View Full Version
Jum'at, 22 Aug 2014

Solusi Cerdas Rizal Ramli Atasi Subsidi BBM

SIARAN PERS

Politik Anggaran di RAPBN 2015

Solusi Cerdas Rizal Ramli Atasi ‘Subsidi’ BBM

Pemerintahan baru diharapkan mau menyelesaikan masalah dengan cara cerdas. Khusus soal subsidi bahan bakar minyak (BBM), misalnya, ada sejumlah langkah cerdas yang bisa ditempuh untuk menyelematkan APBN tanpa harus menaikkan harga BBM yang pasti menambah berat beban rakyat.

“RAPBN 2105 memang sepi dari stimulus, apalagi terobosan. Pemerintah baru harus berani mengambil kebijakan terobosan. Jangan terlalu sibuk dengan hal-hal hilir. Soal upah buruh, subsidi listrik, dan bahan bakar minyak (BBM), misalnya, bisa diselesaikan dengan membenahi di sisi hulunya,” ujar ekonom senior Rizal Ramli pada diskusi bertema “Membedah RAPBN 2015” di Press Room DPR, Kamis (21/8).

Tentang subsidi BBM, Rizal Ramli melihat ada sejumlah solusi lain yang lebih cerdas ketimbang cuma menaikkan harga. Langkah itu antara lain, pertama, memberantas mafia migas yang telah merugikan negara minimal US$1 miliar tiap tahun. 

Kedua, membangun tiga kilang baru masing-masing berkapasitas 200.000 barel. Cara ini bisa menghemat biaya pengadaan BBM hingga 50%.  Ketiga, tambah Rizal Ramli, meningkatkan efisiensi produksi BBM dengan cara menekan cost recovery yang saat ini mencapai US$32 miliar/tahun.  Tidak masuk akal lifting turun 40% tapi cost recovery justru naik hingga 200%. Dengan menekan 20% cost recovery saja, berarti terjadi penghematan US$6,4 miliar/tahun atau setara dengan sekitar Rp72 triliun.

“Keempat, perbaiki iklim usaha di sektor migas, khususnya di bidang eksplorasi. Sudah banyak konsesi yang dibagi-bagi. Tapi sejauh ini relatif tidak tidak ada kegiatan eksplorasi baru. Hal ini disebabkan belum apa-apa pengusaha sudah dikenai pajak. Seharusnya, pajak baru diberlakukan jika menghasilkan minyak. Tidak mengherankan bila iklim bisnis migas di Indonesia termasuk yang paling buruk di dunia,” katanya.

Kelima, benahi birokrasi. Sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), BP Migas harus dibubarkan. Karena itu harus dibentuk badan baru yang transparan, efisien, dan bersih dari KKN. Keenam, dorong diversifikasi energi dari fosil ke sumber-sumber energi terbarukan. Antara lain gas, angin, hidro, geothermal, matahari, dan lainnya.

“Jika langkah-langkah terobosan itu dilakukan, saya yakin kita bisa banyak berhemat. Ditambah menghapus KKN dan inefisiensi di listrik, anggaran yang dihemat bisa mencapai Rp230 triliun. Kerjakan dulu pekerjaan rumah pemerintah, dong. Pemerintah jangan mau gampangnya saja. Setiap ada masalah di APBN, langsung menaikkan harganya. Cara-cara seperti itu hanya mengorbankan rakyat,” papar Rizal Ramli yang juga Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini. (*)

Jakarta, 21 Agustus 2014

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Edy Mulyadi, Staf Khusus DR Rizal Ramli


latestnews

View Full Version