View Full Version
Selasa, 24 Mar 2015

Berita Soal ISIS di Indonesia Lebay dan Mencurigakan!

JAKARTA (voa-islam.com) - Sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia, mewabahnya berita soal Negara Islam Irak dan Syuriah (ISIS) belakangan ini justru menimbulkan kecurigaan dari berbagai kalangan. Apalagi, negara-negara tetangga juga tidak ada yang menghebohkan soal ini, kecuali mungkin Australia, mengingat keterlibatannya sebagai negara sekutu Amerika Serikat.

Karena itu, wajar jika anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah RI, AM Iqbal Parewangi, menilai maraknya isu ISIS ini hanya cara untuk mengalihkan isu politik.

“Kalau dibawa ke Indonesia, ISIS adalah upaya pengalihan isu di dalam karut-marut realitas yang terjadi di Indonesia,” kata Iqbal dalam diskusi “ISIS dan Upaya Deradikalisme” di Jakarta, Ahad kemarin (22/3).

Ia juga mempertanyakan respons berlebihan dari pemerintah saat menanggapi SMS berisi ancaman akan membunuh Presiden Jokowi dan Pelaksana Tugas Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Padahal, belum lama ini TNI dengan tentara Amerika Serikat telah melakukan kerja sama militer.

“Kenapa di Indonesia respons-nya berlebihan, dan paranoid atau lebay? Kita lihat beberapa saat lalu TNI dan tentara AS kerja sama latihan. Kita harus melihatnya secara keseluruhan,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar menyatakan maraknya isu ISIS digunakan untuk perburuk citra Islam di Indonesia. Al Chaidar menyatakan, isu terorisme terkait Islam adalah isu siap saji, bisa dimainkan kapan saja. Tujuannya: membuat citra Islam di Indonesia menjadi jelek.

“Ujung-ujungnya eksistensi umat Islam Indonesia terganggu karena isu ISIS,” ungkap Chaidar, Senin (23/3).

Dikhawatirkan, lanjut Chaidar, adanya isu ISIS membuat gerakan Islam di Indonesia menjadi mati. Orang pada akhirnya akan curiga pada gerakan Islam di Indonesia.

“Nantinya orang akan memandang semua organisasi Islam itu radikal,” tuturnya.

Beberapa waktu lalu, beberapa orang yang diduga terlibat ISIS di berbagai tempat di Indonesia ditangkap. Mereka yang ditangkap antara lain Koswara dan Furqon di Tambun, Bekasi, serta Amin Mude di Perumahan Legenda Wisata, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lalu Aprimul Hendri ditangkap di Petukangan, Jakarta Selatan, dan Tuah Febriwansyah bin Arif Hasruddin alias Fahri di Pamulang, Tangerang Selatan.

Pada Senin ini, Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, juga  menggelar sidang perdana terkait pemalsuan dokumen untuk penerbitan paspor terhadap, M Imran, yang diduga simpatisan ISIS. Imran ditangkap saat hendak terbang ke Turki dengan maskapai Qatar Airlines 959 transit Doha pada 27 Desember 2014 lalu, sekitar pukul 02.00 WIB. Penangkapan dilakukan oleh aparat Sub-Direktorat Jatanras Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Herry Heryawan.

Menurtu pihak kepolisian, Imran mengganti identitasnya dengan nama Abdul Jabar Rauf Sutarman. Istrinya menjadi Ratna Pratiwi Sulaiman, dan anak perempuannya Nabil Ayip Jabbar. Demi ke Suriah, Imran menjual rumah dan tanahnya. [Chris/Pur/pribumimews/voa-islam.com]

image: ilustrasi


latestnews

View Full Version