View Full Version
Kamis, 05 Feb 2015

ANNAS: Masalah Syiah Bukanlah Persoalan Khilafiyah Melainkan Aqidah

JAKARTA (voa-islam.com) - Sejumlah ulama dari Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS) mendatangi Komisi VIII DPR RI, pada Rabu (04/02/2015). Mereka meminta DPR RI mendengar aspirasi masyarakat Muslim Indonesia yang resah akan keberadaan Syiah. 

Menurut salah satu anggota ANNAS, Ustadz Amin Djamaluddin, masalah Syiah bukanlah persoalan khilafiyah di dalam agama Islam, melainkan akidah.

"Syiah mengklaim diri, bagian dari umat Islam. Tapi, Syiah minta ke pemerintah, perlindungan sebagai minoritas di Indonesia. Bukankah Islam itu mayoritas? Jadi, kalau merasa bagian dari Islam, kenapa bilangnya minoritas?" ujar Ustadz Amin Djamaluddin, Rabu (04/02/2015) di Gedung DPR RI, Jakarta.

Anggota Dewan Syuro ANNAS lainnya, KH Cholil Ridwan mengatakan, Indonesia merupakan sasaran empuk karena sangat  mudah disusupi ideologi asing.

"Sangat berbahaya membiarkan Syiah tumbuh dan besar di Indonesia. Biarkanlah Iran damai dengan Syiah-nya, Indonesia  damai dengan Sunni-nya, jangan impor akidah Syiah ke Indonesia,"  kata KH Cholil seperti dilansir ROL, Rabu (04/02/2015).

Sementara Ketua Dewan Syuro ANNAS Habib Achmad bin Zein Al-Kaff mengatakan, kalau pejabat dan aparat negara tidak tegas terhadap Syiah maka beberapa tahun lagi apa yang terjadi di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, Pakistan, dan India bisa terjadi.

Akan terjadi konflik besar antara Sunni dengan  Syiah. Makanya pejabat dan aparat negara sebaiknya mencegah hal itu dengan bersikap tegas kepada Syiah. Indonesia, ujar Habib Achmad, merupakan  bumi ahli sunah.

"Walau  umat Islam  terpecah di berbagai organisasi seperti NU, Al Irsyad, Muhammadiyah, Mujahidin, namun ini semua  keluarga besar ahlul sunah wal jamaah," ujarnya di DPR RI.

Umat Islam, kata dia, sangat mencintai pemimpin Islam, istri-istri Nabi.

"Kami siap berkorban apa saja, harta, benda, dan  jiwa  demi mereka." tegasnya.

Kalau pemerintah tidak mewaspadai konflik Syiah-Islam maka dikhawatirkan  hal-hal tak diinginkan seperti  di Bondowoso, Pasuruan, Bangil,  Sampang bisa terjadi. "Jangan sampai terjadi Sampang-Sampang  lagi, makanya semua  aparat dan  pejabat harus  tegas pada Syiah," kata dia. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version