View Full Version
Ahad, 04 May 2014

Pribumi dan Betawi Akan Habis Dari DKI, Akibat Kebijakan Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) – Nasib kaum Pribumi dan Betawi akan habis dan tersingkir dari DKI Jakarta. Nasib kaum Pribumi dan Betawi mirip yang dialami kaum Melayu di Singapura, yang dihabisi oleh kebijakan pemerintah Singapura yang didominasi mayorita Cina. Melayu di Singapura tergerus dan punah dari negara Singapura. Hanya sebagian kecil yang masih bertahan di negera 'Singa' itu.

Sekarang di DKI Jakarta, Jokowi membuat kebijakan yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang dipicu oleh naiknya nilai jual objek pajak (NJOP), hingga mencapai 100 persen lebih, dan bakal membuat warga DKI Jakarta, khususnya kaum Pribumi dan Betawi, akan tersingkir dan habis dari Jakarta.

Tentu, akibat kebijakan ini, rata-rata kepemilikan tanah dan bangunan kaum Pribumi dan Betawai yang tidak lagi mampu membayar, akan pindah tangan, dan pasti dimiliki kalangan konglomerat Cina, yang sekarang ini menguasai jaringan pembangunan properti.

Menurut Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi dari Indonesia for Global Justice (IGJ), Kemendagri harus menegur Pemprov DKI Jakarta, karena menetapkan PBB, secara semena-mena. “Akibat kenaikan PBB, sebagian besar warga Jakarta bakal menderita. Bahkan, mereka dalam jangka waktu tertentu bisa habis tersingkir. Sama ketika etnis Melayu tersingkir di Singapura. Ini harus diwaspadai pemerintah pusat”, ungkap Salamuddin Daerng, Sabtu, 3/5/2014.

Salamuddin menambahkan mahalnya NJOP akan meningkatkan beban warga Jakarta beban warga Jakarta. Apalagi tarif dasar listrik (TDL) untuk industri menengah dan besar dinaikkna 1 Mei ini. Harga BBM pun akan dinaikkan pula tahun ini.

Kebijakan ini hanya berpotensi meningkatkan jumlah orang miskin di DKI Jakarta. Tetapi, juga akan mendorong sebagian besar warga Jakarta menjual tanah-tanah mereka, dan akhirnyaakan jatuh ke tangann para pengusaha properti, yang sebagian besar konglomerat Cina. Ini sama dengna penghapusan kaum Pribumi dan warga Betawi dari DKI Jakarta yang sudah tidak sanggup lagi membayar NJOP.

Kenaikan NJOP adalah sebuah strategi menyingkirkan dan pengusiran kaum Pribumi dan warga Betawi, serta orang-orang miskin dari DKI Jakarta.Nasib kaum Pribumi dan warga Betawi akan persis nasibnya seperti suku Aborigin di Australia yang tersingkir dari wilayah kehidupannya, dan di mana orang-orang Melayu juga telah tersingkir dari Singapura”, tambah Daeng.

Daeng menilai kebijakan kenaikan NJOP itu, merupakan upaya sistematis Jokowi dan Ahok yang tujuannya untuk mengalihkan properti rakyat ke tangan segilintir konglomerat Cina, atau kelompok yang ingin menguasai perekonomian ibukota negara ini.

Sungguh menaikkan NJOP sebesar 100 persen itu, sebagai langkah yang terang-terangan pengusiran dan penghancuran kaum pribumi. Bagaimana kalau mendjadi presiden Jokowi? Pasti Indonesia akan diserahkan kepada 'Asing dan A Seng'. (afgh/pk/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version