View Full Version
Selasa, 07 Jul 2015

Mengamuk, Pemuda Rohingya ini Akhirnya diruqyah

ACEH TIMUR (voa-islam.com) – Anda boleh tak percaya, tapi Tim Posko Kesehatan kamp pengungsi Rohingya di Bireun Bayeun, Aceh Timur ternyata tak melulu menghadapi penyakit medis. Kadang kala mereka juga menghadapi penyakit non-medis, hal itu diungkapkan wakil koordinator Posko Kesehatan, Jeni Hartati Ginting.

“Ada satu pengungsi yang diruqyah,” katanya. Salah seorang pengungsi bernama Muhammad Taher, lanjutnya, diarahkan untuk diruqyah karena berperilaku tidak sewajarnya, seperti sering tertawa sendiri, mengamuk, dan banyak melamun.

Pemuda tampan itu mulai berperilaku aneh, sejak perkenalannya dengan seorang perempuan Aceh yang berkunjung ke kamp. “Wanita itu sering membawakan hadiah dan sirih,” ujarnya.

Singkat cerita, lanjut Jeni, Taher menjalin kedekatan personal dengan perempuan bernama Ita tersebut. Mereka sering berhubungan lewat telepon genggam. “Udah i love you.. i love you-an gitu di HP,” cetusnya.

Nahas bagi Taher, petugas kamp merazia ponsel yang dimiliki para pengungsi. Warga Rohingya dinilai sudah terlalu bebas menggunakan ponsel di kamp karantina.

“Sejak HP nya diambil, Taher mulai banyak melamun. Bahkan ngamuk-ngamuk, sampai dipegangi 15 orang tidak sanggup,” papar Jeni.

Segala upaya dilakukan Jeni dan posko kesehatan untuk memulihkan Taher, mulai dari meminta bantuan relawan pria sampai dengan memanggil dukun dari desa sekitar, tapi tak ada hasil yang signifikan.

“Sama orang pintar, sembuh hari itu saja, besoknya kumat lagi,” katanya.
Hingga akhirnya, Jeni melapor kepada ketua Tim Hilal Ahmar Jakarta, Abu Ahmad. Taher akhirnya diarahkan untuk diruqyah, kemudian Abu Ahmad pun meruqyah Taher secara berkala. Saat diruqyah, Taher menampakkan gejala-gejala gangguan jin dengan amukan amarah.

“Setelah diruqyah, Taher sudah baikan. Tidak lagi melamun dan mengamuk, kalau ketemu saya dia nunduk malu Biasanya ketemu saya selalu menanyakan hape-nya yang disita,” tandas Jeni.

Jeni sendiri mengaku sudah meminta pengungsi untuk memberitahukan kepada dirinya bila wanita Aceh bernama Ita itu datang ke kamp. Akan tetapi, sejak peristiwa kesurupan Taher, wanita itu tidak pernah kembali ke kamp.

“Terapi ruqyah adalah salah satu layanan yang disediakan oleh Hilal Ahmar Jakarta bagi pengungsi Rohingya. Selain, bantuan medis dan makanan,” ungkap Abu Ahmad kepada Voa-islam.com. [hilalAhmar/adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version