View Full Version
Jum'at, 21 Mar 2014

Prof Dr BJ Habibie Yakin MH370 Malaysia Airlines Meledak di atas Ketinggian 10 Km

JAKARTA (voa-islam.com) – Mantan presiden sekaligus ahli kedirgantaraan Indonesia, Prof Dr BJ Habibie Dpl Ing, pesawat Boeing 777-200ER berkode penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret 2013 meledak di udara di atas ketinggian 33.000 kaki dari permukaan laut alias 10 kilometer.

"Saya yakin pesawat yang dicari itu tidak akan ditemukan, karena pesawat terbang itu meledak berkeping-keping di atas ketinggian 10 kilometer," kata Habibie, di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (20/3/2014).

Dia memprediksi ledakan itu disebabkan kebocoran tanki bahan bakar yang ada di sayap pesawat. Namun, tambah dia, penyebab utama ledakan dapat diketahui dari kotam hitam (black box) pesawat tersebut.

"Saya tidak bisa katakan apakah disebabkan dari sayap atau mesin pesawat karena kasihan pada pihak yang membuat komponen tersebut," ujarnya.

Habibie memperkirakan pilot tidak sempat menyampaikan terjadinya ketidakberesan dalam pesawat tersebut karena dalam waktu singkat harus mencari lapangan terdekat untuk mendaratkan pesawat.

"Namun dia (pilot) baru melihat deteksi pada monitor lalu meledak. Mungkin karena itu, pilot tidak sempat mengontak dan tidak sempat melaporkan kondisi SOS," ujarnya.

Habibie menilai kalau spekulasi pesawat berubah arah kemungkinan besar pilot melihat pada "board glass" ada informasi mengenai sesuatu yang tidak beres di pesawat.

Namun, kata dia, apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat tersebut bisa diketahui dari kotak hitam, sehingga harus ditemukan terlebih dahulu.

Menurut Habibie, apabila analisanya benar yaitu meledak di udara maka keping pesawat akan terlempar ke berbagai arah.

"Apabila pesawat itu meledak di ketinggian 10 kilometer maka berkeping-keping dan terlempar tidak satu arah," katanya.

Pesawat Malaysia Airlines pada Sabtu (8/3) dikabarkan menghilang saat terbang dari Malaysia menuju Beijing, China. Dalam perkembangannya banyak spekulasi yang bermunculan.

Pemerintah Malaysia dalam perkembangannya meyakini pesawat tersebut dibajak dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Pemerintah Malaysia menilai ada tindakan sengaja dalam pesawat itu mematikan transponder.

Ada dua kemungkinan pesawat itu mengakhiri penerbangannya, pertama di koridor utara yaitu di wilayah Kazakhstan dan Turkmenistan. Kedua kemungkinan di koridor selatan yaitu sekitar perairan Samudra Hindia dan Indonesia. [PurWD/ant/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version