View Full Version
Jum'at, 21 Mar 2014

Hasyim Muzadi : Tidak Yakin Jokowi Memiliki Visi Memimpin Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com) Pasti para pendukung Jokowi sudah ancang-ancang mempersiapkan tim ‘think-than’ buat Jokowi. Buat capres PDIP menghadapi gugatan, dan debat terbuka di telivisi nanti, tentang ‘visi dan misinya’ yang bakal dijalankan. Jokowi akan dilatih siang-malam, agar ketika berbicara di depan publik, pemirsa telivisi Indonesia, kelihatan fasih, dan siap menjadi presiden.

Sekarang, para ulama dan kiai serta cendikiawan muslim sedang menunggu Capres PDIP Jokowi memaparkan rencananya, jika menjadi presiden. Sementara itu, Mantan Ketua Umum PBNU Kyai Hasyim Muzadi mengatakan saat ini Indonesia sendiri sedang mengalami kegoncangan di berbagai sektor. Baik itu sektor ekonomi, keamanan, dari segi konflik agama, konflik kepentingan, demokrasi politik maupun lainnya.

Menurutnya para kyai dan ulama perlu mengetahui apa solusi Jokowi atas hal ini. "Kita juga ingin mendengar mau dibawa kemana Indonesia. Gak usah visi misi, tapi penanganan masalah, termasuk juga solusi untuk undang undang yang berpihak kepada asing. Itu mau digimanakan," katanya, Senin (18/3/2014).

Menurutnya, Jokowi perlu memaparkan hal tersebut kepada para ulama kiai dan cendekiawan. Sehingga para kiai ulama dan cendikiawan pun bisa mengerti bagaimana perbaikan yang akan dilakukan para calon presiden untuk negeri ini.

Nampaknya, mantan PB NU, KH.Hasyim Muzadi, tidak yakin dengan kapasitas Jokowi menangani masalah bangsa yang sangat komplek. Apalagi, Jokowi belum teruji kemampuannya. Jokowi baru sekelas 'walikota' dan belum nampak dengan jelas prestasinya, termasuk di DKI. Tapi, sudah melompat menjadi calon presiden.

"Kiai ini representasi umat yang ada di bawah. Sekarang ini masyarakat semua pada tidak tahu mau memilih calon legislatif yang mana, semuanya kabur. Begitu juga dengan memilih kepala negara, apalagi memilih kepala negara itu tidak sembarangan," katanya.

Hasyim mengatakan selama ini para ulama dan kiai tidak mengetahui itu secara lengkap soal politik dan persoalan negara.

"Ulama pesantren dan para cendikiawan punya kelebihan di dengar masyarakat, tapi mereka tidak  mempunyai informasi lengkap situasi kenegaraan secara utuh," paparnya. 

Mungkin bagi Jokowi mudah. Visi dan misihnya mengubah Indonesia, setahun pertama menjadi presiden, seperti yang sudah dijalankan di DKI,  melakukan lelang jabatan eselon I dan 2, di seluruh departemen.  Mengangkat pejabat dan tokoh-tokoh dari PDIP, dan kalangan konglomerat Cina, menjadi tulang punggungnya dibidang ekonomi.

Mengakomodasi kepetingan Singapura, sebagai pusat ‘Chinise oversease’, membuat tim ekonomi yang kuat, terdiri para konglomerat Cina, dan  meningkatkan kerjasama bilateral dengan Cina Daratan, guna mencapai kemakmuran?

Selanjutnya mengunjungi Gedung Putih, sowan dengan menyatakan ‘terima kasih’ atas dukungan Obama terhadap suksesnya memenangkan pemilihan presiden.

 Jokowi akan meminta kerjasama yang lebih erat, antara Jakarta – Washington, dibidang bilateral, dan akan mengundang investor konglomerat Yahudi ke Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,  menuju Indonesia yang maju. Ditunggu .. (afgh/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version