View Full Version
Rabu, 27 Aug 2014

Relawan Jokowi Seperti Habis Manis Sepah Dibuang?

JAKARTA (voa-islam.com) - Seperti dalam pepatah 'habis manis sepah dibuang?'. Apakah nasib relawan Jokowi seperti itu. Artinya, sesudah usai pemiluk dan Jokowi menang, mereka tak lagi dibutuhkan. Sekalipun, Jokowi meminta relawan, terus menyertainya, mengawal pemerintahannya. Mungkin hanya basa-basi.

Sekarang mulai ada gejala tarik-menarik kepentingan diantara orang-orang di sekitar Jokowi. Mereka masing-masing merasa berjasa, dan memenangkan Jokowi. Mereka mulai cakar-cakaran.  Karena itu, mereka masing-masing tim mengklaim paling berjasa, dan ingin mendapatkan perhatian dari Mega atau Jokowi.

Hal ini, seperti terjadi di Rumah Transisi Jokowi-JK, yang belum berumur sebulan, polemik dan kontroversi dari tim ini sudah muncul. Dampaknya, legitimasi moral dan politik dari Rumah Transisi ini mulai memudar.

Legitimasi moral dan politik Rumah Transisi Jokowi-JK kini berada di persimpangan jalan. Alih-alih Rumah Transisi menyiapkan peralihan kekuasaan dari pemerintahan SBY-Boediono ke Jokowi-JK. Sebaliknya, rumah ini justru menjadi ajang konflik kepentingan, diantara para tim dan relawan Jokowi.

Konflik diantara orang-orang seputar Mega-Jokowi mulai tampak dari aksi para relawan Jokowi-JK yang mendatangi Rumah Transisi Jokowi-JK, karena merasa tidak puas, dan tidak sulit mendapatkan akses ke Jokowi, Senin (26/8/2014).

Boni Hargens yang dikenal sebagai pengamat politik itu, mewakili para relawan menuntut keterlibatan dalam Rumah Transisi. Keterlibatan yang dimaksud untuk bekerja bukan meminta jatah menteri. Boni menuding kerja Rumah Transisi terkesan tertutup dan eksklusif. "Mengapa Rumah Transisi bekerja secara eksklusif dan tertutup," kata Boni.

Menurut dia, keterlibatan para relawan dalam Rumah Transisi sebagai wujud mengawal pemerintahan yang partisipatif. Menurut dia, salah satu yang bisa dilakukan memberi masukan kepada presiden terpilih agar memilih menteri yang baik. "Dan tidak tersandera dari masa lalu. Para relawan ini pun akan menjamin maksud-maksud baik Jokowi," klaim Boni.

Aksi Boni dan kawan-kawan tentu membuka sisi lain Rumah Transisi yang dipimpin Rini Soemarno ini. Aksi Boni dan kawan-kawan ini membuka tabir yang selama ini masih pada level kasak-kusuk, menjadi terbuka.

Salah satu petinggi partai koalisi Jokowi-JK juga menginformasikan hal serupa tentang kondisi Rumah Transisi. Menurut dia, Rumah Transisi tak lagi memiliki legitimasi yang kuat. Menurut dia, pemicunya disebabkan keberadaan tokoh yang tidak dikehendaki oleh partai koalisi. "Ada tokoh yang tidak dikehendaki menjadi salah satu deputi Rumah Transisi," ujar politisi itu yang menolak disebut namanya.

Namun, anggota DPR RI itu juga mengungkapkan sisi lain dari aksi para relawan. Menurut dia, relawan yang selama ini getol mengkampanyekan deparpolisasi di sisi lain justru berambisi mengincar posisi menteri. "Para relawan itu kebelet menjadi menteri Jokowi," kata sumber itu.

Aksi Boni Hargens dan para relawan itu direspons oleh Jokowi-Jusuf Kalla. Jokowi menyebutkan banyak dari kalangan relawan yang ingin bergabung dengan dalam Rumah Transisi. Namun para relawan tersebut tidak memaksakan kehendak.

Sementara menurut JK, jika para relawan menuntut yang bermacam-macam maka tak lagi disebut sebagai relawan. Esensi relawan kata JK, bekerja sukarela. "Kalau menuntut macam-macam namanya bukan relawan," ujar JK.

Secara terpisah, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan sebaiknya partai politik pengusung Jokowi-JK dan para relawan melakukan sinergi untuk mengawal pemerintahan lima tahun mendatang.

"Kita punya kewajiban mengawal dan mendukung pemerintahan yang akan datang," sebut Puan di sela-sela sidang Paripurna DPR RI, Selasa (26/8/2014). 

Nampaknya, relawan perannya hanya sampai di pemilu belaka, sesudah Jokowi menang, maka lagu yang dinyanyikan 'Sayonara' atau 'goodbye' oleh Jokowi. Peran para relawan sudah lewat.

Paling-paling mereka hanya menjadi pasukan 'nasi bungkus', dan mendorong mobil mogok, sesudan mobilnya jalan, maka para pendorong itu, ditinggal.Walaupun, masih ada basa-basi oleh Jokowi kepada mereka. Biasa. (jj/dbs/voa-islam.com)

 

latestnews

View Full Version