikannya di dalam rapat paripurna. Mulai besok, anggota DPR memasuki reses hingga satu bulan lebih.

Sementara Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang didapuk untuk memimpin sidang paripurna mengetok sebagai tanda bahwa anggaran Rp 3,9 triliun itu disetujui. Dibanding tahun 2014, rancangan anggaran dan kegiatan DPR tahun 2015 lebih besar atau meningkat.

“Naik sebesar 22 persen, DIPA tahun 2014 Rp 3,2 triliun,” kata Suminar.

Adapun rincian kegiatan dan anggaran DPR tahun 2015 adalah sebagai berikut:

a. Fungsi legislasi: Rp 518 miliar.

b. Fungsi anggaran: Rp 81 miliar.

c. Fungsi pengawasan: Rp 360 miliar.

d. Penguatan kelembagaan: Rp 1,9 triliun.

e. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lain: Rp 636,8 miliar.

f. Peningkatan sarana dan prasarana: Rp 442,9 miliar.

Setan Bisu Demokrasi, Tak Gubris Skandal Zina

Aktris sekaligus politisi perempuan Partai Golkar, Nurul Arifin menyesalkan sikap Ketua DPR Marzuki Alie yang mengungkap ada kondom berserakan di DPR. Seharusnya, benar atau tidak, lebih baik diselesaikan secara internal, tak usah diumumkan ke publik.

"Pak Marzuki Alie seperti membuka boroknya sendiri. Institusi DPR diobok-obok oleh ketuanya sendiri. Seharusnya, sebagai ketua DPR, alangkah lebih baik mengurus hal-hal yang substantif dengan ke-DPR-annya yang terkait wilayah legislasi, pengawasan dan anggaran," kecam Nurul Arifin, Rabu (7/3/2012).

Marzuki Alie disarankan, untuk tidak memposisikan dirinya seperti agen moralis yang mengurus hal yang menjadi wilayah ke-sekjen-an.

"Sesungguhnya saya tidak pernah mendengar soal itu (ada banyak bekas kondom) sebelum Pak Marzuki sendiri yang angkat isu ini. Benar atau tidaknya pun, saya tidak tahu. Dan jikapun benar adanya, ya saya kok tidak habis pikir, sempat-sempatnya mereka melakukan itu di tempat kerja dan institusi negara pula," katanya.

"Ampun deh. Walau bagaimanapun, ini adalah perkara internal yang sebaiknya penyelesaiannya ke dalam, bukan teriak-teriak minta perhatian publik," ujar Nurul Arifin menyesalkan. [naviast/rahmat/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version